Mariamne I

Mariamne I dari "Promptuarii Iconum Insigniorum "

Mariamne I, juga disebut Mariamne Hasmonean (meninggal 29 SM) merupakan istri kedua Herodes yang Agung. Ia dikenal sebagai seorang wanita yang cantik jelita, dan juga sebagai saudari Aristobulus. Yang pada akhirnya ini adalah alasan utama dari runtuhnya wangsa Hasmonean di Yudea.

Namanya dieja Μαριάμη (Mariame) oleh Flavius Yosefus, nama pada beberapa edisi karyanya m digandakan (Mariamme). Di dalam cetakan-cetakan kemudian dari edisi-edisi tersebut ejaan itu di disimilasikan kedalam bentuk sekarang yang paling umum, Mariamne. Di dalam bahasa Ibrani, Mariamne dikenal sebagai מִרְיָם, (Miriam), dan di dalam tradisi, name Alkitab (lihat Miriam, saudari Musa dan Harun).

Keluarga

Mariamne adalah putri Alexander Maccabeus, dari wangsa Hasmonean, dan dengan demikian adalah salah satu ahli waris terakhir dinasti Hasmonean yang ada di Yudea.[1] Satu-satunya saudara Mariamne adalah Aristobulus III. Ayahandanya, Alexander Maccabeus, putra Aristobulus II, menikahi sepupunya Alexandra, putri pamannya Hyrcanus II, dengan tujuan untuk menguatkan garis ahli waris dari Hyrcanus dan Aristobulus, tetapi warisan itu segera menjadi sengketa berdarah dari generasi sebelumnya, dan akhirnya menyebabkan kemusnahan garis keturunan Hasmonean. Berdasarkan ikatan orangtuanya, Mariamne mengklaim royalti Hasmonean di kedua sisi garis keturunan keluarganya.

Ibundanya, Alexandra, mengatur perjodohannya dengan Herodes pada tahun 41 SM. Mereka menikah empat tahun kemudian di Samaria. Mariamne memberikan Herodes empat orang anak: dua orang putra, Alexandros dan Aristobulus (keduanya dieksekusi pada tahun 7 M), dan dua orang putri, Salampsio dan Cypros.

Flavius Yosefus menulis bahwa itu karena desakan keras Mariamne bahwa Herodes membuat saudaranya Aristobulos menjadi Imam Besar. Aristobulos yang bahkan belum mencapai usia delapan belas tahun, tenggelam dalam waktu setahun pengangkatannya; Alexandra, ibundanya menyalahkan Herodes. Alexandra menulis kepada Cleopatra, memohon bantuannya untuk membalas dendam atas kematian bocah itu. Cleopatra kemudian mendesak Markus Antonius untuk menghukum Herodes atas kejahatan tersebut, dan Antonius mengirimnya pembela. Herodes meninggalkan istrinya yang masih muda ke tangan pamandanya Joseph, bersama dengan instruksi bahwa jika Antonius harus membunuhnya, Joseph harus membunuh Mariamne. Herodes percaya akan kecantikan istrinya dan bahwa ia akan dengan mudah mendapatkan penggantinya setelah kematiannya dan hasrat besarnya akan Mariamne mencegahnya dari perpisahan abadi dengannya, bahkan kematian. Yusuf menjadi akrab dengan ratu dan akhirnya membeberkan informasi ini kepadanya dan perempuan lain diistananya, yang tidak memiliki harapan atas bukti pengabdian Herodes kepada istrinya. Rumor segera beredar bahwa Herodes telah dibunuh oleh Antonius, dan Alexandra membujuk Yusuf untuk mengambil Mariamne ke legiun Romawi untuk perlindungan. Namun Herodes dibebaskan oleh Antonius dan kembali pulang, hanya untuk diberitahu mengenai rencana Alexandra oleh ibundanya dan saudarinya, Salome. Salome juga menuduh Mariamne telah berselingkuh dengan Yusuf, suatu tuduhan di mana Herodes awalnya diberhentikan setelah berdiskusi dengan istrinya. Setelah Herodes mengampuninya, Mariamne bertanya tentang perintah yang diberikan kepada Yusuf untuk membunuhnya jika Herodes tewas terbunuh, dan Herodes menjadi yakin akan ketidaksetiaannya, mengatakan bahwa Yusuf hanya akan mengaku bahwa mereka berdua intim. Ia memerintahkan Yusuf dieksekusi dan Alexandra ditawan, tetapi Herodes tidak menghukum istrinya.

Karena konflik ini di antara Mariamne dan Salome, ketika Herodes mengunjungi Augustus di Rhodes, ia memisahkan wanita-wanita itu. Ia meninggalkan saudarinya dan putra-putranya di Masada dan memindahkan istrinya dan ibu mertuanya ke Alexandrium. Sekali lagi, Herodes meninggalkan pesan bahwa jika ia meninggal, tanggung jawab pemerintahan akan diserahkan kepada Salome dan putra-putranya, Mariamne dan ibundanya harus dibunuh. Mariamne dan Alexandra diserahkan ketangan pria lainnya yang bernama Sohemus, dan setelah mendapatkan kepercayaannya kembali belajar dari instruksi yang diberikan Herodes atas bahaya yang akan menimpa dirinya. Mariamne menjadi yakin bahwa Herodes tidak benar-benar mencintainya dan bahwa jiwanya tidak akan selamat jika ia meninggal kelak. Ketika Herodes kembali pulang, Mariamne memperlakukannya dengan dingin dan tidak menyembunyikan kebenciannya. Salome dan ibundanya mengambil kesempatan ini untuk menghasut Herodes sebuah informasi palsu untuk memperburuk situasi. Herodes masih menyukainya; namun ia menolak untuk melakukan hubungan intim dengannya dan menudhnya telah membunuh kakeknya, Hyrcanus II dan saudaranya. Salome menyindir Mariamne telah merencanakan untuk meracuni Herodes, dan Herodes menyiksa kasim Mariamne untuk pengakuan lebih lanjut. Kasim yang tidak tahu apa-apa dari plot meracuni raja hanya mengaku satu-satunya hal yang ia ketahui: bahwa Mariamne tidak puas dengan raja karena perintah yang diberikan kepada Sohemus. Dengan marah Herodes memerintahkan segera mengeksekusi Sohemus dan mengizinkan Mariamne untuk diadili atas tuduhan plot pembunuhan. Untuk mendapat bantuan Herodes, ibunda Mariamne bahkan mengungkapkan bahwa Mariamne sedang merencanakan untuk melakukan lèse majesté. Mariamne akhirnya dinyatakan bersalah dan dieksekusi pada tahun 29 M.[butuh rujukan] Herodes berduka untuknya selama berbulan-bulan.

Referensi Talmud

Model Yerusalem, Istana Herodes yang Agung, Tiga menara: Phasael, Hippicus, Mariamne dari kiri ke kanan
Rinci Miniatur dari koleksi De mulieribus claris, oleh Giovanni Boccaccio

Terdapat bagian Talmud mengenai pernikahan dan kematian Mariamne, meskipun namanya tidak disebutkan. Ketika seluruh rumah Hasmonean dimusnahkan, ia terjun dari atas atap dan tewas. Ia bunuh diri karena Herodes telah mengampuninya, supaya ia dapat menikahinya. Jika ia ia menikahinya maka ia tidak akan dapat mengklaim bahwa ia sesungguhnya adalah seorang budak dan bukan berdarah ningrat.[2] Karena cintanya kepadanya, Herodes dikatakan mengawetkan jenazahnya di dalam madu selama tujuh tahun. Terdapat anggapan bahwa ia menggunakannya untuk memenuhi nafsu biadabnya[3] Di dalam Talmud tindakan semacam ini disebut "akta Herodes".[4] Josephus menceritakan juga bahwa setelah kematiannya Herodes mencoba untuk berburu dan mengadakan perjamuan untuk melupakan dukanya, tetapi hal tersebut malah makin membuatnya menderita dan membuatnya jatuh sakit di Samaria, di mana ia meminang Mariamne sebagai istrinya.[5] Menara Mariamne di Yerusalem yang dibangun oleh Herodes, yang tidak diragukan lagi dinamakan seperti dirinya, yang juga disebut "Ratu".[6]

Mariamne di dalam seni

Dari Renaissance ke zaman kontemporer, telah terjadi tradisi panjang karya seni (drama-drama, opera-opera, novel-novel, dll.) khusus untuk Mariamne dan hubungannya dengan Herodes yang Agung.[7] Daftar-daftar tersebut adalah:

Lihat Pula

Catatan

  1. ^ Yosefus mencatat seorang putri Antigonus, raja Hasmonea terakhir, menikah dengan Antipater III dan bersama dengannya pada waktu ia disidang di hadapan Varus pada tahun 5 SM. Lihat Antiquitates Iudaicae, Jilid XVII, Bab 5:2
  2. ^ B. B. 3b
  3. ^ Ib.; S. Geiger, in "Oẓar Neḥmad", iii. 1
  4. ^ Sanh. 66b
  5. ^ "Ant." xv. 7, § 7
  6. ^ Βασιλίς "B. J." ii. 17, § 8; v. 4, § 3
  7. ^ G. Boccaccini, Portraits of Middle Judaism in Scholarship and Arts (Turin: Zamorani 1992); M. J. Valency, The Tragedies of Herod and Mariamne (New York 1940).

Referensi

  • Josephus. Antiquities of the Jews. 15.23-31, 61-85, 185, 202-246; Jewish War 1.241, 262, 431-444.
  • Artikel ini memadukan teks dari Jewish Encyclopedia 1901–1906 , sebuah terbitan yang kini berada di ranah publik.
  • Gabriele Boccaccini (1992). Portraits of Middle Judaism in Scholarship and Arts. Turin: Zamorani. ISBN 978-88-7158-021-0.
  • Maurice J. Valency (1940). The Tragedies of Herod and Mariamne. New York: Columbia University Press.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya