Mohamad Sohibul Iman
H. Mohamad Sohibul Iman, B.Eng., M.Sc., Ph.D. (lahir 5 Oktober 1965) adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Presiden Partai Keadilan Sejahtera sejak 10 Agustus 2015[1][2] hingga 5 Oktober 2020. Sohibul adalah Wakil Ketua DPR RI periode 2013-2014, menggantikan Anis Matta yang mengundurkan diri lantaran menjadi Presiden PKS menggantikan Luthfi Hasan Ishaaq.[3][4] Ia meraih gelar S2 sampai S3 di Jepang, walaupun Ia sempat berkuliah di Institut Pertanian Bogor. Ia pernah terlibat di banyak organisasi, diantaranya ISTECS (Institute for Science and Technology Studies), YPNF (Yayasan Pendidikan Nurul Fikri), HSF (Hokuriku Scientific Forum), MITI (Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia), YIT (Yayasan Inovasi Teknologi). Sejak 2005, Sohibul mendapat mandat sebagai Ketua DPP PKS Bidang Ekuintek (Ekonomi, Keuangan, Industri, dan Teknologi).[5] Kehidupan awal dan pendidikanSohibul Iman lahir di Tasikmalaya pada tanggal 5 Oktober 1965. Ia merupakan putra dari Djojo Sutedjo dan Iloh Halimah.[6] Kakak kandungnya bernama Oded Mohamad Danial, Wali Kota Bandung periode 2018–2021, serta Dede Muhamad Muharam, Anggota DPRD Kota Tasikmalaya 2009–2014 dan 2019–2024.[7] Ia mengenyam pendidikan di SD Negeri Jajaway Tasikmalaya (1979), SMP Negeri 1 Tasikmalaya (1982), dan SMA Negeri 2 Tasikmalaya (1985). Ia kuliah di Institut Pertanian Bogor selama tiga semester hingga ia menerima beasiswa dari Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) dan pindah ke Universitas Waseda, Jepang, di mana ia memperoleh gelar Sarjana Teknik pada 1992, kemudian Magister Teknik dari Takushoku University pada 1994, dan gelar PhD dari Sekolah Pascasarjana Pengetahuan Sains di Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST) pada 2004.[8][9] KarierSetelah pulang dari Jepang, Sohibul Iman langsung mulai bekerja sebagai peneliti di BAKOSURTANAL sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sesuai kontrak perjanjian dari beasiswa. Selain itu, dia juga bekerja sebagai peneliti di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta mengajar di beberapa perguruan tinggi.[8] Pada tahun 1998, Sohibul Iman bergabung dengan Partai Keadilan dan menjadi Ketua Departemen IPTEK-LH DPP PKS.[10] Pada saat itu, ada ketentuan yang melarang PNS untuk terlibat dalam kepengurusan partai politik. Oleh karena itu, Iman memilih untuk melanjutkan karirnya sebagai peneliti di BPPT, sementara ia berhasil mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi S3 di Jepang.[8] Pada bulan Mei 2004, setelah menyelesaikan gelar Ph.D., Sohibul Iman kembali ke Indonesia dan kembali bekerja sebagai peneliti di BPPT. Selama kariernya, ia dua kali mendapat tawaran untuk mengelola Universitas Paramadina yang dimiliki oleh Nurcholish Madjid (Cak Nur). Ia menolak tawaran pertama, tetapi akhirnya menerima tawaran kedua dengan antusiasme. Setelah Cak Nur meninggal dunia, pada 2006 Iman dipercaya untuk menjadi penjabat rektor Universitas Paramadina.[11] Pada saat itu, Sohibul Iman memutuskan untuk meninggalkan posisinya di BPPT dan sebagai PNS untuk sepenuhnya fokus pada dedikasinya di kampus. Keputusan Iman untuk tidak lagi menjadi PNS disambut baik oleh rekan-rekannya di PKS. Akhirnya, Iman diajak kembali untuk bergabung kembali dengan PKS.[8] Pada tahun 2005, Sohibul Iman menjadi Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi, Keuangan, Industri, dan Teknologi partai tersebut, posisi yang dipegangnya hingga tahun 2010.[12] Terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada tahun 2009, menjadi anggota Badan Akuntabilitas Keuangan Negara Dewan Perwakilan Rakyat pada tahun 2010 dan 12 Februari 2013, menjadi Wakil Ketua Dewan setelah Anis Matta dipromosikan, menggantikan Luthfi Hasan Ishaaq yang terpidana korupsi. Di Majelis Permusyawaratan Rakyat, ia merupakan salah satu dari 35 anggota tim Sosialisasi Nasional Empat Pilar. Dia terpilih kembali menjadi anggota dewan untuk periode 2014-2019, tetapi dia mengundurkan diri pada tahun 2017.[13] Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Sohibul Iman.
Referensi
|