Myers–Briggs Type IndicatorMyers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah psikotes yang dirancang untuk mengukur preferensi dasar murni psikologis seseorang dalam melihat dunia dan membuat keputusan.[1] Psikotes ini berisi pertanyaan tentang bagaimana perasaan atau tindakan yang biasanya dirasakan atau dilakukan dalam situasi tertentu.[2] Tes ini memberikan nilai biner 4 kategori: introversi atau ekstraversi (introversion/extraversion), penginderaan atau intuisi (sensing/intuition), pemikiran atau perasaan (thinking/feeling), dan menilai atau mengamati (judging/perceiving). Satu huruf dari setiap kategori digabungkan untuk memberikan hasil tes 4-huruf yang mewakili satu dari 16 jenis, seperti "INFP" atau "ESTJ".[3][4] MBTI dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs dan Isabel Briggs Myers pada 1940, yang terinspirasi oleh buku Jenis Psikologis oleh psikolog Swiss Carl Jung.[5][4] Isabel Myers tertarik pada konsep introversi dan ia menganggap dirinya sebagai "INFP". Namun, mereka merasa bahwa bukunya terlalu kompleks untuk masyarakat umum, dan oleh karena itu ia mencoba menata fungsi kognitif Jung untuk membuatnya lebih bisa diakses.[6] Anggapan akurasi hasil tes ini bergantung pada efek Barnum, sanjungan, dan bias konfirmasi, yang memicu peserta untuk mengidentifikasi diri dengan deskripsi yang agak diinginkan, tidak jelas, dan dapat diterapkan secara luas.[7] Sebagai indikator psikometrik, ada konflik mengenai validitas dan keandalan tesnya,[8][9][10][11] sementara tesnya ternyata mengukur kategori yang seharusnya dikotom yang tidak independen dan tidak komprehensif.[12][13][14][15] Sebagian besar studi yang mendukung validitas MBTI diproduksi oleh Center for Applications of Psychological Type, sebuah organisasi yang dijalankan oleh Yayasan Myers–Briggs, dan dipublikasikan dalam jurnal miliknya, Journal of Psychological Type (JPT), yang mengangkat pertanyaan independensi, bias, dan konflik kepentingan.[16] Hal ini menyebabkan sebagian peneliti mencapnya sebagai ilmu semu.[20] Walaupun ada kontroversi mengenai validitasnya, MBTI merupakan instrumen yang paling banyak digunakan[5] dan memiliki pengaruh luas sejak diadopsi oleh Educational Testing Service di Amerika Serikat pada 1962. Telah diperkirakan bahwa 50 juta orang telah melewati tes MBTI dan 10.000 bisnis, 2.500 kampus dan universitas, dan 200 badan pemerintah di Amerika Serikat menggunakan MBTI.[21] SejarahBriggs memulai penelitian dia mengenai kepribadian pada 1917. Setelah bertemu dengan calon menantu dia, ia mengamati perbedaan menonjol antara kepribadian calon menantunya dan anggota keluarga lain. Briggs memulai proyek yang melibatkan membaca biografi dan kemudian mengembangkan tipologi dimana ia mengusulkan 4 perangai: meditatif (atau penuh pertimbangan), spontan, eksekutif, dan sosial.[22][23] Setelah penerbitan terjemahan Inggris buku Carl Jung Jenis Psikologi (pertama diterbitkan dalam bahasa Jerman sebagai Psychologische Typen pada 1921), Briggs mengakui bahwa teori Jung menyerupai, namun jauh melampaui, teori dia.[24] 4 jenis Briggs nantinya diidentifikasi sebagai jenis yang sesuai dengan IXXX (Introvert: "meditatif"), EXXP (Ekstrovert & Pencari: "spontan"), EXTJ (Ekstrovert, Pemikir & Penghakim: "eksekutif"), dan EXFJ (Ekstrovert, Perasa & Penghakim: "sosial").[i][22][23] Penerbitan pertama dia adalah dua artikel yang menggambarkan teori Jung, di The New Republic, "Meet Yourself Using the Personality Paint Box"[n 1] (1926)[25] dan "Up From Barbarism" (1926).[n 2][26] Setelah meneliti karya Jung secara menyeluruh, Briggs dan anak perempuan dia memperluas ketertarikan mereka terhadap perilaku manusia menjadi upaya untuk membuat teori jenis psikologis dapat digunakan dalam dunia nyata.[4][22] Walaupun Myers lulus dari Swarthmore College di bidang ilmu politik pada 1919,[27] Myers dan Briggs tidak mendapatkan pendidikan formal keahlian psikologi, dan keduanya belajar bidang uji psikometri secara otodidak.[28] Karena itu, Myers magang pada Edward N. Hay (1891–1958), kepala personalia sebuah bank besar di Philadelphia. Dari Hay, Myers mempelajari metode tes konstruksi, penilaian, validasi, dan statistik secara dasar.[29] Briggs dan Myers mulai membuat indikator mereka selama Perang Dunia II (1939–1945)[4] dengan keyakinan bahwa pengetahuan preferensi kepribadian akan membantu wanita yang memasuki tenaga kerja industri untuk pertama kalinya untuk mengidentifikasi pekerjaan masa perang yang "paling nyaman dan efektif" untuk mereka.[28] Buku Briggs Myers Type Indicator Handbook,[n 3] yang diterbitkan pada 1944, diterbitkan kembali sebagai "Myers–Briggs Type Indicator" pada 1956.[30] Karya Myers menarik perhatian Henry Chauncey, kepala Educational Testing Service, sebuah organisasi asesmen pribadi. Di bawah naungan tersebut, "manual" MBTI pertama diterbitkan, pada 1962. MBTI menerima dukungan lebih lanjut dari Donald W. MacKinnon, kepala Institute of Personality and Social Research di Universitas California, Berkeley; W. Harold Grant, seorang professor dari Universitas Negeri Michigan dan Universitas Auburn; dan Mary H. McCaulley dari Universitas Florida. Penerbitan MBTI dialihkan ke Consulting Psychologists Press pada 1975, dan Center for Applications of Psychological Type didirikan sebagai laboratorium penelitian.[31] Setelah kematian Myers pada Mei 1980, Mary McCaulley memperbarui manual MBTI, dan edisi kedua diterbitkan pada 1985. Edisi ketiga muncul pada 1998.[32] Format and administrasiPada 1987, sistem penilaian lanjutan dikembangkan[33] untuk MBTI. Dari sini dikembangkan Type Differentiation Indicator (TDI),[n 4][34] yaitu sistem penilaian untuk MBTI yang lebih panjang, Form J,[35] yang mencakup 290 item yang ditulis oleh Myers yang telah melewati analisis item sebelumnya oleh dia. TDI memberikan 20 subskala (5 di bawah masing-masing dari 4 skala preferensi dikotomis), plus 7 subskala tambahan untuk faktor "kenyamanan-ketidaknyamanan" baru (yang mengikuti, walaupun tidak mengukur secara sempurna, faktor NEO-PI neurotisisme).[36][37] Skala faktor ini menandakan rasa kenyamanan dan keyakinan versus ketidaknyamanan dan kecemasan. Mereka juga memuat salah satu dari 4 jenis dimensi:[38]
Juga disertakan komposit dari hal tersebut yang dinamakan "strain". Ada juga skala untuk konsistensi jenis-skala dan konsistensi skala kenyamanan. Keandalan 23 dari 27 subskala TDI lebih dari 0.50, "hasil yang dapat diterima mengingat singkatnya subskala".[34] Pada 1989, sistem penilaian dikembangkan[butuh rujukan] untuk 20 subskala dari 4 dikotomi asli. Ini awalnya dikenal[butuh rujukan] sebagai "Form K" atau "Expanded Analysis Report".[39] Alat ini sekarang disebut MBTI Step II.[40] Form J atau TDI mencakup item (diperoleh dari karya Myers dan McCaulley sebelumnya) yang diperlukan untuk menilai yang akan dikenal sebagai Step III.[41] (MBTI Manual 1998 melaporkan bahwa kedua instrumen tersebut adalah satu dan sama[42]) Step III dikembangkan dalam proyek bersama yang melibatkan organisasi berikut: Myers–Briggs Company, penerbit semua karya MBTI; Center for Applications of Psychological Type (CAPT), yang menyimpan semua karya asli Myers dan McCaulley; dan MBTI Trust yang diketuai oleh Katharine dan Peter Myers. CAPT mengiklankan Step III sebagai langkah untuk pengembangan jenis dan penggunaan "persepsi dan penilaian" oleh para responden.[43] Konsep
MBTI didasarkan pada teori influensial jenis psikologis yang diajukan oleh psikiater Swiss Carl Jung pada 1921,[44] yang sebagian berdasar pada 4 elemen kosmologi klasik.[45] Jung berspekulasi bahwa orang mengalami dunia menggunakan 4 fungsi psikologis utama—sensasi (sensation), intuisi (intuition), perasaan (feeling), dan pemikiran (thinking)—dan bahwa salah satu dari 4 fungsi ini dominan pada seseorang, sebagian besar waktu. Dalam teori MBTI, keempat kategorinya adalah introversi/ekstraversi, penginderaan/intuisi (sensing/intuition), pemikiran/perasaan (thinking/feeling), dan penghakim/pengamat (judging/perceiving). Menurut MBTI, setiap orang dikatakan memiliki satu kualitas yang disukai dari setiap kategori, yang menghasilkan 16 jenis unik.[46] MBTI menitikberatkan nilai perbedaan alami.[47] "Asumsi mendasar dari MBTI adalah kita semua memiliki preferensi tertentu dalam cara kita menafsirkan pengalaman kita, dan preferensi tersebut menopang minat, kebutuhan, nilai, dan motivasi kita".[48] MBTI Manual menyatakan bahwa indikator ini "didesain untuk menerapkan sebuah teori; oleh karena itu, teorinya harus dipahami dulu untuk memahami MBTI".[49] Hal mendasar untuk MBTI adalah hipotesis jenis psikologis seperti yang sebelumnya dikembangkan oleh Carl Jung.[28] Jung mengusulkan adanya dua pasangan dikotomis dari fungsi kognitif:
Jung meyakini bahwa untuk setiap orang, setiap fungsi lebih sering diekspresikan dalam bentuk introvert atau ekstrovert.[50] Berdasarkan konsep asli Jung, Briggs dan Myers mengembangkan teori jenis psikologis mereka sendiri, yang dijelaskan di bawah, yang merupakan dasar MBTI. Menurut tulisan psikolog Hans Eysenck pada 1995, 16 jenis kepribadian yang digunakan dalam MBTI tidak lengkap, karena teori Jung menggunakan 32 jenis, 16 dari itu tidak dapat diukur melalui daftar pertanyaan. Menurut Eysenck, tidak semestinya Jung mengklaim bahwa skalanya mengukur konsep Jung secara akurat.[51] Baik model original Jung dan MBTI disederhanakan tetap hipotetis, tanpa adanya penelitian ilmiah terkontrol yang mendukung keduanya.[52] Perbedaan dengan JungJung tidak melihat preferensi jenis (seperti introversi dan ekstraversi) sebagai sesuatu yang dualistik, namun sebagai kecenderungan: keduanya merupakan bawaan manusia dan memiliki potensi untuk menyeimbangkan.[53] Teori tipologi Jung mendalilkan urutan 4 fungsi kognitif (pemikiran, perasaan, sensasi, dan intuisi), masing-masing memiliki satu dari dua kecenderungan (ekstraversi atau introversi), sehingga ada total 8 fungsi dominan. MBTI didasarkan pada 8 fungsi hipotesis tersebut, walaupun dengan beberapa perbedaan ekspresi dari model Jung. Sementara model Jung mengukur 3 dikotomi pertama, Myers dan Briggs menambahkan preferensi penghakim-persepsi.[54] Penambahan ide Myers dan Briggs pada pemikiran asli Jung yang paling terkenal adalah konsep mereka bahwa huruf ke-4 dari sesuatu jenis (J atau P) menandakan fungsi ekstrover yang paling disukai, yang merupakan fungsi dominan untuk jenis ekstrover dan fungsi pendukung untuk jenis introver.[55] Jung berhipotesis bahwa fungsi dominan beraksi sendiri dalam dunia yang diinginkan; di luar untuk orang ekstrovert dan di dalam untuk orang introvert. Ketiga fungsi yang tersisa tersebut, dia mengusulkan, beroperasi dengan orientasi berlawanan.[56] Namun, sebagian praktisi MBTI meragukan konsep ini sebagai kesalahan kategori dengan hampir tidak ada bukti empiris yang mendukungnya relatif dengan penemuan lain dengan bukti korelasi, tetapi sebagai sebuah teori, masih tetap menjadi bagian dari ekstrapolasi Myers dan Briggs dari teori mereka walaupun diabaikan.[57] Hipotesis Jung dapat diringkas sebagai: jika fungsi kognitif dominan introver, maka fungsi lain ekstrover dan sebaliknya. MBTI Manual merangkum karya Jung pada keseimbangan jenis psikologis seperti berikut: "Ada beberapa referensi dalam tulisan Jung ke 3 fungsi tersisa memiliki karakter sikap yang berlawanan. Contohnya, dalam tulisan tentang introvert yang dominan berpikir ... Jung berkomentar bahwa fungsi penyeimbang tersebut memiliki karakter ekstrover".[32] Menggunakan jenis INTP sebagai contoh, orientasinya menurut Jung seperti berikut:
Dinamika dan pengembangan jenisModel tipologis Jung menganggap jenis psikologis mirip dengan dominansi tangan kiri atau kanan: orang lahir dengan, atau mengembangkan, cara-cara tertentu yang lebih disukai untuk mengamati dan mengambil keputusan. MBTI menyortir sebagian perbedaan psikologis menjadi 4 pasangan berlawanan, atau "dikotomi", dengan hasil 16 jenis psikologis yang bisa didapatkan. Tidak ada jenis yang dianggap lebih "baik" atau "buruk"; namun, Briggs dan Myers berteori bahwa orang-orang secara naluri "lebih menyukai" satu kombinasi jenis.[58] Dengan cara yang sama seperti menulis dengan tangan kiri sulit untuk seseorang yang tidak kidal, jadi orang cenderung menemukan bahwa menggunakan preferensi psikologis yang berlawanan lebih sulit, walaupun mereka dapat menjadi lebih mapan (dan karena itu berperilaku fleksibel) dengan latihan dan pengembangan. Jenis-jenis MBTI biasanya disebut dengan singkatan 4 huruf – yang merupakan huruf awal masing-masing 4 preferensi jenis dalam bahasa Inggris (kecuali intuisi, yang menggunakan singkatan "N" untuk membedakannya dari introversi). Misalnya:
Singkatan tersebut berlaku pada semua 16 jenis. Interaksi dua, tiga, atau empat preferensi dikenal sebagai "dinamika jenis". Walaupun dinamika jenis mendapat sedikit atau nol dukungan empiris untuk mendukung kelayakannya sebagai teori ilmiah,[59][57] Myers dan Briggs menegaskan bahwa untuk masing-masing 16 jenis, satu fungsi menjadi paling dominan dan mungkin akan terlihat paling awal dalam kehidupan. Fungsi sekunder atau pendukung biasanya menjadi lebih jelas (berdiferensiasi) selama masa remaja dan memberikan keseimbangan pada fungsi dominan. Dalam perkembangan biasa, orang cenderung menjadi lebih lancar dengan fungsi ketiga, tersier selama tengah kehidupan, sementara fungsi keempat, inferior tetap menjadi fungsi yang paling sedikit dikembangkan secara sadar. Fungsi inferior sering dianggap lebih terkait dengan yang tidak sadar, dan paling tampak dalam situasi seperti stres tinggi (kadang-kadang dirujuk sebagai berada "dalam genggaman" fungsi inferior).[60] Namun, penggunaan dinamika jenis sedang diperdebatkan: dalam kesimpulan berbagai studi dinamika jenis, James H. Reynierse menulis, "Dinamika jenis memiliki masalah logika yang terus-menerus dan pada dasarnya didasarkan pada serangkaian kesalahan kategori; itu memberikan, sebaik-baiknya, penjelasan yang terbatas dan tidak lengkap mengenai fenomena terkait jenis"; dan "dinamika jenis bergantung pada bukti anekdotal, gagal dalam sebagian besar tes efektivitas, dan tidak sesuai dengan fakta empiris". Penelitian dia memberikan hasil yang jelas bahwa deskripsi dan cara kerja dinamika jenis tidak cocok dengan perilaku nyata orang. Dia menyarankan untuk menyingkirkan dinamika jenis, karena itu tidak membantu, tetapi malah menghalangi pemahaman tentang kepribadian. Urutan fungsi 1 ke 4 yang diasumsikan hanya terjadi pada 1 dari 540 hasil tes.[57] Empat dikotomi
4 pasangan preferensi atau "dikotomi" ditampilkan dalam tabel sebelah kanan. Istilah yang digunakan untuk setiap dikotomi memiliki arti teknis spesifik terkait MBTI, yang berbeda dengan penggunaannya sehari-hari. Contohnya, orang yang menyukai penilaian di atas persepsi tidak semestinya lebih "menghakimi" atau kurang "tanggap", atau bahwa instrumen MBTI mengukur bakat; itu hanya menandakan preferensi suatu hal di atas hal lain.[61] Seseorang yang melaporkan skor tinggi untuk ekstraversi daripada introversi tidak dapat digambarkan dengan tepat sebagai lebih ekstrover, mereka hanya memiliki preferensi yang jelas. Skor poin pada masing-masing dikotomi dapat cukup bervariasi dari orang ke orang lain, bahkan di antara orang dengan jenis yang sama. Tetapi, Isabel Myers menganggap arah preferensi (misalnya, E vs. I) lebih penting daripada seberapa kuat preferensinya (misalnya, sangat jelas vs. sedikit).[32] Ekspresi jenis psikologis seseorang lebih dari sekadar total 4 preferensi individual. Preferensi-preferensi berinteraksi melalui dinamika jenis dan pengembangan jenis. Sikap: ekstraversi/introversiLiteratur Myers–Briggs menggunakan istilah ekstraversi dan introversi sebagaimana Jung pertama menggunakannya. Secara harfiah, ekstraversi berarti beralih keluar, dan introversi berarti beralih kedalam.[62] Definisi khusus tersebut agak berbeda dari penggunaan umum kata-katanya. Ekstraversi adalah ejaan yang digunakan dalam publikasi MBTI. Preferensi ekstraversi dan introversi sering dipanggil "sikap". Briggs dan Myers mengakui bahwa setiap fungsi kognitif dapat beroperasi di dunia luar perilaku, tindakan, orang, dan benda ("sikap ekstrover") atau dunia dalam ide dan refleksi ("sikap introver"). Asesmen MBTI menentukan preferensi keseluruhan untuk satu atau yang lain. Orang yang menginginkan ekstraversi mendapatkan energi dari aksi: mereka cenderung bertindak, kemudian merenung, kemudian bertindak lanjut. Jika mereka tidak aktif, motivasi mereka cenderung menurun. Untuk meningkatkan energi mereka, ekstrovert membutuhkan istirahat dari waktu merenung. Sebaliknya, orang yang menginginkan introversi "menghabiskan" energi melalui aksi: mereka suka merenung, kemudian bertindak, kemudian merenung lagi. Untuk meningkatkan energinya, introvert membutuhkan waktu bersendirian, jauh dari aktivitas.[63] Aliran ekstrovert diarahkan ke luar kepada orang dan objek, sementara untuk introvert diarahkan ke dalam kepada konsep dan ide. Karakteristik yang kontras antara orang introvert dan ekstrovert antara lain:
Fungsi: penginderaan/intuisi dan pemikiran/perasaanJung mengidentifikasi dua pasangan fungsi psikologis:
Menurut model tipologi Jung, setiap orang lebih dominan dan mahir menggunakan salah satu dari 4 fungsi tersebut daripada 3 fungsi lain; namun, keempat fungsi digunakan pada waktu berbeda tergantung situasi. Karena setiap fungsi dapat terwujud sebagai sikap ekstrover atau introver, model Jung mencakup 8 kombinasi fungsi dan sikap, empat di antaranya sebagian besar sadar dan empat lainnya tidak sadar.[3] John Beebe membuat model yang menggabung ide pola dasar dan diri dialogis dengan fungsi-fungsi, setiap fungsi dipandang sebagai melakukan peran dari sebuah pola dasar dalam dialog internal.[65] Penginderaan dan intuisi adalah fungsi pengumpulan informasi (mengamati). Mereka menggambarkan bagaimana informasi baru dipahami dan ditafsirkan. Orang yang menyukai penginderaan cenderung lebih memercayai informasi yang konkret, nyata, dan ada saat ini: yaitu, informasi yang dapat dipahami oleh lima penginderaan. Mereka cenderung mencurigai firasat, yang tampaknya muncul "entah dari mana".[66] Mereka lebih suka mencari detail dan fakta. Untuk mereka, maknanya ada dalam data. Di sisi lain, orang yang menyukai intuisi cenderung memercayai informasi yang tidak terlalu bergantung pada indera, yang dapat dikaitkan dengan informasi lain (baik diingat atau ditemukan dengan mencari konteks atau pola yang lebih luas). Mereka mungkin lebih tertarik pada kesempatan masa depan. Untuk mereka, maknanya berada dalam teori dan prinsip mendasar yang dimanifestasikan dalam data.[3] Pemikiran dan perasaan adalah fungsi pengambilan keputusan (menilai). Fungsi berpikir dan merasa keduanya digunakan untuk membuat pilihan rasional, berdasarkan data yang didapatkan dari fungsi pengumpulan informasi (penginderaan atau intuisi). Orang yang menyukai pemikiran cenderung menentukan sesuatu dari pandangan yang lebih terpisah, menilai keputusan dari apa yang tampaknya masuk akal, logis, kausal, konsisten, dan cocok dengan seperangkat aturan yang diberikan. Orang yang menyukai perasaan cenderung mengambil keputusan dengan berasosiasi atau berempati dengan situasi, melihatnya "dari dalam" dan mempertimbangkan situasinya untuk mencapai, secara seimbang, keharmonisan, konsensus, dan kesesuaian terbesar, mempertimbangkan kebutuhan orang yang terlibat. Pemikir biasanya kesulitan berinteraksi dengan orang yang tidak konsisten atau logis, dan cenderung memberikan umpan balik yang sangat langsung kepada orang lain. Mereka mementingkan kebenaran dan menganggapnya lebih penting.[67] Seperti yang telah disebutkan, orang yang lebih suka memikir tidak selalu, dalam pengertian sehari-hari, "berpikir lebih baik" daripada orang yang lebih suka merasa, dalam pengertian umum; preferensi berlawanan dianggap cara yang sama rasionalnya dalam mengambil keputusan (dan, dalam hal apapun, asesmen MBTI adalah pengukuran preferensi, bukan kemampuan). Demikian pula, orang yang lebih suka perasaan tidak selalu memiliki reaksi emosional yang "lebih baik" daripada rekan mereka yang lebih suka pemikiran. Fungsi dominanMenurut Jung, manusia menggunakan semua 4 fungsi kognitif. Namun, satu fungsi biasanya digunakan secara lebih sadar dan percaya diri. Fungsi dominan ini didukung oleh fungsi sekunder (pendukung), dan (pada tingkat yang lebih rendah) fungsi tersier. Fungsi keempat dan paling tidak sadar selalu berlawanan dengan fungsi dominan. Myers memanggil fungsi inferior sebagai "bayangan".[68] Empat fungsi tersebut beroperasi bersama dengan sikap (ekstraversi dan introversi). Setiap fungsi digunakan secara ekstrover atau introver. Seseorang dengan fungsi dominan intuisi ekstrover, misalnya, menggunakan intuisi dengan cara yang sangat berbeda dibandingkan seseorang dengan fungsi dominan intuisi introver.[69] Preferensi gaya hidup: menilai/mengamatiMyers dan Briggs menambahkan dimensi baru ke model tipologis Jung dengan mengidentifikasi bahwa orang juga memiliki preferensi untuk menggunakan fungsi menilai (pemikiran atau perasaan) atau fungsi mengamati (penginderaan atau intuisi) ketika berhubungan dengan dunia luar (ekstraversi). Mereka berpendapat bahwa jenis dengan preferensi untuk menilai menunjukkan kepada dunia fungsi menilai yang mereka sukai (pemikiran atau perasaan). Orang yang menyukai persepsi menunjukkan kepada dunia fungsi mengamati yang mereka sukai (penginderaan atau intuisi). Menurut Myers,[70] jenis penilai ingin "menyelesaikan masalah", sementara jenis pengamat ingin "membiarkan pilihan terbuka". Jadi, jenis TJ cenderung terlihat logis dan jenis FJ terlihat berempati. Jenis SP cenderung tampak konkret dan jenis NP tampak abstrak. J atau P menandakan fungsi dominan untuk orang ekstrovert, sementara untuk orang introvert, J atau P menandakan fungsi pendukungnya. Orang introvert cenderung menampilkan fungsi dominan mereka ke dunia luar hanya dalam hal "penting untuk dunia dalam mereka".[71] Sebagai contoh, karena jenis ENTJ ekstrover, J menandakan bahwa fungsi dominan adalah fungsi menilai (pemikiran ekstrover), dan fungsi pendukungnya merupakan fungsi mengamati (intuisi introver). Fungsi tersiernya adalah penginderaan dan fungsi inferiornya adalah perasaan introver. Sebaliknya, karena jenis INTJ introver, J menandakan bahwa fungsi pendukung adalah fungsi menilai yang diinginkan (pemikiran ekstrover), dengan fungsi dominan berupa fungsi mengamati (intuisi introver). Fungsi tersier mereka adalah perasaan dan fungsi inferior mereka adalah penginderaan ekstrover.[72] Tipe kepribadianBerdasarkan dimensi dasar tersebut dihasilkan 16 tipe kepribadian manusia yang merupakan kombinasi dari 4 dimensi dasar tersebut. Kombinasi kepribadian MBTI ini adalah:[73]
KritikSecara psikometri, MBTI memiliki beberapa kekurangan yaitu tidak "sahih" (tidak mengukur yang seharusnya diketahui dari individu) dan tidak memiliki reliabilitas (hasil tes yang tidak konsisten, jika tes dilakukan berulang kali terhadap individu yang sama).[74][75][76] Selain itu, MBTI tidak bisa mengukur hal yang konsisten pada diri individu karena pada saat pengisian tes hal ini bergantung pada suasana hati individu.[77] Banyak dari penelitian yang mendukung MBTI mempunyai metodologi yang lemah dan tidak saintifik.[78] Catatan
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Myers-Briggs Type Indicator.
|