Misi khusus Korea ke Amerika Serikat 1883Pada tahun 1883, Joseon mengirim misi diplomatik khusus pertama dari Korea ke Amerika Serikat. Dalam bahasa Korea, misi ini dikenal sebagai Bobingsa (Hangul: 보빙사; Hanja: 報聘使).[2] Pada tahun 1876, Korea keluar dari isolasionisme selama berabad-abad setelah dibuka dengan paksa oleh Jepang. Pada tahun 1880, raja Korea Gojong mulai tertarik untuk menjalin hubungan dengan Amerika Serikat, untuk mengimbangi perluasan wilayah Kekaisaran Rusia yang menduduki semakin banyak wilayah di utara perbatasan Korea. Gojong juga ingin secara simbolis berunding langsung dengan Amerika Serikat, untuk memberi isyarat kepada dunia bahwa Korea telah merdeka dari Tiongkok Qing, yang merupakan negara pembayar upetinya. Selain itu, dia juga ingin menerima penasihat Amerika untuk memodernisasi negara tersebut. Misi tersebut berangkat dari Incheon pada 16 Juli 1883 dan tiba di San Francisco, Amerika Serikat pada 2 September 1883. Para anggotanya melakukan perjalanan melalui jalur kereta api transkontinental pertama menuju Pantai Timur, dengan singgah di berbagai tempat di sepanjang perjalanannya. Ke mana pun mereka berkunjung, mereka selalu disambut dengan antusias oleh para pejabat tinggi Amerika. Mereka bertemu dengan presiden Amerika Serikat, Chester A. Arthur dua kali, dan menerima janji bahwa Amerika akan berupaya mengirimkan penasihat. Setelah misi resmi berakhir pada tanggal 13 Oktober 1883, salah satu anggota, Yu Kil-chun menjadi orang Korea pertama yang diketahui belajar di luar negeri di Amerika Serikat. Min Yong-ik, Soh Kwang-pom, dan Pyŏn Su melakukan perjalanan kembali ke Korea melalui Eropa, Afrika Utara, mengelilingi Semenanjung Arab, dan Samudra Hindia, dan menjadi orang-orang Korea pertama yang diketahui melakukan navigasi mengelilingi Bumi.[3] Misi tersebut membuahkan terciptanya sistem pos modern pertama Korea, tetapi secara umum disepakati bahwa hal tersebut hanya memberi dampak kecil secara langsung terhadap reformasi Korea. Tak lama setelah misi tersebut kembali, Kudeta Gapsin mengakibatkan banyak mantan anggota misi tersebut tewas, terluka, atau diasingkan. Selain itu, Amerika Serikat menunda pengiriman penasihat selama bertahun-tahun setelahnya dan mengingkari beberapa janji tentatifnya. Lihat pula
CatatanReferensi
Sumber
|