Manusia jerami

Manusia jerami adalah sebuah bentuk umum dari argumen dan sebuah kesesatan tak sah yang berdasarkan pada pemberian impresi terhadap penolakan argumen lawan, sementara sebenarnya menolak sebuah argumen yang tidak dimajukan oleh lawan.[1] Salah satu pernyataan yang menyebutkan kesesatan tersebut adalah "menyerang manusia jerami".

Argumen manusia jerami khas adalah membuat ilusi yang dapat menolak atau mengalahkan proposisi lawan meskipun menggantinya dengan proporsi yang berbeda (contohnya "manusia jerami tunggal") dan kemudian menolak argumen palsu ("memukul manusia jerami") sebagai ganti dari proposisi lawan yang sebenarnya.[2][3]

Teknik tersebut digunakan sepanjang sejarah dalam debat polemik, terutama dalam argumen tentang masalah-masalah emosional yang sangat mudah berubah

Sejarah

Diduga penggunaan "manusia jerami" paling awal yang tercatat sejarah disebutkan pada buku Martin Luther, The Babylonian Captivity of the Church (1520), dimana ia menanggapi sebuah argumen Katolik Gereja Roma yang berniat untuk menjatuhkan kritik darinya, salah satunya tentang cara yang benar dalam melayani Ekaristi. Gereja tersebut menuduh bahwa Martin Luther melawan tentang cara melayani Ekaristi menurut salah satu ajaran, tetapi Martin Luther menyatakan bahwa kritik yang ia utarakan tidak diarahkan kepada hal tersebut, melainkan gereja tersebutlah yang membuat argumen tersebut. Tindakan gereja yang tidak berhenti membuat argumen yang salah ini lah yang membuat Martin Luther menciptakan frase baru "they assert the very things they assail, or they set up a man of straw whom they may attack." yang berarti "mereka menegaskan hal yang akan mereka serang, atau mereka membuat manusia dari jerami yang akan mereka serang."

Asal istilah "manusia jerami" masih menjadi sebuah perdebatan. Diduga penggunaan kata secara retorik mungkin mengacu pada mudahnya sebuah manusia buatan dari jerami untuk dirusak.[4] Seringkali orang-orang salah mengira asal istilah ini. Dimana istilah ini dianggap merujuk ke orang yang berdiri luar gedung pengadilan dengan sebuah jerami di sepatunya untuk memberi isyarat bahwa ia bersedia untuk menjadi saksi palsu.[5]

Struktur

Manusia Jerami memiliki pola argumen sebagai berikut:

  1. Orang 1 menegaskan proposisi X
  2. Orang 2 membuat argumen yang melawan proposisi Y, seolah olah argumen yang membantah Y adalah argumen yang membantah X meskipun argumen itu tidaklah tepat.

Ini disebut kesesatan relevansi, dimana seseorang dengan sengaja salah mengartikan posisi lawan untuk menghindari melawan proposisinya.

Contoh:

  • Mengutip kata-kata lawan diluar konteks.
  • Meringkas argumen lawan, lalu menyerang ringkasan tersebut.
  • Melebih-lebihkan argumen lawan, lalu menyerang argumen yang dilebih-lebihkan tersebut.

Contoh

  • A: Kita harus melonggarkan hukum terhadap minuman beralkohol.
  • B: Tidak, setiap kehidupan masyarakat yang bisa mendapatkan akses minuman beralkohol sesuka hati akan kehilangan motivasi bekerja dan akan selalu menginginkan kepuasan instan.

Argumen awal adalah untuk melonggarkan hukum minuman beralkohol, tetapi B sengaja mengartikannya sebagai "memberikan akses tanpa batas", meskipun A tidak mendukung akses tanpa batas untuk minuman beralkohol.

Referensi

  1. ^ Downes, Stephen. "The Logical Fallacies". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-03. Diakses tanggal 2016-02-25. 
  2. ^ Pirie, Madsen (2007). How to Win Every Argument: The Use and Abuse of Logic. UK: Continuum International Publishing Group. hlm. 155–157. ISBN 978-0-8264-9894-6. 
  3. ^ "The Straw Man Fallacy". fallacyfiles.org. Diakses tanggal 12 October 2007. 
  4. ^ Damer, T. Edward (1995). Attacking Faulty Reasoning: A Practical Guide to Fallacy-Free Arguments. Wadsworth. hlm. 157–159. 
  5. ^ Brewer, E. Cobham (1898). "Man of Straw (A)". Dictionary of Phrase and Fable. Diakses tanggal 13 May 2009. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya