Mandapa, Dawuan, Majalengka
Mandapa adalah desa di kecamatan Dawuan, Majalengka, Jawa Barat, Indonesia. Kepala desa1. SUWITAR 1888 - 1895 2. D A P U R 1895 - 1901 3. TARWIJAH 1901 - 1907 4. SUTA DIPURA 1907 - 1910 5. TARWIJAH 1910 - 1913 6. ASTAWINATA 1913 - 1918 7. H. SYUKUR 1918 - 1945 8. P A T M A 1945 - 1949 9. N A R T A 1949 - 1957 10. SUBARNO SLAMET 1957 - 1961 11. H. HASYIM 1961 - 1963 12. E. SUGIRI 1963 - 1976 13. ABUNAWAS 1976 - 1978 14. SANTA SUTIRYA 1978 - 1989 15. K O S I 1989 - 1998 16. KALAM SUPRIANTO 1998 - 2008 17. A.RUSTANDI 2008 - 2014 18. SUWANTA RUSTIM,SP 2014 - 2015 19. CUCU HASAN NUGRAHA,ST 2015 - SejarahAlkisah pada abad ke-15, peristiwa besar tersirat di tanah Jawa. Konon, di abad itulah Cirebon dan Demak akhirnya bersatu. Ditandai sebuah resepsi pernikahan megah antara pembesar dua kerajaan tersebut, impian kejayaan hampir terwujud. Namun, seperti halnya peribahasa kuno mengatakan: semakin besar kekuasaan, semakin besar pula kelalaian pemegangnya. Tepat ketika iring-iringan pengantin memasuki perbatasan, baik Cirebon maupun Demak tak menyadari mereka tengah melenceng dari teritorial kerajaan. Kemeriahan membuat mereka lupa iring-iringan ternyata telah jauh memasuki kawasan kerajaan Talaga. Entah bagaimana peran Talaga kala itu dan situasi politik Cirebon di tanah Jawa, persoalan teritorial seolah bukan perkara yang bisa dimaklumi begitu saja. Tepat saat itu juga, Talaga menyatakan perang dengan Cirebon. Sebagai jawaban dari pernyataan Talaga, Cirebon mengutus sejumlah pasukan ke medan perang. Pucuk pimpinan jatuh kepada Sunan Kalijaga yang pada masa itu pamornya sedang melejit. Kita tentu hafal betul sepak terjang sang Sunan terlebih namanya tercatat dalam sembilan tokoh penegak syariat Islam di tanah Cirebon yang dikenal khalayak sebagai Wali Sanga. Di pihak Talaga sendiri, Pucuk Umum yang kala itu sedang berkuasa, tak begitu saja mempercayakan urusan taktis dan kepemimpinan pasukannya pada orang sembarangan. Dia menunjuk putranya sendiri, Aria Sangling atau sekarang Majalengka mengenalnya sebagai sosok mitologi Raden Aria Salingsingan. Perang berlangsung lama dan berlarut-larut. Hingga pada puncaknya Talaga Jatuh ke tangan Cirebon pada 1528 Masehi. Seluruh keluarga kerajaan dan abdi dalem dibatasi pergerakannya, tidak diperkenankan meninggalkan area keraton Talaga. Tak tahan menjadi tahanan, Pucuk Umum melarikan diri dari Keraton. Dia membawa serta Nyi Sekar Mandapa, adik kandungnya sekaligus bibi dari Aria Salingsingan. Sementara, Sang Pangeran Aria Salingsingan secara khusus diamankan Sunan Kalijaga ke wilayah Cirebon. Tepatnya, ke sebuah dusun bernama Lemah Mungkuk. Membaur bersama kasta menengah dan kasta rendahan. Terpisah dari keluarganya, Aria salingsingan hidup menyendiri. Adapula versi yang menyebutkan dia tinggal bersama Sunan Kalijaga. Hubungan keduanya tak lagi terkesan sebagai penjaga dengan tawanan melainkan layaknya murid dengan guru spiritualnya. Hingga tiba pada suatu hari, salah satu pembesar Lemah Mungkuk menyelenggarakan sayembara. Tujuannya tak lain untuk mencari pendamping bagi putri mereka Dewi Ambarwati alias Imbar. Secara ajaib, Aria Salingsingan muncul sebagai pemenang. Maka sesuai perjanjian, dikawinkanlah dia dengan Dewi Ambarwati. Sayangnya, usai upacara, Aria Salingsingan mendengar kabar bahwa Gagak Ambaran memerintahkannya untuk bertapa. Dia tahu betul Gagak Ambaran adalah nama lain ayahnya, Pucuk Umum. Tanpa menunda-nunda, Aria Salingsingan segera menuruti titah sang ayah. Dengan berat hati, dia minta diri kepada istrinya dan Sunan Kalijaga. Sesuai petunjuk ayahnya, Aria Salingsingan berkelana ke wilayah Tasikmalaya dan akhirnya sampai dan menetap di Alas Kasokandaya atau Hutan Kaso (sekarang Kasokandel). Kurang lebih 40 KM dari Cirebon. Sementara Aria Salingsingan berkelana, di Cirebon Dewi Ambarwati melahirkan seorang bayi laki-laki. Sayang, kelahiran anak pertamanya urung disaksikan suaminya. Berbulan-bulan Dewi Ambarwati mengurusi bayinya seorang diri. Barulah ketika si jabang genap berusia tiga bulan Aria Salingsingan pulang. Tetapi bukannya kebahagiaan menghiasi raut paras Aria Salingsingan. Dia malah menuding istrinya berbuat tidak senonoh tanpa sepengetahuannya. Sebaliknya, Dewi Ambarwati membantah tudingan suaminya. Selain Aria Salingsingan putra Pucuk Umum, tak seorang pun laki-laki pernah menjamahnya apalagi sampai hamil dan melahirkan anak. Adu mulut pun terjadi hingga menyulut pertengkaran yang akhirnya bermuara pada sumpah serapah Aria Salingsingan: Anak ini harus dibuang ! Meski Aria Salingsingan tidak serta merta menuruti amarahnya begitu saja. Berkat petunjuk Sunan Kalijaga, si jabang dibawanya ke tepian sungai. Jikalah bayi itu bukan anaknya, dia akan terhanyut. Seandainya bayi itu darah dagingnya, arus sungai takkan menghanyutkannya. Disana, Aria salingsingan meletakan bayi itu ketengah sungai. Tapi apa yang terjadi ? setiap kali Aria Salingsingan meletakan bayi itu, kala itu juga bayi itu mengapung ke tepian mendekatinya. Terus menerus demikian setiap ia mencoba. Akhirnya, yakinlah Aria Salingsingan bayi itu benar darah dagingnya. Dinamailah dia Jaka Kambang. Jaka diambil dari kata ‘Jajaka’ yang berarti laki-laki atau pemuda, dan Kambang diambil dari bahasa Sunda ‘ngambang’’ yang bermakna mengapung. Tak lama setelah peristiwa di sungai tempo hari, datang lagi kabar dari Gagak Ambaran. Seperti titah yang pertama, Aria Salingsingan diminta bertapa untuk kedua kalinya. Tapi pertapaan kali ini, tak disebutkan rentang waktu dan tempatnya. Dia pun pamit kepada keluarganya. Lima belas tahun berlalu dalam penantian Kambang. Dalam rentang waktu selama itu ayahnya belum juga pulang. Bahkan, dia sama sekali tak tahu seperti apa rupa ayahnya. Didorong rasa penasaran, suatu hari Kambang berpamitan kepada ibu dan bibinya. Dia bermaksud mencari ayahnya meskipun keterangan tentang sosok sang ayah yang didapatnya dari Dewi Ambarwati dan Nyi Sekar Mandapa tidak begitu memuaskan. Namun karena kepenasaranannya telah mencapai titik nadir, Kambang nekat mencari. Maka berangkatlah ia menyinggahi tiap-tiap daerah yang menurutnya mungkin dilalui sang ayah. Mengemis keterangan dari orang-orang yang ditemuinya hingga sampailah ia di hutan Dena Ageung atau Wana Ageung (sekarang Leuweung Gede). Disana dia menemui kakek nenek Mantaok yang konon pernah bertemu ayahnya. Dari pasangan sepuh itu dia mendapat pencerahan. Jika Kambang ingin menemui ayahnya, dia harus meneruskan perjalanan ke Barat. Ke Alas Kasokandaya, sebuah hutan yang dipenuhi pohon kaso sejauh mata memandang. Menurut cerita masyarakat setempat, disana tumbuh sebatang pohon beringin. Konon, disanalah Aria Salingsingan terakhir kali terlihat. Kambang pun melanjutkan perjalanannya. Benar kata kakek nenek Mantaok, Alas Kasokandaya rupanya sebatas hutan kaso. Sebuah pohon beringin tumbuh rimbun disana. Kambang hanya diminta datang kesana. Kambang tak tahu harus ke mana lagi. Seiring kelelahan mendera tubuhnya, sembari berpikir bagaimana mencari petunjuk berikutnya, dia berteduh dibawah pohon itu sampai tak sadar dia tertidur pulas. Dalam tidurnya dia bermimpi didatangi seseorang. Orang itu seolah-olah menyuruhnya pergi ke area timur hutan kaso dimana sebatang sungai kecil mengalir. Terkesiap, Kambang terbangun dari tidurnya. Sejenak merenung Kambang memikirkan mimpinya kalau-kalau itu sebuah petunjuk. Mengabaikan kesadarannya sendiri, Kambang melangkah sesuai petunjuk dari mimpinya tadi. Sungai kecil membelah hutan kaso di sebelah timur hutan. Dia tak melihat apapun disana sampai memutuskan berjalan ke utara menyusuri jalan setapak ditepian sungai. Di salah satu sudut hutan, dia menemui sebatang beringin lagi. Beringin yang sama persis seperti tempatnya berteduh tadi. Diperhatikannya sejenak pohon itu. Benar saja, itu memang beringin yang sama. Seolah pohon itu berpindah tempat. Entah apa yang membuatnya kesal mendapati pengalaman ganjil itu, sebagian dari dirinya geram ingin menebang pohon didepannya. Dihunuslah goloknya, diayunkan. Ganjilnya lagi, sebelum sisi tajam goloknya menyentuh permukaan batang beringin, pohon itu mendadak raib. Tepatnya, berubah wujud menjadi sesosok lelaki gagah rupawan. “Siapa sebenarnya kamu ini ?” ujar si lelaki rupawan dengan nada geram mendapati anak muda didepannya hendak mencelakainya. “ Aku Jaka Kambang, anak Pangeran Aria Salingsingan putra Pucuk Ulum, pewaris Kerajaan Talaga !”. “inikah Kambang yang kutinggalkan waktu kecil dulu ?” Air muka lelaki itu berubah haru “Ini aku, Nak. Aria Salingsingan putra Pucuk Ulum. Bapakmu !”. Kambang terkesiap. Golok digenggamannya jatuh ke tanah. Lekas dia bersimpuh dihadapan lelaki itu. Bahagia bercampur haru, lelaki rupawan yang ternyata Aria Salingsingan yang telah berganti nama menjadi Pangeran Suci Raga itu balas merangkul Kambang. Prosesi bersimpunya kambang dihadapan Aria Salingsingan inilah yang akhirnya mengilhami tempat pertemuan mereka dengan nama Mandapa. Dalam Bahasa Sunda Mandap ka Bapa yang berarti bersimpuh kepada Bapak. Semantara itu, di Keraton Cirebon, Sunan Kalijaga ditugaskan Sunan Gunung Jati untuk menjemput Nyi Sekar Mandapa. Sunan Kalijaga menugaskan lagi Syekh Durahman, seorang guru agama Islam yang memandikan para mualaf di Sumur Bado Alas Kondayama (sekarang wilayah Sinarjati). Tujuannya, untuk mengajak Bibi dari Aria Salingsingan itu memeluk Islam. Sayangnya, sampai dua kali Syekh Durahman mencari, Nyi Sekar selalu mengelak. Hingga pemegang Sumur Bado digantikan Nyi Mas Astrawinata pun Nyi Sekar Mandapa tak kunjung ditemukan. Kabar terakhir menyebutkan Nyi Sekar Mandapa sempat terlihat bercocok tanam di suatu tempat yang tanahnya berbatu (sekarang Baturuyuk).
Letak geografisDesa Mandapa terletak di Koordinat 108.22388, koordinat lintang 6.716,544, dengan luas Wilayah 3,9671 Hektar yang terdiri dari 3 (tiga )Dusun dengan 5( lima) Rukun Warga (RW) dan 22 Rukun Tetangga (RT) yang merupakan salah satu Desa yang berada di wilayah Kecamatan DawuanKabupaten Maajaleengka Dengan batas wilayah sbb:
Topografi Desa Mandapa merupakan desa yang berada didataran rendah, dengan ketinggian+..........Meter DPL (Diatas Permukaan Laut), sebagian besar wilayah desa adalah lahan pertanian/sawah/tegalan dengan permukaan tanah datar, dimana berbatasan langsung dengan desa diluar Kecamatan Dawuan diantarannya sebelah Timur berbatasan dengan Desa Jatiwangi Kecamatan jatiwangi, Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Baturuyuk dan Desa Jatiwangi Kecamatan Jatiwangi, Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sinarjati Kecamatan Dawuan dan Sebelah Utaranya berbatas dengan DesaSalawanaKecamatan Dawuan. Hidrlologi dan Klimatologi Aspek hidrologi suatu wilayah desa sangat diperlukan dalam pengendalian dan pengaturan tata air wilayah desa, berdasarkan hidrologinya, aliran-aliran sungai diwilayah Desa mandapa merupakan aliran aliran sungai/selokan dengan debit yang sedang dan kecil seperti: Sungai dan Air tanah berupa genangan, yang merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS). Secara umum akhir-akhir ini terjadi penaikan curah hujan tercatat dala satu tahun ini aja hampir tiap hari terjadi turun hujan sehingga dapat dimanfaatkan oleh petani yang hanya mengandalkan tadah hujan. Luas dan Sebaran Penggunaan Lahan Pada umumnya lahan yang berada atau terdapat di Desa Mandapa digunakan secara produktif, karena merupakan lahan yang subur terutama untuk lahan pertanian, jadi hanya sebagian kecil saja yang tidak dimanfaatkan oleh warga, hal ini pula menunjukan bahwa kawasan Desa mandapa adalah daerah yang memiliki sumber daya alam yang memadai.Luas lahan wilayah menurut penggunaan sebagaimana terlihat dalam tabel berikut ini: Luas Wilayah Menurut Penggunaannya
Keadaan Sosial Kependudukan Penduduk Desa mandapa berdasarkan data terakhir hasil sensus Penduduk Tahun 2014 tercatat sebanyak 3279 jiwa, Tahun 2015 sebanyak 3286 Jiwa, Sehingga mengenai penduduk Desa mandapa mengalami kenaikan untuk setiap tahunnya dengan rata-rata 0,06%, untuk lebih jelasnya sebagimana kita lihat dalam tabel berikut ini: Pertumbuhan Jumlah Penduduk Tahun 2014-2015
Jumlah Rumah Tangga dan PendudukTiap RW Desa Mandapa Tahun 2014
Proyeksi Jumlah penduduk di Desa Mandapa Tahun 2014 berjumlah3279Jiwa, Tahun 2015 berjumlah 3286 jiwa. Indeks Pembangunan Manusia Perkembangan Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Desa Mandapa Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka 2012 s.d 2014 dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Indek Pembangunan Manusia (IPM)
Kesehatan Tenaga Kesehatan di Desa mandapa Pada Tahun 2014 terdiri dari Medis /Dokter ..... Orang, Perawat .....orang, Bidan Desa 1 Orang sedangkan partisipasi masyarakat untuk bidang kesehatan terdapat lebih dari ....orang, Untuk Lebih Jelasnya dapat dilihat dari Tabel berikut ini: Jumlah Tenaga Kesehatan dan Partisipasi Masyarakat Di Desa Mandapa 2014
Jumlah Kelahiran Bayi (Persalinan) Pada tahun 2014 adalah sebanyak 58 Jiwa, yang terdiri dari bayi Lahir hidup 58. Orang dan Bayi lahir Mati .......... Jiwa, Untuk Lebih Jelasnya dapat dilihat dalam Tabel Berikut ini: Jumlah Kelahiran Hidup dan Kematian Bayi Desa MandapaTahun 2014
Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu modal dasar pembangunan, sehingga Pendidikan adalah sebuah investasi (modal) di masa yang akan datang. Di Desa Mandapa Jumlah Guru untuk Tahun 2014 berjumlah 34 Orang. Adapun Rincian mengenai Jumlah Murid dan Guru tersebar sebagaimana bisa kita lihat dalam table berikut ini: Data Pendidikan/Sekolah Formal dan Non Formal Di Desa MandapaTahun 2014
Jumlah Sarana sekolah tersebut diatas belum termasuk Guru yang berdomisili di Desa Mandapa, ada pula Jumlah guru yang mengajar di Luar Desa Mandapa diantarnya:.... Dosen, ......orang, Guru SLTA, ....Orang, Guru SLTP 11 Orang, Guru SD 13 Orang. Kesejahteraan Sosial (Masyarakat) Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan kesejahteraan sosial meliputi proses globalisasi dan indrustrialisasi serta kritis ekonomi dan politik yang berkepanjangan. dampak yang dirasakan diantaranya semakin berkembang dan meluasnya bobot, jumlah dan kompleksitas berbagai permasalahan sosial. Keadaan ini bisa dilihat dan diamati dari data tabel penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di bawah ini: Kondisi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Di Desa Mandapa Kecamatan Dawuan Tahun 2014
Ketenagakerjaan Berkaitan dengan perkembangan situasi dan kondisi ketenaga kerjaan di Desa Mandapa sampai akhir tahun 2015, masih menunjukan keadaan kondusif, walaupun dipihak lain masih dihadapkan pada keterbatasan lapangan kerja dan jumlah pencari kerja yang cukup bannyak. Keadaan ini semakin sulit dikendalikan sebagai akibat krisis ekonomi dan kenaikan harga BBM dan banyaknya pencari kerja di Desa Mandapa adalah sebagai akibat penambahan angkatan kerja baru dan pemutusan hubungan kerja (PHK), Kondisi ini terus berlangsung diberbagi lapisan dan tingkatan sektor-sektor usaha strategis yang banyak menyerap tenaga kerja. Keadaan seperti ini memberikan kontribusi sangat besar terhadap jumlah pencari kerja yang tidak terproyeksikan sebelumnya. Jumlah angkatan kerja pada tahun 2014 sebanyak 410 orang, Jumlah pencari kerja yang dapat tersalurkan dan ditempatkan di perusahaan-perusahaan maupun jenis pekerjaan lainnya sebanyak223 orang, sedangkan sisanya sebesar 187orang belum mendapatkan pekerjaan Untuk tahun 2015 jumlah pencari kerja laki-laki sebanyak 100 orang sedangkan pencari kerja perempuan 123orang, sedangkan pencari kerja perempuan lebih banyak tersalurkan karena dari perusahaan-perusahaanterutama pabrik-pabrik lebih memprioritaskan tenaga kerja perempuan. Darisegi Pendidikan, lulusan SLTA menempati urutan tertinggi dari jumlah prosentase pencari kerja yang berhasil ditempatkan terhadap total pencari kerja, yaitu menurut tingkat pendidikan mencapai angka 52 %. Dalam hal penyerapan tenaga kerja, jumlah tenaga kerja yang ditempatkan mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sementara jumlah pencari kerja yang terdaftar mengalami penurunan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Jumlah tenaga Kerja, Pencari Kerja, dan Lowongan Kerja Di Desa MandapaTahun 2014
Dari Tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2015 pencari kerja mengalami kenaikan, begitu pula pada lowongan kerja, akan tetapi masih terdapat ketimpangan antara pencari kerja dengan lowongan pekerjaan itu sendiri, sehingga jumlah pencari kerja masih banyak yang tidak tertampung pada lowongan kerja yang dari segi kuantitasnya lebih sedikit daripada pencari kerja. Faktor lain yang menjadi pengaruh adalah tingkat Skill dan Pendidikan yang ada di Desa Mandapa masih kalah dengan desa-desa lainnya yang ada diwilayah Kecamatan Dawuan, sedangkan perusahaan lebih memprioritaskan yang bersekolah tinggi (Sarjana), meskipun sedikit demi sedikit di Desa Mandapa sudah mulai bermunculan para Sarjana-sarjana Muda yang berpotensi. Pemuda dan Olahraga Dalam hal kepemudaan, pada tahun 2015 tidak terlepas dari aktivitas dan eksitensi karang taruna, baik level desa maupun level RW, sedangkan jumlah anggota karang taruna aktif untuk level desa meskipun telah dibentuk sampai saatini belum memperlihatkan eksitensinya, jadi hampir seluruh usia karang taruna terlibat aktif di kepengurusan Tingkat RW, baik pengurus aktif maupun yang tidak aktif. Sedangkan organisasi keolahragaan yang ada di Desa Mandapa,cukup variatif, maupun semua organisasi tersebut masih dikelola secara amatir, dan hanya penyaluran kegemaran saja. Untuk lebih jelasnya data organisasi keolahragaan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Data Klub/Perkumpulan Olahraga Di Desa MandapaTahun 2014
Sumber: Data profil Desa Mandapa Dari Klub olahraga di atas, telah banyak melahirkan atlet-altet berbakat dan ikut serta dalam kegiatan mewakili Desa untuk kontingen tingkat Kecamatan, bahkan untuk tingkat Kabupaten Majalengka, sedangkan dalam ajang kegiatan kompetisi atlet-atlet tersebut kebanyakan hanya mengikuti kegiatan ditingkat lokal saja. 7. Kebudayaan Kebudayaan yang ada di Desa Mandapa merupakan modal dasar pembangunan yang melandasi pembangunan yang akan dilaksanakan, warisan budaya yang bernilai luhur merupakan dasar dalam rangka pengembangan pariwisata budaya yang dijiwai oleh mayoritas keluhuran Nilai Agama Islam. Pemerintah terus membinakelompok dan organisasi kesenian yang ada, walupun dengan keterbatasan dana yang dialokasikan, namun semangat para pewaris kebudayaandi Desa Mandapa Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka, terus merawat dan melestarikannya dengan akhir-akhir ini membentuk Ikatan Olahraga dan Seni mulai dari tingkat Desa sampai ketingkat Kabupaten Majalengka Dengan memeliharanya agar kelompok – kelompok kesenian tersebut terus terpelihara. Beberapa kelompok Kesenian yang ada di Desa Mandapa masih eksis dan terawat dapat dilihat pada tabel berikut ini: Data Kelompok Budaya dan Kesenian Di Desa MandapaTahun 2014
Sumber: Data profil Desa Mandapa Di bidang Pariwisata, DesaMandapatidak mempunyai tempat wisata yang bisa diandalkan, namun dengan demikian tidak putus asa Pemerintah Desa Mandapa bersama masyarakatnya terus melestarikan dan berencana membangun sarana wisata yang bisa diandalkan di DesaMandapa Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka, disamping itu pula, masih banyak budaya-budaya yang ada di Desa Mandapayang dulu sempat ada dan tenggelam untuk dikembalikan lagi atau aksis lagi, sehingga nantinya anak cucu di Desa Mandapa akan teringat kembali akan semua hal-hal yang pernah ada pada leluhur Di Desanya. Tabel Tempat Peribadatan Di Desa MandapaTahun 2014
Sumber: Data profil Desa Mandapa Data Nama Masjid dan DKM Di DesaMandapa Tahun 2014
Sumber: Data profil Desa Mandapa Keadaan Ekonomi Pajak Dan Retribusi Desa Pajak dan Retribusi Desa di Desa Mandapa tahun 2015 mengalami kenaikan dari tahun2014 akan tetapi mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun sebelum ........., Adapun pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) DesaMandapa mengalami fluktuasi yang sangat signifikan menganai kenaikan dan penurunannya, ini dikarenakan adanya kenaikan NJOP Tanah yang tidak sesuai dengan lokasi tanah tersebut sehingga ada keengganan dari masyarakat itu sendiri untuk sadar membayar PBB karena kenaikan tersebut dan imbasnya ada penurunan realisasi untuk PBB itu tersebut, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel pendapatan PBB dari tahunke tahun dibawah ini: Realisasi Pendapatan Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Desa Mandapa Tahun 2014
Sumber: Data profil Desa Mandapa Alokasi Dana Desa (ADD) Alokasi Dana Desa (ADD) pada dasarnya adalah merupakan dana yang bersumber dari Pemerintah Pusat yang penyalurannya melalui Pemerintahan Kabupaten Majalengka, dan merupakan Dana Hak bagi setiap Desa yang berada dibumi nusantara ini, adapun besarannya bervariasi disesuaikan denagn situasi dan kondisi desa tersebut, karena merupakankonsekuensi pembagian tugas anatara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa yang dimaksudkan untuk membiayai program Pemerintahan Desa dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, sebagimana diaturdalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Alokasi Dana Desa tersebut merupakan Sumber Pendapatan Desa dan ada juga sumber pendapatan desa lainnya, diantaranya: Pendapatan Asli Desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa,hasil swadaya dan partisipasi,hasil gotong royong dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah. Ø Bagi hasil pajak daerah Kabupaten minimal 10 % (sepuluh persen) untuk desa dan dari retribusi Kabupaten sebagian diperuntukan bagi desa. Ø Bagian dari Dana Perimbangan Keuangan pusat dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten untuk desa minimal 10 % (sepuluh persen), yang pembagiannya untuk setiap desa secara proporsional. Ø Bantuan keuangan dari pemerintah, pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan. Ø Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat. ADD minimal adalah dana minimal yang diterima oleh masing-masing desa dan dibagikan dengan jumlah yang sama menurut asas mereka, dimana besaran ADD minimal (ADDM) sebagaimana dimaksud sebesar 70% (Tujuh puluh persen) dari besaran Total Alokasi Dana Desa dan besaran ADD Proporsional adalah 30% (Tiga puluh persen) dari besaran Alokasi Dana Desa, dimana ADD Proporsional diterima suatu desa ditentukan berdasarkan perkalian total dana variabel yang ditetapkan dalam APBD dengan porsi desa yang bersangkutan menurut asas keadilan, porsi desa sebagaimana dimaksud merupakan bobot desa yang bersangkutan terhadap jumlah bobot semua desa di Kabupaten Majalengka Data Penerimaan ADD Desa Mandapas.d Tahun 2014
Sumber: Data profil Desa Mandapa Sumber Penerimaan Desa Sumber penerimaan Desa Mandapa Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka, dapat dilihat sebagaimana dalam Tabel Berikut ini: Data Sumber Pendapatan Desa Desa MandapaTahun 2014
Sumber: Data profil Desa Mandapa Prasarana dan Sarana Sosial Ekonomi Pada umunya jenis sarana sosial ekonomi masyarakat DesaMandapa berupa usaha perdagangan, terutama warung kebutuhan rumah tangga sehari-hari yang berskala kecil, disamping itu pula sarana ekonomi yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat Desa Mandapa Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka adalah perusahaan-perusahaan yang ada diluar Desa Mandapa seperti Di Desa Baturuyuk, Desa Sinarjati dan desa-desa yang lainnya. Adapun yang menjadi primadona atau usaha prioritas di Desa Mandapa adalah dari sektor pertanian yang menjadi sektor ekonomi andalan bagi masyarakat DesaMandapa, dimana jumlah Petani hampir 65% dari Jumlah Penduduk yang ada di Desa Mandapayang berpenghasilan dari sektor pertanian. Mengenai sektor yang lainnya seperti pedagang,warung,toko,waserda yang merupakan sektor lain bagi masyarakat Desa Mandapayang jumlahnyahanya sebagian kecil dari jumlah penduduk yang ada di Desa Mandapa Transportasi dan Perhubungan Panjang Jalan Desa Mandapa Pada Tahun 2014 ini untuk Jalan Desanya+9,10 KM (9.100M) yang terdiri dari Jalan Kabupaten ........ KM, Jalan Desa 1,25 KM serta Jalan Gang 2,6 Km, Jalan Akses Puskesmas 1,25 KM, Jalan akses Pertaian dan Lintas Desa 4 KM. Telekomunikasi dan Informasi Penggunaan jaringan Komunikasi di Desa Mandapa Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka, telah ada sejak tahun 2.000-an berupa telekomuikasi Telkom Telepon jalur dan Pesawat Intelekom serta telekomunikasi lewat surat menyurat melalui kantor Pos. Sedangkan mulai tahun 2.001-an jaringan Telekomunikasi lainnya mulai masuk daerah Kecamatan Dawuan khususnya Desa Mandapa seperti jaringan Hand Phone (HP), Telkomsel, Indosat bahkan jaringan Internet sudah masuk. Sedangkan Listrik Negara (PLN) itu sendiri ke Desa Mandapa sudah masuksejak Tahun 1984-an, meskipun baru sebagian kecil yang memasang Listrik sebagianya lagi masih menggunakan penerangan Lampu dan lainnya. Data Jaringan Tower Di Desa Mandapa Tahun 2014
Sumber: Data profil Desa Mandapa Pengairan dan Keirigasian Penanganan Keirigasian/Pengaliran diarahkan dalam rangka memenuhi Kebutuhan Para Petani, terutama petani sawah (padi) yang untuk tahun 1.998 s/d 2015 ini hanya terfokus di tanah pesawahan yaitu memenuhi kebutuhan air untuk bercocok tanam padi, sedangkan tanah sawah yang jauh dari saluran Irigasi yang lainnya sudah beralih fungsi ke pertanian bentuk lain dikarenakan debet air yang masuk ke Desa mandapa sudah berkurang sedikit demi sedikit, terutama pada musim kemarau masyarakat lebih memfaatkan air tersebut hanya untuk kebutuhan sehari-hari saja, hal lain diperparah oleh penurunan debit air dari gunung karena banyak disuling atau disalurkan kedaerah lain atau perkotaan yang juga memerlukan air tersebut Adapun Irigasi atau Saluran air yang masih bisa dimanfaatkan oleh masyarakat diantaranya sebagaiman terlihat dalam tabel berikut ini: Data Irigasi/Selokan Pengairan Di Desa Mandapa Tahun 2014
Sumber: Data profil Desa Mandapa Drainase Sistem Drainase merupakan sistem pengaliran air hujan terdiri dari 2 (dua) macam sistem, yaitu sistem drainase melalui sungai, selokanatau saluran sekunder itulah yang disebut Drainase makro, dan ini menjadi sistem yang hampir seluruhnya digunakan di Desa Mandapa Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka, serta sistem yang melaui saluran-saluran lingkungan atau disebut juga Drainase Mikro. Drainase makro sebagian besar dialirkan ke selokan-selokan atau sungai yang akhirnya bermuara menuju sungai-sungai yang berada didataran rendah dari Desa Sinarjati,Baturuyuk mengalir menuju Desa Mandapa Kecamatan Dawuan, tepatnya ke sungai Cisambeng dan irigasi cilutung timur Air Bersih Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya seperti minum,mandi,memasak, mencuci, dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih, saat ini penduduk Desa Mandapa Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka sebagian besar masih menggunakan mata air konvensional (Non PAM), ada juga yang menggunakan PAM Swadaya,Pompa Air dan Sumur Gali bahkan ada pula yang menggunakan pemamfaatan Air Hujan. Data Sumber Air Bersih Desa Mandapa Tahun 2014
Sumber: Data profil Desa Mandapa Air Limbah Jenis limbah yang terdapat di Desa Mandapa dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu limbah domestik dan limbah Non Domestik, Limbah Domestik merupakan Limbah hasil buanganRumah tangga seperti dari kegiatan mandi,cuci dan kakus, sedangkan limbah Non Domestik adalah Limbah yang dihasilkan oleh kegiatan non rumah tangga, seperti Limbah Penggilingan padi, Limbah ternak, Limbah Industri rumah tangga (koveksi) dan sebagainya. Sistem pembuangan limbah di DesaMandapa selain menggunakan jamban keluarga (Septictank), juga memamfaatkan sungai,dan kolam dan pembuangan langsung ke saluran drainase yang ada, Namun kesadaran warga di Tahun 2014 ini sudah mulai terlihat dengan hampir semua warga membuang Limbah dengan membuat Septictank. Energi Pada Umumnya masyarakat Desa Mandapa, sudah hampir 95 % tersambung aliran Listrik, mengingat jaringan Listrik sudah masuk kedaerah terpencil sekalipun, meskipun masih ada warga yang belum memasang standar Listrik dikarenakan masalah ekonomi, akan tetapi berkat rasa kekeluargaan serta kerukunan yang lekat antar keluarga, dimana keluarga yang belum bisa memasang Standar Listrik bisa menggunakan Listrik dengan menyambung dari tetangganya yang sudah pasang listrik, jadi untuk warga seluruh yang ada di Desa Mandapa,sudah bisa menggunakan listrik.- Musim Di Desa Mandapa Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka terdapat dua musim setiap Tahunnya yaitu Musim Hujan dan Musim Kemarau, di musim hujan dimanfaatkan oleh masyarakat dengan bercocok tanam padi, sedangkan pada musim kemarau masyarakat lebih cenderung bertani dalam bentuk lain seperti bertani tanaman palawija yang lebih tahan lama apabila kekurangan air. KONDISI PEMERINTAHAN DESA Luas Wilayah Desa Mandapa Pemukiman: 34.026 Ha Pesawahan: 279 Ha Tanah Bengkok dan Titisara: 43,091Ha Tempat Pemakaman Umum (TPU): 7.459 M2 Pekarangan: 161 M2 SDN Mandapa: 2.583 M2 Kantor Desa: 2.579 M2 Posyandu: 56 M2 Lapang Sepak Bola: 7.520 M2 Mesjid Al – imam: 10.29 M2 Jumlah:358.256 Ha Pembagian Wilayah Desa Desa Mandapa Terdiri Dari:3(tiga) Blok05 RW dan22 RT - Blok Ahad RW 01dan 5 RT - Blok Senen RW 02 ada 4 RT dan RW 03 ada 4 RT (2 RW dan 8 RT) - Blok Salasa RW 04 ada 5 RT dan RW 05 ada 4 RT (2 RW dan 9 RT) Struktur Organisasi Pemerintahan Desa a. Struktur Organisasi Pemerintah Desa, terdiri atas: - Pimpinan adalah Kepala Desa - Unsur Pembantu Pimpinan adalah Perangkat desa yang terdiri dari: Kesekertariatan yakni diantarannya Sekretaris Desa, Kaur Aset, Kaur Umum, Kaur Keuangan, dan unsur pelaksana Teknis lapangan diantaranya: Kasi Pemerintahan,Kasi Ekbang, Kasi Kesra, dan ditambah Urusan Wilayah atau Unsur Pembantu Kepala Desa di wilayah kerja atau yang disebut Kepala Dusun (Kadus). POTENSI Tugas dan Fungsi Pemerintah Desa Pemerintah Desa mempunyai tugas membinan kehidupan masyarakat Desa, membina perekonomian, dan memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat desa serta mengajukan rancangan Peraturan Desa serta menetapkannya sebagi Peraturan Desa, untuk menyelenggarakan tugas tersebut Pemerintah Desa mempunyai fungsi: Ø Pelaksanaan pembinaan masyarakat desa; Ø Pelaksanaan pembinaan perekonomian desa; Ø Pemeliharaan ketentraman dan ketrtiban masyarakat desa; Ø Pelaksanaan musyawarah penyelesaian perselisihan masyarakat di desa; Ø Penyusunan dan pengajuan rancangan peraturan desa dan menetapkan sebagai peraturan desa bersama BPD; dan Ø Peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Perangkat Desa Perangkat desa bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya serta bertanggung jawab kepada Kepala Desa, dimana kesekretariatannya dipimpin oleh sekretaris Desa yang paham, dan mampu mengenai Tugas dan Fungsi Sekretaris Desa dan Perangkat Desa dapat dilihat dalam Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 6 tahun 2008, Tentang Pedoman Organisasi Pemerintah Desa dan Perangkat Desa. Sumber Daya Alam JENIS SUMBER DAYA ALAM
Sumber: Data profil Desa Mandapa umber Daya Manusia JUMLAH PENDUDUK Data Desa Mandapa Tahun 2015
Sumber: Data profil Desa Mandapa USIA PENDUDUK Data Desa Mandapa Tahun 2015
Tingkat Pendidikan Penduduk Data Desa Mandapa Tahun 2014
Sumber: Data profil Desa Mandapa Jenis Mata Pencaharian Data Desa Mandapa Tahun 2015
Sumber: Data profil Desa Mandapa Sumber Daya Kelembagaan Tabel: 27 Kelembagaan dan Organisasi Data Desa Mandapa Tahun 2015
Sumber: Data profil Desa Mandapa Sebagai partner kerja Aparatur Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan Pemerintah Desa di bantu oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD),BPD Desa Mandapa yang ada saat ini sebanyak 8 orang, dengan susunan sebagai berikut ; Dalam pelaksanaan pembangunan pemerintahan Desa Mandapa di bantu oleh Lembaga kemasyarakatan,dia antaranya:Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Karang Taruna, Majelis Ulama, dan Jajaran Hanship. Pemerintah Desa Mandapa dalam mengelola roda pemerintahan maupun program pembangunan desa, secara umum terbagi dalam pembagian wilayah desa yang terdiri dari: 3(tiga) Blok/Dusun, 5 (lima) RW, 22 RT, Susunan Nama Blok,RW dan RT tertera pada tabel berikut: SUSUNAN BLOK/DUSUN, RW, DAN RT TAHUN 2014
Sumber: Data profil Desa Mandapa SUSUNAN KARANG TARUNA DESA MANDAPA TAHUN 2015
Sumber: Data profil Desa Mandapa Sarana Pendidikan Data Desa Mandapa Tahun 2014
Sarana Keagamaan Data Desa Mandapa Tahun 2014 - 2015
Sumber: Data profil Desa Mandapa Sarana Tempat Usaha Data Desa Mandapa Tahun 2014
Sumber: Data profil Desa Mandapa Sarana Olahraga Data Desa Mandapa Tahun 2014
Sumber: Data profil Desa Mandapa Sarana lainnya Kepemilikan Ternak Data Desa Mandapa Tahun 2015
Sumber: Data profil Desa Mandapa Jenis Kesenian dan Budaya Data Desa Mandapa Tahun 2015
Referensi
|