Maneoratu, Telutih, Maluku Tengah
Maneoratu adalah negeri di Kecamatan Telutih, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Negeri ini digolongkan sebagai salah satu negeri Kristen (Sarane) dalam tatanan pemerintahan lokal masyarakat Maluku, khususnya di Pulau Seram.[1] Jusuf Tamala adalah raja yang saat ini menjabat sebagai kepala pemerintahan negeri Maneoratu. Pada tanggal 13 Juni 2024, ia dilaporkan ke pihak kepolisian karena diduga melakukan pelecehan terhadap salah satu petugas kebersihan di kantor negeri Maneoratu.[2] SejarahSelama konflik sektarian Maluku yang berlangsung pada awal abad ke-21, negeri Maneoratu ikut terdampak oleh konflik tersebut. Dimana pada saat itu, Gereja Protestan Maluku (GPM) Jemaat Maneoratu yang merupakan salah satu jemaat di Klasis GPM Telutih harus mengungsi ke hutan selama satu bulan akibat konflik tersebut. Hingga kemudian mereka ditolong oleh relawan dari Gereja Baptis menuju ke wilayah Seram Utara dan Waipia, dimana mereka mengungsi di sana hingga tahun 2005, barulah mereka kembali ke negeri Maneoratu. Saat ini, sebagian dari pengungsi tersebut masih bermukim di perumahan bantuan Dinas Sosial yang berupa bangunan semi permanen.[3] MasyarakatFamBerikut ini beberapa fam-fam (matarumah) yang secara turun-temurun mendiami negeri Maneoratu.[4]
Masalah sosialManeoratu merupakan salah satu negeri di Kabupaten Maluku Tengah yang memiliki kasus kemiskinan ekstrem dan stunting. Pada Mei 2023, terdapat tiga anak dengan kasus stunting dan 12 keluarga hidup dalam kondisi kemiskinan ekstrem.[5] Hubungan sosialNegeri Maneoratu terikat hubungan gandong dengan tiga negeri lainnya di Pulau Seram, yakni negeri Maneo Rendah (Maneo Gunung; negeri Kristen), Polin (negeri Islam), dan Yamalatu (negeri Kristen). Keempat negeri gandong tersebut dikenal dengan nama teung-nya Yamalia Tomalala.[6] GeografiSecara geografis, negeri Maneoratu berbatasan dengan hutan Seram Utara di sebelah utara, berbatasan dengan negeri Laimu di sebelah timur, berbatasan dengan dusun dari negeri Tehua di sebelah barat, dan berbatasan dengan Laut Banda di sebelah selatan.[3] BudayaSasi gerejaTerdapat sebuah ritual dalam budaya masyarakat Kristen dan Islam di Maneoratu, yaitu sasi gereja di Gereja Protestan Maluku (GPM) Jemaat Maneoratu yang tercermin dalam keseharian mereka. Sasi gereja dapat dijadikan sebagai akses untuk bertemunya komunitas Kristen dan Islam untuk menyelesaikan permasalahan bersama seperti konflik internal di antara mereka. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Minggu ketiga setiap bulannya, dihadiri oleh komunitas Kristen dan Islam. Masyarakat Maneoratu menganggap sasi gereja sebagai ritual sakral bagi masyarakat Kristen dan Islam, Oleh karena itu, masyarakat di negeri Maneoratu sangat takut untuk melanggarnya. Mereka percaya bahwa dengan melakukan hal ini mereka akan terhindar dari hukuman dari Allah. Ritual ini juga berfungsi sebagai media rekonsiliasi antara komunitas Kristen dan Islam di Maneoratu agar tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang dapat memicu konflik.[7] Referensi
Pranala luar
|