Mogok kerja penambang Britania Raya 1984–95Mogok kerja penambang Britania Raya 1984-85 merupakan salah satu peristiwa mogok kerja yang dilakukan serikat pekerja tambang batu bara di Britania Raya (terutama di daerah Yorkshire) pada pertengahan dekade 1980-an (antara tahun 1984 dan 1985). Tindakan ini dilakukan untuk mencegah penutupan tambang batu bara sebagai akibat dari privatisasi tambang batu bara yang dilakukan oleh Margaret Thatcher. Tindakan ini dilakukan oleh Ketua Serikat Pekerja Penambang (National Union of Mineworkers (NUM)) Arthur Scargill sebagai perlawanan terhadap agen pemerintah, National Coal Board (NCB), yang berada di bawah Pemerintahan Partai Konservatif Margaret Thatcher di mana Thatcher menyebut Arthur Scargill sebagai "musuh dari dalam" (The Enemy Within).[1][2][3] Aksi yang sesungguhnya dimulai pada 6 Maret 1984 di Yorkshire kemudian meluas ke seluruh Britania Raya terutama pada 81 titik pertambangan dari 163 tambang batubara yang dimiliki Britania Raya per 12 Maret 1984.[3] Tuntutan yang disampaikan tidak hanya memprotes penutupan sepihak tetapi juga perbaikan upah serta kondisi kesehatan dan keselamatan kerja.[4] Puncak dari seluruh aksi ini terjadi pada 12 Maret 1984 di mana Arthur Scargill mengajak seluruh pekerja tambang batubara melancarkan mogok bekerja secara massal.[5] Mogok massal ini berlangsung hingga setahun kemudian (4 Maret 1985).[6] Aksi mogok dan demonstrasi ini merupakan salah satu aksi terbesar di Britania Raya sejak 1926. Dampak dari aksi protes yang berkepanjangan ini adalah penutupan banyak tambang batubara di berbagai wilayah Britania Raya yang menghasilkan senjakala industri tambang batubara di Britania Raya.[3][5] Selain itu, aksi mogok massal yang dimulai oleh Arthur Scargill telah mengakibatkan hilangnya 26.1 juta jam kerja produktif terutama di area pertambangan batubara.[6] Latar BelakangTambang batubara sendiri telah dinasionalisasi menjadi aset negara di bawah pemerintahan Clement Attlee. Sayangnya, seperti kebanyakan negara-negara Uni Eropa, industri batubara banyak ditopang oleh subsidi dari pemerintah sebagai akibat dari nasionalisasi. Hal ini tidak sejalan dengan banyaknya kerugian yang ditemukan di banyak tambang batubara. Pada 1982/83, kerugian operasional dari tambang batubara ditemukan sebesar £3.05 per ton. Kemudian, harga batubara di pasaran internasional lebih murah 25% dari yang dijual oleh National Coal Board (NCB) meskipun hal ini kemudian menjadi perdebatan apakah data tersebut benar atau tidak.[7] Pra-1984Pada awal dekade 1980-an, National Union of Mineworkers (NUM) (Serikat Buruh Tambang Nasional) merupakan salah satu organisasi buruh tambang terbesar menurut jumlah anggota di Britania Raya dan memiliki afiliasi yang kuat dengan Partai Buruh.[8] Sementara itu, kondisi tambang batubara di Britania Raya terutama di wilayah Yorkshire tidak memberikan keuntungan yang besar sehingga timbul ide untuk melakukan privatisasi dan penutupan area tambang. Pada tahun 1983, seusai Pemilu 1983, Margaret Thatcher melantik Ian MacGregor sebagai ketua National Coal Board sekaligus mengawasi banyak tambang batubara yang dianggap tidak menguntungkan secara ekonomi.[8] Ia, meskipun berasal dari Amerika Serikat, sebelumnya dikenal memiliki reputasi untuk menutup sekaligus menjual salah satu unit usaha milik Pemerintah Britania Raya yang dianggap tidak menguntungkan karena selalu merugi yaitu British Steel.[8][9] Konflik antara serikat pekerja tambang dengan pemerintah semakin meruncing ditambah dengan fakta bahwa penutupan tambang batu bara bukan didasarkan fakta ilmiah berupa penelitian geologi dan lebih hanya sekadar pemenuhan janji kampanye untuk mengurangi kekuatan serikat pekerja.[8] Hal ini didasarkan fakta bahwa Thatcher menganggap kemenangan Partai Konservatif pada Pemilu 1979 merupakan kemenangan Partai Konservatif (dan dirinya) terhadap serikat buruh tambang terutama pada Pemilu tahun 1972 dan 1974.[3][9] Karena kemenangan Partai Buruh pada tahun 1974 (baik bulan februari maupun oktober) sedikit ditopang oleh kekuatan politik serikat buruh.[4] Selain itu, Thatcher melihat ada hal yang tidak beres antara National Coal Board (NCB) dan National Union of Mineworkers (NUM) yang dianggapnya sudah seperti suatu korporasi setelah nasionalisasi pertambangan dilakukan oleh Clement Attlee pada 1946 ditambah fakta bahwa Arthur Scargill tidak mampu membantah tuduhan yang dituduhkan Thatcher ke dirinya bahwa ia adalah seorang marxis yang berusaha menggulingkan pemerintahan yang sah.[3] 1984 (awal pemogokan)Pada awal 1984, diberitakan 20 tambang batubara yang ada di Britania Raya diupayakan telah ditutup.[8] Sebagai dampak langsung, 20.000 pekerja dinyatakan terancam tidak memiliki pekerjaan. Kemudian terbongkar fakta bahwa Pemerintah Britania Raya, sebagai antisipasi upaya mogok massal, telah menimbun batubara dalam jumlah banyak untuk persiapan menghadapi musim dingin.[8] Seperti yang sudah diramalkan, terjadi pemogokan dan demonstrasi kecil-kecilan di Britania Raya yang kemudian berkembang menjadi demonstrasi besar yang dikomandani oleh National Union of Mineworkers (NUM) pada Maret 1984. Pada 1 Maret 1984, NCB menutup tambang di Cortonwood Colliery, Yorkshire Selatan dan langsung menghadapi tantangan dari NUM karena dianggap tidak sesuai kebijakan bahwa tambang hanya dapat ditutup jika telah dibuktikan secara geologis tambang tersebut tidak menguntungkan.[3] Ian MacGregor kemudian mengakui hal tersebut, mengenai penutupan tambang tanpa alasan geologis yang jelas dan menambah daftar tambang yang ditutup menjadi dua puluh pada lima hari kemudian sehingga pada 6 Maret 1984 dimulailah pemogokan massal di Yorkshire dan Skotlandia.[4][9][6] 12 Maret 1984 merupakan puncak dari seluruh aksi mogok ini di mana Arthur Scargill mengajak seluruh pekerja tambang batubara melancarkan mogok massal. Aksi ini dianggap ilegal karena NUM tidak memiliki kursi di Parlemen Britania Raya.[5] Meskipun demikian, aksi ini diikuti seluruh pekerja tambang batubara mulai dari Nottinghamshire, Midlands, Skotlandia, Wales Selatan, dan Durham. Hal ini menyebabkan Britania Raya memasuki fasa yang pelik dimana terjadi pertikaian serta kerusuhan antara pemerintah, polisi, media, dan serikat pekerja tambang (NUM).[5] Perbedaan opini terus terjadi melalui taktik yang digunakan: pelibatan polisi kota pada tambang desa, tuduhan media yang berat sebelah, tongkat melayang untuk membubarkan massa (scabs). Ketika demonstrasi semakin meluas dan menyasar objek vital ekonomi lainnya, telah terjadi konfrontasi kasar antara massa dan polisi. Salah satunya pada peristiwa 'Battle of Orgreave' dimana demonstrasi massa pada 18 Juni 1984 dengan kekuatan 10.000 orang dan massa mengadapi peralatan huru-hara, kuda serta anjing polisi. Demonstrasi ini juga memperlihatkan berkumpulnya massa dan aksi pawai bersama yang mempertemukan buruh kereta api dan pelabuhan di Mansfield pada Mei 1984.[5] Pertentangan dari DalamMeskipun demikian, terdapat elemen pekerja tambang batubara yang tidak mau mengikuti ajakan mogok massal ini. Mereka kebanyakan Reaksi dalam NegeriPartai BuruhPartai Buruh, partai oposisi terbesar saat itu, terbelah dalam menghadapi masalah ini, terutama Neil Kinnock yang saat itu merupakan ketua partai ini. Karena latar belakang keluarganya yang berasal dari pekerja tambang, ia seakan terbelah dalam menghadapi masalah ini. Referensi
|