Maroef Sjamsoeddin
Marsekal Muda TNI (Purn.) Maroef Sjamsoeddin, M.B.A. adalah Direktur Utama Freeport Indonesia serta purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Udara dari Korps Pasukan Khas yang merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1980. Setelah pensiun dari militer, pada 7 Januari 2015, ia menjadi Presiden Direktur Freeport Indonesia, menggantikan Rozik B. Soetjipto yang memasuki masa pensiun.[1] Karier MiliterSelama karier militernya, ia pernah menjabat sebagai Komandan Skadron 465 Paskhas, Atase Pertahanan RI untuk Brasil, Direktur Kontra Separatis BIN, Sahli Hankam BIN dan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) selama periode 2011-2014.[2] Ia memperoleh gelar Master of Business Administration dari Jakarta Institute Management Studies. Direktur PT FreeportIa ditawari langsung menjadi Presdir Freeport Indonesia oleh Chairman of Board Freepor-McMoRan, James Robert Moffett (Jim Bob), setelah sebelumnya melihat kinerjanya yang pada saat itu masih menjabat sebagai Wakil Kepala BIN dalam menangani pemogokan di pertambangan Freeport pada tahun 2011.[3] Pada Desember 2015, namanya mencuat karena ia melakukan rekaman pembicaraannya dengan Ketua DPR Setya Novanto dan pengusaha minyak Reza Chalid. Dalam rekaman tersebut diduga ada pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden RI. Kasus ini dibawah ke Sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) berdasarkan laporan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said.[4][5] Pada tanggal 18 Januari 2016, dilaporkan bahwa Maroef mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia.[6] Hal tersebut telah dikonfirmasi oleh Juru Bicara PT. Freeport Indonesia, Riza Pratama. Terkait alasan pengunduran diri Maroef, Riza mengatakan bahwa alasan tersebut bersifat pribadi. KeluargaMaroef Sjamsoeddin adalah anak dari Sjamsoeddin, seorang purnawirawan berpangkat Letnan Kolonel.[7] Kakaknya, Letnan Jenderal TNI Sjafrie Sjamsoeddin[8] adalah Menteri Pertahanan pada masa Pemerintahan Prabowo Subianto. Karier Militer
Lihat pulaReferensi
|