Morrigan
Morrigan (memiliki nama lain; Morrigu, Morrighan, atau Mor-rioghain) adalah salah satu dewi yang dipercayai oleh Bangsa Celtic sebagai dewi perang, takdir, dan kematian yang memiliki paras menyeramkan dan dapat mengubah wujudnya ke dalam berbagai bentuk yang diinginkan.[1][2][3] Ia dapat mengubah wujudnya menjadi seorang gadis rupawan, pemimpin pasukan, nenek tua, dan burung gagak maupun burung bangkai (hering).[4] Perwujudannya yang sering digambarkan adalah perubahan sebagai burung gagak hitam. Citra gagak hitam sering muncul dalam suatu peperangan yang mana ia terbang diatas medan perang sambil mengeluarkan lengkingannya dan mampu meramalkan hasil peperangan tersebut. Ia juga dipercaya sebagai pelindung terhadap ramalan, penyihir, ilmu hitam, karma dan nasib manusia.[1] Dalam cerita siklus ulster, ia direfleksikan sebagai seekor sapi dan serigala, yang bagi sebagian tempat, gambaran tersebut dikaitkan dengan kesuburan dan tanah. Bahkan para arkeolog di era modern melakukan hipotesis bahwa peperangan bukanlah aspek utama yang dikaitkan dengan Morrigan sebagai dewi Bangsa Celtic, melainkan hubungannya dengan simbol hewan ternak menampilkannya sebagai dewi kedaulatan.[2] SejarahAsal-usul Morrigan diyakini memiliki hubungan erat dengan khazanah budaya Bangsa Celtic. Kepercayaan mereka diyakini berdasarkan pada ritual, interpretasi gejala alam, mantra magis, dan penghindaran Dari kesialan. Namun para pakar mengalami kesulitan meneliti mengenainya karena Bangsa Celtic diketahui sangat sedikit meninggalkan bukti-bukti catatan sejarah mereka, serta hingga saat ini belum ditemukannya bukti arkeologis yang kuat untuk kultus Morrigan, sehingga kejelasan tentang asal muasal Morrigan masih samar.[5] Bangsa Celtic pada umumnya tidak menyimpan teks tertulis, melainkan lebih memilih melestarikan sejarah dan mitos lewat tradisi lisan. Kisah Morrigan dan dewa Irlandia lainnya dilestarikan melalui manuskrip yang ditulis oleh Bangsa Romawi berabad-abad setelah mereka mengekspansi dan mengkristenkan Bangsa Irlandia. Pembukuan oleh kaum gereja kemungkinan besar mengubah aspek dewa-dewi agar sesuai dengan ajaran agama baru mereka dan mengubah detail isi cerita yang menurut mereka menakutkan dan dianggap tidak penting. Disamping itu, catatan-catatan sejarah tersebut juga dibuat oleh orang-orang gereja setelah sebagian besar penyembahan dewa Celtic ditinggalkan.[5] Mitos dan patung beberapa dewa Celtic dapat ditemukan di seluruh Eropa, dan Morrigan diyakini terikat secara eksklusif dengan Irlandia. Adapun mengenai keberadaan dan kepopulerannya, bukti-bukti arkeologi menunjukkan ia berasal dari zaman tembaga sekitar tahun 3000 SM, berdasarkan prasasti yang ditemukan di Kepulauan Inggris, Perancis, dan Portugal.[6] Sementara sumber lain menyebutkan era Morrigan berlangsung dari sekitar tahun 1000 SM hingga 500 M, tergantung pada wilayahnya. Saat ini, istilah Celtic hampir identik dengan kawasan Irlandia, tetapi pada awalnya dunia Celtic mencakup seluruh wilayah yang saat ini menjadi Kepulauan Inggris, Semenanjung Iberia, Italia utara, Swiss, Prancis, Polandia selatan, hingga Turki tengah.[7] Prasasti Batu dengan pahatan tubuh bagian atas yang ditemukan di Castelu de Sauri, beberapa hanya dengan bagian dada dan kalung menjadi bukti pemujaannya oleh Bangsa Celtic kuno. Begitu juga menhir dan lempengan batu hasil penggalian menampilkan bagian mata dan paruh dari kepala burung gagak yang merupakan bentuk lain dari wujud Morrigan.[6] EtimologiBeberapa nama yang menyerupai Morrigan merujuk pada makna yang berbeda-beda. "Morrigan" dalam bahasa Irlandia kuno berarti "Ratu Mimpi Buruk". Sementara itu, "Mórrígan" dan "Mór-Ríoghain" memiliki arti "Ratu Agung". Interpretasi lain dari namanya ialah termasuk "Ratu Lautan", atau "Ratu dari Yang Terbunuh", dan “Ratu Hantu”.[8] Morrigan juga dapat merujuk pada gelar umum bagi kumpulan para dewi.[9] Morrigan selalu dikaitkan dengan beberapa nama: Anu, Danu, Nemain, dan Fea. Namun, nama-nama tersebut masih belum diketahui secara pasti merujuk ke Morrigan yang sama atau menggambarkan karakter yang berbeda lainnya.[10]
Tiga Dewi PerangDewi yang paling sering dikaitkan dengan Morrigan adalah Badb dan Macha, yang terkenal dengan julukan Morrigna.[13] Ketiganya terkenal karena kemurkaan mereka dalam peperangan yang mendesak para pejuang untuk bertarung. Dalam mitologi celtic, rangkap tiga seperti tiga saudara perempuan menandakan status dewi yang ditinggikan. Para saudara perempuan Morrigan sering kali merupakan kekuatan yang bersatu, tetapi mereka masing-masing memiliki kekuatan yang unik. BadbBadb [Bive], alias Bodb, berasal dari bahasa celtic Bodua, yang berarti "wanita yang bertarung." Badb menandakan kemarahan, kemurkaan, atau kekerasan dan digambarkan sebagai dewi sekaligus penyihir. Badb dikenal karena "bermulut merah," warna yang mungkin diasosiasikan oleh bangsa Celtic dengan kematian. Dia juga bisa tampil sebagai gagak melepuh atau gagak bangkai dan kadang-kadang disebut Badh Catha, "burung gagak pertempuran," karena Badb memicu kebingungan dalam ketentaraan dan bersenang-senang di antara yang terbunuh. Memiliki banyak nama pada seorang dewi Celtic mencerminkan kedekatan mereka dengan hubungan kemanusiaan. Badb adalah nama umum untuk dewi perang, gelar alternatif untuk tiga bersaudara, istilah untuk peri yang buruk, atau gelar dasar untuk karakter wanita yang menakutkan yang mengeluarkan ramalan azab. Melibatkan peringatan bahaya yang akan datang.[14] MachaMacha sering digambarkan dengan rambut merah, Macha adalah dewi rangkap tiga, kadang-kadang digambarkan sebagai satu entitas dengan tiga aspek: nabi, pejuang, ibu pemimpin. Dia mewakili kedaulatan dan kesuburan Irlandia, tentang dirinya dengan kesejahteraannya. kadang-kadang digambarkan sebagai "kemarahan yang membuat kerusuhan dan bersuka ria di antara yang terbunuh". Macha bisa menjadi pendendam jika dianiaya. Dalam beberapa mitos, kuda pahlawan disebut "Macha's Mare" atau "Horse of Macha," Dia memegang kekuasaan, dia digunakan secara brutal. Dia mengalami kematian berkali-kali, muncul kembali dalam mitos lain. Macha tampil sebagai ratu Irlandia, dengan gelar Macha Mong Ruad atau Macha Red-Mane. Dari ketiganya, Macha adalah yang paling berpengalaman dengan interaksi manusia dan sering dipanggil untuk menghadapi situasi yang tidak bersahabat, membantu memulihkan rasa kekuatan pribadi seseorang.[14] Morrigu (atau Morrigan)Morrigu atau Morrigan, dianggap sebagai ratu di antara para dewa, tinggal di sighi, istana peri di Tuatha Dé Danann. Dia dikenal karena memicu pertempuran, perselisihan, dan tindakan keberanian. Dia juga dikenal karena kebijaksanaan, kemurahan hati, dan kemampuan profetiknya. Dia memanggil raja ke dalam pertempuran, menyusun strategi dengan dewa, dan berdiri dengan yang terbunuh. Morrigu menawarkan ramalan yang tidak wajar, dikutuk ketika dihina, dan tidak menunjukkan belas kasihan kepada musuh-musuhnya. Dia juga terhubung dengan kekayaan dan kesuburan. Morrigu bisa tampil sebagai wanita cantik maupun buruk rupa, dan gagak hitam.[15] MitologiSalah satu kisah Morrigan yang paling terkenal adalah ketika ia bertemu dengan Cu chulainn dalam pertempuran membela Ulster dari pasukan Connaught, yang dipimpin oleh Ratu Maeve. Pertempuran ini berkecamuk selama berbulan-bulan dan telah menelan banyak korban jiwa. Di satu pihak, Cu chulainn mampu mengalahkan lawannya satu persatu seorang diri. Pada kesempatan inilah Morrigan menghampirinya dan berusaha merayu Cu chulainn dengan wujudnya sebagai perempuan anggun. Namun, Cu chulainn menolak Morrigan sehingga membuatnya sangat marah dan menggunakan kekuatan pengubah bentuknya untuk menjadi seekor belut yang menghalangi jalan Cu chulainn hingga ia tersandung saat melintasi fyord.[16] Morrigan kemudian berubah menjadi serigala setelah diserang oleh Cu chulainn dan mematahkan tulang rusuknya. Dalam wujud serigalanya ia mampu menggiring sekelompok hewan untuk menyerang Cu chulainn. Serangan tersebut dibalas Cu chulainn dengan tembakan ketapelnya yang tepat mengenai mata Morrigan. Ia kembali berubah menjadi seeokor sapi, namun dapat dilumpuhkan oleh Cu chulainn dengan menembak kakinya hingga Morrigan terpukul mundur.[8] Setelah memenangkan pertempuran, dalam perjalanan pulang Cu chulainn bertemu dengan seorang wanita tua yang sedang memerah susu sapi. yang tidak lain adalah Morrigan. Wanita tua tersebut buta pada satu matanya, tulang rusuk dan kakinya patah dengan luka-luka disekitar tubuhnya yang membuat Cu chulainn tidak mengenali wujud baru Morrigan. Ia menipunya dengan memberikan Cu chulainn tiga tegukan susu yang seketika membuat Morrigan menjadi sembuh dari luka yang dideritanya. Cu chulainn akhirnya mampu ditaklukkan dengan seluruh tubuhnya yang terluka parah, hingga menjelang kematiannya yang ditandai dengan Morrigan dalam wujud gagak hitam mendarat di bahunya.[8] Referensi
Daftar Pustaka
|