Maubara
Maubara adalah sebuah desa di Subdistrik Maubara (Distrik Liquiçá, Timor Leste), di sebelah barat kota Liquiçá. Sebagian besar penduduk berbicara dengan Bahasa Tocodede. Terletak di dekat Area Burung Penting Maubara, meliputi pesisir kecil Danau Maubara.[1] SejarahPada awal pendudukan Portugis, Maubara diambil oleh Belanda. Ada benteng Belanda yang bersejarah, terletak di pintu masuk desa di tepi laut yang menghadap ke teluk. Kemudian, Portugal bernegosiasi dengan Belanda dan mendapatkan kembali situs tersebut dalam perdagangan untuk Flores pada tahun 1851, yang diduduki oleh Portugis pada waktu itu.[butuh rujukan] Desa ini juga merupakan lokasi di mana milisi Besi Merah Putih dibentuk. Pada tahun 2000, di pinggiran barat desa, Detasemen TKP UNTAET melakukan enam belas penggalian dalam dua hari, sebagian besar menjadi korban Pembantaian Rumah Manuel Carrascalão di Dili.[butuh rujukan] InfrastrukturMaubara terhubung dengan Dili melalui jalan yang baik. Maubara juga memiliki pasar dengan aula pasar kecil dan pusat kesehatan. Maubara adalah pusat administrasi suco de Vaviquinia.[butuh rujukan] BangunanMaubara terkenal dengan benteng yang dibangun oleh Belanda sekitar tahun 1756. Benteng dengan dua gerbangnya masih berisi meriam asli dan cukup terawat. Bangunan di dalam benteng dibangun pada paruh kedua abad ke-20.[2] Gereja Paroki Maubara adalah sebuah bangunan persegi kecil yang dibangun dengan gaya neoklasik. Pembangunannya diorganisir oleh Padre Medeiros, imam terkemuka Misi Timor dari tahun 1877 hingga 1897.[3] Rumah Bea Cukai (Posto de Alfandega) dibangun pada tahun 1920 di seberang benteng di jalan utama. Hari ini digunakan sebagai pusat budaya dengan perpustakaan dan informasi wisata.[4] Escola de Padre Medeiros, bekas sekolah yang dibangun pada paruh pertama abad ke-19, diruntuhkan oleh Keuskupan Maliana dan dibangun kembali dengan gaya aslinya sebagai bangunan tempat tinggal.[5] Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Maubara Vila. |