Menara jam

Jam Gadang merupakan menara jam yang terkenal di Indonesia

Menara jam adalah sebuah menara yang dibangun dengan satu atau lebih dari satu (biasanya empat) sisi berhiaskan jam. Menara jam sering kali merupakan bagian bangunan dari gereja atau balai kota, tetapi banyak menara jam yang juga merupakan bangunan tersendiri. Mekanisme di dalam menara jam dikenal dengan nama turret clock. Biasanya menara jam mendengungkan lonceng atau musim yang singkat untuk menandai lewatnya jam baru.

Beberapa menara jam merupakan markah tanah yang terkenal, misalnya London yang memiliki "Big Ben", Bukittinggi dengan Jam Gadang, Menara Rajabal di Mumbai, dan Menara Spasskaya di Moskwa.

Sejarah

Menara Angin di Athena

Meskipun pada zaman sekarang menara jam biasanya hanya dipandang dari sisi estetika, pada masa dulu menara jam memainkan peranan yang penting di masyarakat. Sebelum pertengahan abad ke-20, kebanyakan orang tidak memiliki jam tangan, dan sebelum abad ke-18 jam rumah sekalipun masih langka.

Jam paling awal tidak menampakkan jarumnya di luar, dan hanya memperdengarkan suara lonceng yang memanggil masyarakat sekitar untuk berdoa. Oleh karena itu jam ditaruh di atas menara agar suaranya terdengar dari jauh. Menara jam dibangun dekat pusat kota dan sering merupakan bangunan tertinggi di daerah tersebut. Seiring dengan semakin lazimnya menara jam, para perancangnya menyadari bahwa menaruh jarum jam di luar akan membolehkan penghuni kota melihat waktu setiap saat.

Menara jam pertama adalah Menara Angin di Athena yang menggunakan delapan jam matahari. Di bagian dalamnya juga terdapat jam air (clepsydra), yang digerakkan oleh aliran air yang berasal dari Akropolis[1]

Menara jam pertama yang menggunakan lonceng dibangun berabad-abad kemudian pada tahun 1154 dekat Mesjid Umayyah di Damsyik, Suriah, oleh insinyur Arab al-Kaysarani.[2] Di Eropa abad pertengahan adalah jam katedral Salisbury di Inggris, yang diselesaikan pada 1306.

Catatan

  1. ^ Joseph V. Noble; Derek J. de Solla Price: The Water Clock in the Tower of the Winds, American Journal of Archaeology, Vol. 72, No. 4 (1968), pp. 345-355 (353)
  2. ^ Abdel Aziz al-Jaraki (2007), When Ridhwan al-Sa’ati Anteceded Big Ben by More than Six Centuries, Foundation for Science Technology and Civilisation.


Kembali kehalaman sebelumnya