Museum Kodam VI/MLWMuseum Kodam VI/MLW adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Letjen Suprapto Nomor 04, Baru Tengah, Balikpapan Barat, Balikpapan, Kalimantan Timur.[1] Museum kodam VI/MLW dijadikan sebagai salah satu warisan budaya oleh Pemerintah Indonesia. Kode pengelolaannya adalah MS000532.[2] Fungsi khusus dari museum ini adalah untuk menampilkan bukti-bukti perjuangan kemerdekaan Indonesia di wilayah Kalimantan.[1] Museum ini dibuka dari Senin sampai Jumat, dari jam 9.00 sampai 15.00 WITA. Namun, pada hari libur museum ini tetap dibuka dan tidak dipungut biaya.[3] SejarahPada awalnya museum ini bernama Museum Tanjungpura. Peresmian museum dilakukan pada tanggal 16 September 2008 oleh Pengdam VI/Tpr bernama Tono Suratman. Lokasi museum berada di dalam kawasan konservasi milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Kodam VI/Mulawarman menjadi pemilik sekaligus pengelola museum.[1] BangunanBangunan museum dahulunya adalah rumah yang pernah dihuni pejabat militer kolonial Belanda dengan tembok tebal.[4] Museum ini memiliki luas 38×55 meter dan terbagi menjadi 6 ruang[5] dan juga ruang audio visual yang menampilkan film dokumenter dan desain ruangan menyerupai persembunyian di tengah hutan agar suasananya terasa sama dengan aslinya ketika film dokumenter dimulai.[1] Di depan bangunan museum terdapat dua meriam yang merupakan saksi sejarah Perang Dunia II di Balikpapan. Kedua meriam ini berasal dari tahun 1942 dan merupakan peninggalan Inggris dan Australia. Selain itu, terdapat Museum Meriam Jepang yang berada di kawasan yang sama dan berada di puncak bukit. Museum ini hanya memiliki sebuah meriam peninggalan Kaigun, Angkatan Laut Jepang pada masa Perang Dunia II di Balikpapan.[5] KoleksiJenis koleksi museum terdiri dari benda sejarah, arkeologi, dan heraldika. Bentuk koleksi berupa persenjataan dan perlengkapan militer yang digunakan oleh prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat selama pertempuran mempertahankan kemerdekaan Indonesia di wilayah Kalimantan. Museum Kodam VI/MLW juga menampilkan benda yang berkaitan dengan sejarah Kota Balikpapan, foto Kota Balikpapan tempo dulu, serta peralatan kedokteran pada masa lalu.[1] Museum ini juga menyimpan koleksi miniatur aneka kapal dan pesawat milik TNI AL dan TNI AU.[5] Selain itu, museum ini juga mengoleksi alat komunukasi berupa radio SSB SR 206 buatan Amerika Serikat tahun 1965. Radio ini pernah digunakan dalam Siskomwil dan operasi penumpasan gerakan 30 September 1965 Partai Komunis Indonesia. Tidak hanya itu, ada juga Transmiter P 401 buatan Uni Soviet tahun 1959 yang digunakan untuk sistem komunikasi operasi dalam operasi penumpasan Pasukan Gerilya Rakyat Sarawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku) di Kalimantan Barat tahun 1962.[6] Selain alat komunikasi, juga ada alat musik tiup French Horn buatan Boosey dan Hawkes tahun 1964 yang dulunya digunakan dalam pertunjukan kirab irama dan konser musik klasik.[4] Koleksi lainnya adalah mandau dengan panjang 2 meter yang tadinya adalah milik Kepala Suku Dayak Kenyah dari Kalimantan Utara.[7] Akses dan lokasiLokasi museum berada di titik koordinat: 1°14’03.0” Lintang Selatan dan 116°49’04.1” Bujur Timur. Akses ke museum dapat dari Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan sejauh 15,2 kilometer. Bila melalui Terminal Batu Ampar, jarak tempuhnya mencapai 6,2 km. Sedangkan dari arah Pelabuhan Semayang jarak tempuhnya sejauh 7,8 km dan dari Pelabuhan Kampung Baru jarak tempuhnya sejauh 650 meter.[1] Jumlah pengunjung di museum ini pada tahun 2016 sebanyak 10 ribu orang, 2017 menjadi 12 ribu dan tahun 2018 menjadi 15 ribu pengunjung. Sebagian besar pengunjung merupakan anak-anak sekolah dan pengunjung tidak dipungut biaya.[5] Referensi
|