Menara Porselen Nanjing
Menara Porselen Nanjing (Hanzi: 琉璃塔; Pinyin: Liúlí tǎ), bagian dari bekas Wihara Bao'en (Hanzi: 報恩寺; Pinyin: Bao'en Si; harfiah: 'Wihara Membalas Budi'), adalah sebuah situs bersejarah yang terletak di tepi selatan dari Sungai Qinhuai bagian luar di Nanjing, Tiongkok. Ia merupakan sebuah pagoda yang dibangun pada abad ke-15 semasa Dinasti Ming, tetapi sebagian besar hancur pada abad ke-19 selama berlangsungnya pemberontakan Pemberontakan Taiping. Sebuah replika modern sesuai ukuran aslinya sekarang ada di Nanjing.[1] Pada tahun 2010 Wang Jianlin, seorang pengusaha Tiongkok, menyumbangkan satu miliar yuan (US$156 juta) kepada kota Nanjing untuk pembangunannya. Hal ini diberitakan sebagai sumbangan pribadi tunggal terbesar yang pernah dibuat di Tiongkok.[2] Pada Desember 2015, replika modern dan taman sekitarnya dibuka untuk umum.[3][4] SejarahMenara Porselen Nanjing dirancang pada masa pemerintahan Kaisar Yongle (memerintah 1402-1424), tidak lama sebelum pembangunannya pada awal abad ke-15. Ia pertama kali diketahui oleh dunia Barat saat penjelajah Eropa seperti Johan Nieuhof mengunjunginya,[5] kadang mencantumkannya sebagai salah satu Tujuh Keajaiban Dunia. Setelah publisitasnya ke dunia luar, menara tersebut dipandang sebagai pusaka nasional bagi penduduk lokal dan budaya lain di seluruh dunia. Pada tahun 1801, menara disambar petir dan empat lantai teratas jeblok, tetapi segera diperbaiki. Buku tahun 1843, The Closing Events of Campaign in China oleh Granville Gower Loch, berisi deskripsi rinci tentang menara seperti yang ada pada awal 1840-an. Pada tahun 1850-an, daerah sekitar menara berkobar dalam perang saudara saat Pemberontakan Taiping mencapai Nanjing dan pemberontak mengambil alih kota. Mereka menghancurkan citra-citra Buddha dan menghancurkan tangga dalam agar musuh Qing tidak bisa menggunakannya untuk platform pengamatan. Pelaut Amerika sampai di kota pada bulan Mei 1854 dan mengunjungi menara yang kosong. Pada tahun 1856, Taiping menghancurkan menara tersebut untuk mencegah faksi yang bermusuhan menggunakannya untuk mengamati dan mengepung kota tersebut[6] atau dari ketakutan takhayul terhadap sifat geomansinya.[7] Setelah ini, sisa-sisa menara diselamatkan untuk digunakan di bangunan lain, sementara situs tersebut terbengkalai sampai gelombang baru-baru ini mencoba membangun kembali markah tanah tersebut. Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Porcelain Pagoda of Nanjing.
|