Masjid Tokyo
Masjid Tokyo, Tōkyō-jāmii (東京ジャーミイ ) juga dikenal sebagai Tokyo Camii, adalah sebuah masjid dengan sebuah pusat budaya Turki yang berada di dekatnya yang terletak di distrik Ōyama-chō, kawasan Shibuya, Tokyo, Jepang. Masjid tersebut adalah masjid terbesar di Jepang. Masjid tersebut awalnya berdiri dengan sebuah sekolah yang berdekatan dengannya pada 12 Mei 1938 oleh para imigran Bashkir dan Tatar asal Rusia yang datang ke Jepang setelah Revolusi Oktober. Masjid Tokyo sempat dirobohkan pada tahun 1986 karena struktur masjid yang sudah mulai rusak.[1] Pada tanggal 30 Juni 2000, masjid ini dibuka kembali dengan arsitektur baru rancangan arsitek Turki Muharrem Hilmi Senalp.[2] SejarahAwalnya, Masjid Tokyo dibangun oleh orang Turki keturunan Bashkir dan Tatar yang melarikan diri ke Jepang setelah Revolusi Oktober. Pembangunannya berada di bawah pengarahan Abdurreshid Ibrahim, Imam pertama dari masjid tersebut, dan Abdülhay Kurban Ali. Masjid Tokyo akhirnya berdiri pada tahun 1938.[2][3] Masjid Tokyo sempat dirobohkan pada tahun 1986 karena konstruksi bangunan masjid telah mengalami kerusakan yang berat. Pembangunan kembali Masjid Tokyo diprakarsai oleh pemerintah Turki melalui Kementerian Agama Turki. Pada tahun 1998, pembangunan Masjid Tokyo diinisiasi Tokyo Camii Foundation dan selesai pada tahun 2000.[4][1] Masjid ini dibuka kembali pada tanggal 30 Juni 2000.[2] Pembangunan Masjid Tokyo baru menghabiskan dana sekitar 1,5 juta Yen.[2] Penamaan 'Camii' pada nama masjid berasal dari bahasa Turki turunan bahasa Arab, yang memiliki arti tempat orang berkumpul untuk salat Jumat.[3] ArsitekturMasjid Tokyo didirikan pada lahan seluas 1.477 m² dengan luas bangunan 734 m². Masjid ini memiliki 4 lantai, dengan satu lantai bawah tanah. Masjid ini ditopang oleh 6 buah pilar dan memiliki kubah setinggi 23,25 meter serta sebuah menara setinggi 41,48 meter.[2] Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Tokyo Camii.
|