ModalModal (dari bahasa Tamil mutal, yang berarti "dasar", "kaki", "bagian bawah", "puntung") memiliki banyak arti yang berhubungan dalam ekonomi, finansial, dan akunting. Dalam finansial dan akunting, modal biasanya menunjuk kepada kekayaan finansial, terutama dalam penggunaan awal atau menjaga kelanjutan bisnis. Awalnya, dianggap bahwa modal lainnya, misal modal fisik, dapat dicapai dengan uang atau modal finansial. Jadi di bawah kata "modal" berarti cara produksi. Modal berbentuk uang atau barang yang dapat digunakan untuk berdagang atau melepas uang dengan tujuan menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan. Tujuan dari keberadaan modal adalah memperoleh keuntungan yang nilainya lebih dari barang atau uang awal yang digunakan.[1] Struktur modalStruktur modal adalah campuran atau kombinasi dari pendanaan jangka panjang perusahaan yang direpresentasikan dengan hutang, saham preferen, dan saham bias. Perusahaan dapat menggunakan modal ekuitas atau hutang untuk membiayai aset mereka, pilihan terbaik adalah campuran dari hutang dan ekuitas. Bunga bukanlah pengurang pajak maka perusahaan akan acuh tak acuh mengenai penggunakan hutang atau ekuitas dalam memenuhi kebutuhan pendanaan dan akan memaksimalkan nilai perusahaan dengan menggunakan 100% pembiayaan hutang. Struktur modal yang optimal adalah kombinasi hutang dan ekuitas yang dapat memaksimalkan harga saham. Penggunaan dari masing masing jenis modal mempunyai pengaruh berbeda terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Modal intelektualModal intelektual adalah keseluruhan yang diketahui di dalam perusahaan yang dapat memberikan keunggulan bersaing. Selain itu, materi intelektual pengetahuan, informasi, intellectual property, pengalaman yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan. Dalam modal intelektual aket pengetahuan yang bermanfaat termasuk ke dalam aset tidak berwujud dengan kemampuan memberi nilai kepada perusahaan dan masyarakat yang meliputi hak paten atas kekayaan intelektual, hak cipta, dan waralaba. Jenis modal intelektual adalah sebagai berikut.[3]
Modal kerjaModal kerja merupakan modal yang terus menerus harus tetap ada untuk menopang usaha perusahaan yang menjembatani pengeluaran dengan bahan atau jasa pada saat penerimaan hasil penjualan. Sumber modal kerja dapat diperoleh dari modal sendiri, laba perusahaan, hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, penjualan obligasi, penjualan saham, pinjaman dari bank, dan kredit dari pemberi modal berupa barang. Bentuk modal kerja bisa berbentuk uang tunai, surat berharga yang mudah diuangkan (giro, cek, deposito), piutang dagang, untuk membiayai kegiatan operasi tersebut diharapkan dapat masuk kembali ke perusahaan dalam jangka waktu yang pendek untuk dipergunakan lagi untuk kegiatan operasional.[4] Modal kerja memiliki tiga bagian yaitu kas, piutang, dan persediaan. Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya yang berarti semakin besar jumlah yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul akibat dari pelaksanaan politik penjualan kredit. Persediaan merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar dimana secara menerus mengalami perubahan.[5] Rujukan
Lihat pula
Daftar |