Mukim Labi
Mukim Labi adalah sebuah mukim di pedalaman Daerah Belait, Brunei Darussalam.[4] Luas wilayahnya 361,8 kilometer persegi (139,7 mil persegi);[2] Jumlah penduduknya 1.216 jiwa pada tahun 2016.[5] GeografiMukim ini terletak di bagian tengah dan barat daya distrik tersebut, berbatasan dengan Mukim Liang di utara, Mukim Bukit Sawat di timur laut, Mukim Sukang di timur, negara bagian Sarawak di selatan dan barat, serta Mukim Kuala Balai dan Mukim Seria di barat laut. Mukim ini dianggap sebagai bagian dari Ulu Belait ("Daerah Pedalaman Belait").[6] Mukim ini dinamai berdasarkan Kampung Labi, salah satu desa yang dicakupnya. Di kedua daerah ini juga terdapat banyak kebun buah lokal seperti durian yang dapat menjadi tambahan sumber penghidupan mereka selain berkebun dan bertani.[7] EtimologiCerita rakyat mengatakan bahwa sekitar 70 tahun yang lalu, seorang penduduk Tiongkok bernama Ah Lam menemukan seekor kura-kura air tawar di daerah tersebut dan memberinya nama Labi.[8][9] DemografiBerdasarkan sensus tahun 2016, jumlah penduduknya adalah 1.216 jiwa dengan 54,7% laki-laki dan 45,3% perempuan. Mukim tersebut memiliki 343 rumah tangga yang menempati 325 rumah. Seluruh penduduk tinggal di daerah pedesaan.[5] Penduduk kedua desa tersebut terdiri dari berbagai ras dan suku seperti Belait, Kedayan , Dusun, Iban dan Tionghoa serta menganut berbagai agama termasuk Islam, Kristen, Buddha dan lain-lain. SejarahSumur minyak pertama yang diketahui untuk eksplorasi di Brunei dibor tidak jauh dari ibu kota, Bandar Seri Begawan, pada tahun 1899. Enam perusahaan, termasuk Royal Dutch Shell, yang mulai beroperasi pada tahun 1913 setelah penemuan ladang Miri di Sarawak, Malaysia, terlibat dalam pencarian minyak. Pada tahun 1924, Royal Dutch Shell terus menyelidiki dan menemukan beberapa deposit minyak dan gas di Labi, semua bisnis lainnya telah pergi pada tahun 1918. Sebanyak 18 sumur minyak diselidiki selama waktu itu, tetapi penemuan itu terlalu kecil untuk dieksploitasi, sehingga Royal Dutch Shell meninggalkannya dan daerah itu kemudian diubah menjadi pemukiman.[10] Eksplorasi minyak dimulai pada tahun 1911 di Labi dan Bukit Puan, dipindahkan ke Daerah Tutong pada tahun 1923, dan akhirnya dipindahkan ke Seria, di mana minyak ditemukan pada tahun 1929. [11] AdministrasiPada tahun 2021, mukim meliputi desa-desa berikut:
Untuk tujuan administratif, desa-desa di atas diawasi oleh dua kepala desa (ketua kampung):[13]
EkonomiDi antara produk yang digarap warga Labi Mukim melalui Majelis Permusyawaratan Mukim/Majelis Permusyawaratan Desa (MPM/MPK) adalah membuat kerajinan tangan dan anyaman sebagai produk 1K1P dan juga sari bunga rosella. Mukim Labi juga terkenal dengan tanahnya yang subur dimana terdapat kebun sayur dan buah. Warga di mukim ini juga sebagian memelihara hewan ternak, seperti sapi, kerbau dan kambing, disamping tambak ikan air tawar.[14] InfrastrukturMasjidMasjid Kampung Labi adalah satu-satunya masjid di mukim tersebut. Masjid ini terletak sekitar 74 kilometer (46 mil) dari kota distrik Kuala Belait dan diresmikan pada tanggal 22 Juni 1979; masjid ini dapat menampung 200 jamaah.[15] CatatanReferensi
|