Menara Drum dan Lonceng BeijingMenara drum Beijing atau dalam bahasa Mandarin disebut Gulou (Hanzi: 鼓楼; Pinyin: Gǔlóu; harfiah: '"Menara drum"'), terletak di ujung utara poros tengah Kota Bagian Dalam Beijing, di sebelah utara Jalan Di'anmen. Awalnya dibangun untuk seni musik, kemudian digunakan untuk mengumumkan waktu dan sekarang menjadi objek wisata. Menara lonceng Beijing atau dalam bahasa Mandarin disebut Zhonglou (Hanzi: 钟楼; Pinyin: Zhōnglóu; harfiah: '"Menara lonceng"'), berada di belakang menara drum. Bersama dengan menara drum, keduanya menyajikan panorama pusat kota dan mendominasi cakrawala Beijing pada masa lampau. FungsiDrum dan lonceng merupakan instrumen musik Tiongkok kuno. Keduanya digunakan oleh pemerintah dan masyarakat untuk mengumumkan waktu, bahkan menjadi standar ketepatan waktu resmi di Tiongkok pada masa Dinasti Yuan, Dinasti Ming dan Dinasti Qing hingga 1924 ketika terjadi Kudeta Beijing yang menyebabkan pengusiran Puyi, kaisar terakhir Dinasti Qing dari Kota Terlarang dan pemakaian jarum jam bergaya Barat sebagai alat penunjuk waktu resmi. SejarahMenara drum dibangun 1272 pada masa pemerintahan Kublai Khan, sebagai salah satu menara di jantung ibu kota Dadu, Dinasti Yuan yang saat itu dinamakan Menara Tertib Administrasi (Qizhenglou). Pada 1420, di bawah Kaisar Yongle dari Dinasti Ming, menara ini direkonstruksi di sebelah timur dari situs aslinya dan pada 1800 di bawah pemerintahan Kaisar Jiaqing dari Dinasti Qing dilakukan renovasi besar-besaran. Setelah Kudeta Beijing pada tahun 1924, Feng Yuxiang menghapus status resmi dan fungsi menara ini sebagai penunjuk waktu,[1][2] diganti dengan metode penunjuk waktu Barat. Selain itu namanya juga diganti menjadi "Mingchilou" atau "menara memperjelas rasa malu". Benda-benda yang terkait dengan invasi Aliansi Delapan Negara ke Beijing dan Gerakan Tiga Puluh Mei dipamerkan di menara ini yang juga menjadi museum mini. Lantai atas menara saat ini berfungsi sebagai Balai Budaya Rakyat Distrik Kota Timur. Pada 1980-an, setelah dilakukan banyak perbaikan, menara drum dan lonceng dibuka kembali untuk wisatawan. ArsitekturMenara drum terdiri dari dua lantai yang terbuat dari kayu dengan ketinggian 47 meter. Di lantai atas bangunan menampung 24 drum dan hanya satu drum asli yang masih bertahan, selebihnya telah diganti dengan drum baru. Di dekatnya berdiri Menara lonceng, bangunan setinggi 33 meter dengan dinding abu-abu dengan atap kaca berwarna hijau. Referensi
|