Museum Nasional Afganistan
34°28′03″N 69°07′12″E / 34.46750°N 69.12000°E Museum Nasional Afganistan (Persia: موزیم ملی افغانستان, Muzem-e milli-ye Afghanistan; bahasa Pashtun: د افغانستان ملی موزیم, De Afghanistan Milli Meauziam) atau juga dikenal sebagai Museum Kabul adalah bangunan dua lantai yang terletak 9 km sebelah barat daya dari pusat Kota Kabul di Afganistan. Pada tahun 2014, museum mengalami perluasan besar menurut standar internasional, dengan ukuran taman yang lebih luas agar pengunjung dapat leluasa bersantai dan berjalan-jalan.[1][2] Koleksi museum telah menjadi salah satu yang paling penting di Asia Tengah[3] dengan lebih dari 100.000 objek dari beberapa ribu tahun yang lalu. Dengan dimulainya perang sipil pada tahun 1992, museum dijarah beberapa kali sehingga mengakibatkan hilangnya 70% dari 100.000 objek yang dipamerkan.[4] Sejak tahun 2007, sejumlah organisasi internasional telah membantu memulihkan lebih dari 8.000 artefak, yang terbaru adalah patung batugamping dari Jerman.[5] Sekitar 843 artefak dikembalikan oleh Britania Raya pada tahun 2012, termasuk Gading Begram dari Abad Pertama yang termasyhur.[6] SejarahMuseum Nasional Afganistan dibangun pada tahun 1919 selama masa pemerintahan Raja Amanullah Khan.[7] Koleksi asli resmi dimulai pada tahun 1922, ketika pemerintah Prancis di Kabul menandatangani kesepakatan untuk kerjasama budaya dengan Raja Amanullah yang memberi mereka hak eksklusif untuk melakukan survei dan penggalian di Afganistan untuk jangka waktu 30 tahun.[8] Pada tahun 1973, seorang arsitek asal Denmark dipekerjakan untuk merancang gedung baru untuk museum, tapi rencana tersebut tidak pernah terlaksana akibat ketidakstabilan politik.[9] Koleksi museum telah menjadi salah satu yang paling penting di Asia Tengah[3] dengan lebih dari 100.000 objek dari ribuan tahun yang lalu. Setelah runtuhnya pemerintahan Presiden Najibullah dan selama awal perang saudara pada awal tahun 1990-an, museum dijarah beberapa kali sehingga mengakibatkan hilangnya 70% dari 100.000 objek yang sedang dipamerkan.[4] Pada tahun 1989, Emas Baktria telah dipindahkan ke sebuah lemari besi bawah tanah di Bank Sentral Afganistan.[4] Pada Maret 1994, museum yang saat itu telah digunakan sebagai pangkalan militer, disambar oleh serangan roket dan sebagian besar museum hancur. Kementerian Informasi dan Kebudayaan pada masa pemerintahan Presiden Rabbani memerintahkan 71 staf museum untuk mulai memindahkan persediaan artefak ke Hotel Kabul (sekarang Hotel Serena) untuk menyelamatkan mereka dari penembakan dan serangan roket lanjutan.[9] Pada September 1996, staf di museum menyelesaikan katalogisasi objek-objek yang tersisa.[3] Antara tahun 2003 hingga 2006, sekitar $350.000 dihabiskan untuk memperbaiki bangunan. Untungnya, banyak benda-benda paling berharga telah disegel dalam kotak logam dan dipindahkan untuk diselamatkan dan kemudian diinventarisasi pada tahun 2004.[10] Beberapa benda arkeologi ditemukan di brankas di Kabul,[11] sementara juga ditemukan sebuah koleksi di Swiss.[12] Sejak tahun 2007, UNESCO dan Interpol telah membantu memulihkan lebih dari 8.000 artefak, yang terbaru adalah patung batugamping dari Jerman[5] dan sebanyak 843 artefak dikembalikan oleh British Museum pada Juli 2012, termasuk Gading Begram dari Abad Pertama yang terkenal.[6] Pada tahun 2012, sebuah firma arsitektur dari Spanyol memenangkan kompetisi untuk desain baru Museum Nasional Afganistan.[1] Pekerjaan dimulai pada tahun 2013 dengan tujuan memperluas museum berdasarkan standar internasional, dengan ukuran taman yang lebih luas agar pengunjung dapat leluasa bersantai dan berjalan-jalan.[2] KoleksiBanyak benda berharga dari gading yang tersimpan di sana, seperti barang antik dari Kushan, pada awal masuknya Buddhisme dan Islam. Salah satu bagian yang paling terkenal di museum dan yang diketahui selamat dari periode bergolak pada 1990-an adalah Inskripsi Rabatak Raja Kanishka.[13] Material arkeologiMuseum Nasional Kabul telah menjadi repositori untuk banyak temuan arkeologis paling spektakuler di negara ini, termasuk lukisan dinding yang dicat dari Dilberjin; inskripsi, fragmen arsitektur, patung, benda logam, dan koin yang diselamatkan dari penggalian orang Prancis di Ai-Khanoum dan Surkh Kotal; koleksi spektakuler benda yang ditemukan di sebuah gudang pedagang di kota Bagram yang meliputi gading dari India, cermin dari Tiongkok, dan gelas dari Kekaisaran Romawi; kepala patung dari Hadda; patung Buddha dari Tepe Sardar dan lembaga monastik lainnya di Afganistan; serta sebuah koleksi besar seni Islam dari periode Ghazvanid dan Timurid yang ditemukan di Ghazni.[14] Koleksi NumismatikMuseum Nasional memiliki koleksi koin dalam jumlah besar, numimatis asal Austria Robert Göbl[15] melaporkan bahwa museum ini memiliki sekitar 30.000 objek. Tidak diketahui berapa banyak koleksi yang telah bertambah atau yang hilang selama terjadinya berbagai perang. Koleksi ini berisi sebagian besar material arkeologi yang berhasil dipulihkan di Afganistan. DAFA (Delegation Archaeologie Francais Afghanistan) mengumumkan sejumlah koin yang dibuat di kota Surkh Kotal. Beberapa koin yang ditemukan di penggalian Begram juga telah diumumkan.[16] Sebanyak 11.500 koin perak dan tembaga abad ke-4 SM hingga abad ke-3 M berhasil dikumpulkan dari timbunan Mir Zakah dan kini disimpan di museum.[17] Museum ini telah menunjuk seorang kurator untuk Numismatik, namun koleksi tetap tertutup untuk pelajar dan masyarakat umum.[18] Koleksi kelilingBagian penting tertentu dari koleksi, termasuk material dari Begram, Ai Khanum, Tepe Fullol, dan perhiasan emas dari semua enam galian pemakaman di Tillya Tepe telah mengikuti pameran keliling sejak tahun 2006. Mereka telah dipamerkan di Museum Guimet di Prancis, empat museum di Amerika Serikat, Museum Sejarah Kanada, Museum Bonn di Jerman, dan yang paling baru di British Museum. Mereka melanjutkan tur dan akhirnya akan kembali ke Museum Nasional.[19] Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Museum Nasional Afganistan.
|