Moor Sri Lanka
Moor Sri Lanka (bahasa Tamil: இலங்கைச் சோனகர்; bahasa Sinhala: ලංකා යෝනක, translit. Lanka Yonaka; atau sebelumnya disebut Moor Sailan; atau dalam bahasa sehari-hari disebut Muslim Sri Lanka) adalah kelompok etnis minoritas di Sri Lanka yang meliputi 9,2% dari seluruh populasi negara.[1] Sebagian besar orang Moor Sri Lanka adalah penutur ibu bahasa Tamil[2][3][4] yang juga menjadikan bahasa Sinhala sebagai bahasa kedua.[5] Sesuai namanya, mereka beragama Islam.[6] Komunitas Muslim di Sri Lanka terbagi menjadi Moor Sri Lanka, Moor India, dan Melayu Sri Lanka sesuai sejarah dan kebiasaan mereka.[7] Orang Moor Sri Lanka memiliki asal-usul yang beragam di mana suatu teori mengatakan mereka sebagai keturunan pedagang Arab yang menetap di Sri Lanka pada sekitar abad ke-9, lalu menikah dengan wanita lokal.[8][9][10][11] EtimologiBangsa Portugis menyebut Muslim di India dan Sri Lanka sebagai Mouros, sebuah istilah yang terinspirasi dari Muslim Moor yang mereka jumpai di Semenanjung Iberia.[12] Istilah 'Moor' dipilih berdasarkan agama mereka, bukan berdasarkan asal-usul mereka.[13] Dalam bahasa Tamil, mereka disebut Sonakar dan dalam bahasa Sinhala mereka disebut Yonaka. Sebutan tersebut berasal dari kata Yona, suatu istilah yang mulanya digunakan untuk menyebut orang Yunani, tetapi dipakai juga untuk menyebut orang Arab dan orang-orang dari Asia Barat lainnya.[14][15] SejarahBanyak orang Moor Sri Lanka merupakan keturunan Marakkar, dan berbagi sejarah yang sama dengan orang Marakkar di Tamil Nadu dan Kerala. Hal itu tersebut dapat tercermin dari banyaknya orang Moor di Sri Lanka yang menyandang nama keluarga Marakkar (dan variasinya) dan melalui kesamaan bahasa dan budaya yang kuat antara mereka.[11] Hubungan yang kuat dengan komunitas Marakkar ini disebabkan pernikahan endogami. Kesamaan ini dinilai "sangat besar" oleh M. M. M. Mahroof.[11] Beberapa sarjana berpandangan bahwa orang Moor Sri Lanka merupakan keturunan dari Marakkar, Mappila, Memon, Lebbe, Rowther dan Pathan dari India Selatan.[16] Cendekiawan Moor Sri Lanka Dr. Ameer Ali dalam ringkasannya tentang sejarah asal-usul Moor Sri Lanka menyatakan sebagai berikut:
Sejarawan Patrick Peebles menyatakan pada akhir abad ke-19 Muslim Sri Lanka mencakup sekitar 6-7 persen dari populasi, dan bahwa "mayoritas Muslim berasal dari India Selatan dan berbicara bahasa Tamil."[18] Pandangan lain menunjukkan bahwa para pedagang Arab mengadopsi bahasa Sinhala dan Tamil setelah menetap di Sri Lanka.[11] Pandangan ini mengklaim bahwa ciri orang Moor Sri Lanka berbeda dengan ciri orang Tamil. Praktik kebudayaan orang Moor juga sangat berbeda dengan komunitas lain di pulau itu, tetapi berbagi banyak kesamaan dengan Muslim Tamil di Tamil Nadu.[19] Dengan demikian, sebagian besar sarjana menggolongkan orang Moor dan Tamil Sri Lanka sebagai dua kelompok etnis yang berbeda tetapi berbicara bahasa yang sama.[11] Pandangan ini pada umumnya dipegang oleh suku Sinhala yang lebih menyukai suku Moor, serta pemerintah Sri Lanka, yang mencantumkan Moor sebagai suku bangsa yang terpisah.[13] Abad pertengahanOrang Moor Sri Lanka bersama dengan orang Mukkuvar mendominasi perdagangan mutiara di Sri Lanka selama abad pertengahan.[20] Aliansi dan perkawinan antara kedua komunitas terjadi pada periode ini.[21] Mereka juga berhubungan erat dengan komunitas Muslim lain di India Selatan melalui perdagangan di pesisir.[22] Bangsa Moor memiliki pengadilan sendiri untuk menyelesaikan perselisihan mereka. Setelah kedatangan penjajah Portugis pada abad ke-16, populasi Moor yang lebih besar diusir dari kota-kota seperti Kolombo, yang merupakan kota yang didominasi orang Moor pada waktu itu. Orang-orang Moor pindah ke timur dan menetap di sana berkat undangan Kerajaan Kandy.[22] Robert Knox, seorang kapten laut Inggris abad ke-17, mencatat bahwa Raja Kandy membangun masjid untuk orang Moor.[23] Dahulu, Sri Lanka merupakan negara yang ekonominya bergantung pada sektor pertanian, dan perdagangan internasional sangat minim pada waktu itu. Kedatangan dan menetapnya para pedagang Muslim di pesisir pulau itu memulai perdagangan antarbangsa dan membantu membuka potensi ekonomi negara.[24] Perang Saudara Sri LankaPerang Saudara Sri Lanka adalah konflik selama 26 tahun yang terjadi di Sri Lanka antara pemerintah dengan organisasi militan Pembebasan Macan Tamil Eelam (PMTE, juga dikenal sebagai Macan Tamil). PMTE mencoba menciptakan negara Tamil yang merdeka bernama Tamil Eelam di timur laut negara itu.[25] Sejak 1888, atas prakarsa Ponnambalam Ramanathan, orang-orang Tamil di Sri Lanka melancarkan kampanye untuk menggolongkan orang-orang Moor Sri Lanka yang menuturkan bahasa Tamil sebagai orang Tamil, dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah populasi Tamil.[26] Pandangan mereka menyatakan bahwa mayoritas orang Moor Sri Lanka adalah orang Tamil yang masuk Islam. Klaim bahwa orang Moor adalah keturunan Arab mungkin berlaku bagi beberapa keluarga, tetapi tidak untuk sebagian besar lainnya.[13] Menurut beberapa nasionalis Tamil, konsep keturunan Arab di antara orang-orang Moor yang berbahasa Tamil diciptakan hanya untuk mengaburkan identitas Tamil dari komunitas mereka.[13][27][28] Pengusiran warga Muslim dari Provinsi Utara merupakan kejadian pembersihan etnis[29][30] yang dilakukan oleh organisasi separatis Macan Tamil pada Oktober 1990. PMTE memindahkan secara paksa Muslim dari Provinsi Utara dengan todongan senjata lalu merampas harta mereka.[31] Pengusiran ini dilakukan sebagai aksi balas dendam atas kekejaman yang dilakukan terhadap orang Tamil di Provinsi Timur oleh umat Muslim, yang dilihat oleh PMTE sebagai kolaborator Angkatan Darat Sri Lanka.[32] Pengusiran paksa oleh PMTE masih membawa kenangan pahit di kalangan Muslim Sri Lanka. Pada tahun 2002, pemimpin militan Vellupillai Prabhakaran secara resmi meminta maaf atas pengusiran umat Muslim dari Provinsi Utara.[33][34] MasyarakatDemografi
BahasaOrang Moor dapat berbicara bahasa Tamil, Sinhala, atau Inggris tergantung di mana mereka tinggal. Dalam Sensus 2012, 58,7% atau 862,397 Moor Sri Lanka mampu menuturkan bahasa Sinhala dan 30,4% atau 446.146 orang Moor bisa berbahasa Inggris.[35] Bahasa Tamil yang digunakan orang Moor mendapat sentuhan dari bahasa Arab.[6] Bahasa Tamil Muslim Sri LankaBahasa Tamil adalah bahasa yang digunakan sebagai sarana komunikasi oleh komunitas Muslim di Sri Lanka, yakni para pedagang Arab yang menetap di pulau itu sejak berabad-abad yang lalu.[36] Selain itu, terjadi pula perkawinan campur antara mereka dengan penduduk setempat.[11] Akibatnya, bahasa Tamil menjadi bahasa utama yang digunakan oleh umat Islam di Sri Lanka. Khotbah keagamaan disampaikan dalam bahasa Tamil bahkan di daerah-daerah di mana bahasa Tamil bukan merupakan bahasa mayoritas. Tradisi sastra Islam Tamil telah berlangsung selama seribu tahun.[37] Dialek Tamil yang digunakan oleh Muslim di Sri Lanka dikenal sebagai Tamil Muslim Sri Lanka (TMSL). TMSL memiliki perbedaan fonologis, morfologis dan leksikal dengan varietas bahasa Tamil lainnya karena telah dipengaruhi oleh bahasa Arab.[36] Karena itu, banyak kata-kata pinjaman dari bahasa Persia dan Arab dalam dialek TMSL. Perbedaan antara TMSL dengan bahasa TSL memunculkan identitas agama dan budaya yang berbeda antara Moor dengan Tamil Sri Lanka.[36] BudayaOrang Moor di Sri Lanka memiliki budaya yang dipengaruhi oleh ajaran Islam, di mana banyak kebiasaan dan tradisi yang sesuai dengan hukum Islam. Sambil melestarikan adat leluhur mereka, orang Moor juga mempraktikkan berbagai adat asli Asia Selatan.[38] Penerapan adat Tamil dan Sinhala seperti mengenakan thaali atau makan kiiribath, dan kebiasaan Arab seperti makan bersama menggunakan piring besar yang disebut 'sahn' dan mengenakan topi fes ala Afrika Utara selama upacara pernikahan memberi kesimpulan bahwa kebudayaan Moor Sri Lanka merupakan kombinasi budaya Sinhala, Tamil, dan Arab.[37][13] Referensi
|