Marwan bin Muhammad
Marwan bin Muhammad bin Marwan, bergelar Marwan II (691 - 750), merupakan Khalifah Bani Umayyah terakhir yang berkuasa dari 744 sampai 750 saat ia terbunuh.[1] Ia merupakan khalifah terakhir Bani Umayyah yang berkuasa dari Damaskus. Ia lahir di Suriah pada 691 M. sebagai putra dari Muhammad bin Marwan, putra mahkota sekaligus salah satu jenderal Bani Umayyah yang terkemuka. Sebelum naik tahta sebagai khalifah, Marwan mengemban jabatan Gubernur Azerbaijan, di mana ia terlibat dalam beberapa konflik melawan Khaganat Khazar. Meskipun berhasil meraih kemenangan sementara dalam pertempuran Phirrik, ia tidak mampu mengkonsolidasikan kekuasaannya atas wilayah tersebut. Marwan kemudian berkuasa setelah sepupunya Ibrahim bin Walid mengundurkan diri dan pergi ke tempat persembunyian. Marwan mewarisi kekhalifahan yang sedang pecah. Perasaan anti-Umayyah telah sangat merata khususnya di Iran dan Irak, dan Bani Abbasiyah telah memperoleh banyak pengikut. Masa jabatan Marwan sebagai khalifah hampir secara penuh dicurahkan untuk upaya menjaga kekuasaan Bani Umayyah. Marwan ternyata tidak sanggup melakukannya. Walaupun memperoleh kemenangan pada awalnya, ia akhirnya dikalahkan secara meyakinkan oleh Abul Abbas As-Saffah dari Bani Abbasiyah dalam pertempuran di bantaran Sungai Zab. Hanya dalam pertempuran itu, lebih dari 300 anggota keluarga Umayyah terbunuh. Marwan kemudian pergi mencari perlindungan menyusul kekalahannya. Berharap menemukan perlindungan di barat, ia lalu pergi ke Mesir. Namun ia tertangkap saat melintasi Sungai Nil dan terbunuh. Kematiannya menandai berakhirnya kekuasaan Bani Umayyah di timur, dan hampir saja mengakhiri keberadaan Bani Umayyah. Pembunuhan massal Bani Umayyah segera saja dilakukan oleh Bani Abbasiyah. Hampir seluruh keturunan Bani Umayyah terbunuh, kecuali Abdurrahman bin Muawiyah yang melarikan diri ke Spanyol dan mendirikan pemerintahan Islam di Al-Andalus.
|