Makhluk

Makhluk adalah sebuah kata serapan dari bahasa Arab (مخلوق) yang berarti "yang diciptakan", sebagai lawan kata Khalik (خالق) memiliki arti "Pencipta." Secara umum, kata ini merujuk pada organisme hidup yang diciptakan oleh Tuhan.

Selain itu, makhluk juga dapat merujuk pada:

  • Makhluk halus, adalah makhluk ciptaan Tuhan yang bersifat ghaib seperti jin, setan dan lain-lainnya.
  • Makhluk hidup, adalah kumpulan molekul-molekul yang saling mempengaruhi.
  • Makhluk legenda, adalah makhluk yang terdapat dalam legenda atau cerita dongeng, misalnya naga, bijuu, atau monster.
  • Makhluk asing, Adalah Makhluk Yang tidak Berasal dari bumi Atau Yang disebut dengan alien

Makhluk menurut Islam

Menurut syariat Islam, semua ciptaan Allah adalah makhluk, termasuk alam semesta beserta isinya, yaitu 'Arsy, langit, bintang, bumi, air dan lainnya[1] dan makhluk yang pertama kali diciptakan oleh Allah adalah pena (القلم, al-Qalam),[2][3] ia ditugasi untuk menulis semua takdir segala sesuatu sampai datangnya hari kiamat.

Dalam dalil lain dikatakan bahwa makhluk pertama yang diciptakan oleh Allah adalah air, berdasarkan ayat Quran Surah Hud, yang berbunyi:

...dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah ‘Arsy-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. (Hud 11:7)

Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa keberadaan air jauh lebih dulu daripada keberadaan langit dan bumi. Jadi air lebih tua umurnya dibanding langit dan bumi. Hal ini dikuatkan oleh sabda Nabi Muhammad yang lain.[4][5]

Kemudian Ibnu Hajar menjelaskan dalam Kitab Fathul Bari bahwa ayat-ayat dan hadits-hadits tersebut digabungkan dan dikompromikan, makhluk yang pertama diciptakan adalah air, kemudian ‘Arsy kemudian pena. Hadits yang menjelaskan “…pertama kali yang Allah ciptakan adalah pena.." maksudnya adalah pertama kali setelah adanya air dan 'Arsy.[6]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Ibnu Hazm, اتفقوا أن الله وحده لا شريك له ، خالق كل شيء غيره ، وأنه تعالى لم يزل وحده ، ولا شيء غيرُه معه ، ثم خلق الأشياء كلَّها كما شاء، وأن النفس مخلوقة، والعرش مخلوق، والعالم كله مخلوق Ulama sepakat bahwa Allah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, Pencipta segala sesuatu selain Dia. Dia selalu Maha Esa, tiada sesuatu selain Allah yang membersamai-Nya. Kemudian Dia mencipatakan segala sesuatu sesuai yang Dia inginkan. Jiwa itu makhluk, arsy itu makhluk, dan alam semuanya adalah makhluk. (Maratib al-Ijma’, hlm. 167).
  2. ^ “Sesungguhnya mahluk yang pertama kali Allah ciptakan adalah Al-Qalam, kemudian Allah berfirman kepadanya: Tulislah! Kemudian al-Qalam berkata: Wahai Rabbku, apa yang saya tulis? Allah berfirman: Tulislah taqdir segala sesuatu sampai datang hari kiamat.” (HR. Abu Dawud [no. 4700], Shahih Abi Dawud [no. 3933], at-Tirmidzi [no. 2155, 3319], Ibnu Abi ‘Ashim dalam as-Sunnah [no. 102], al-Ajurry dalam asy-Syari’ah [no.180], Ahmad [V/317], Abu Dawud ath-Thayalisi [no. 577], dari Sahabat ‘Ubadah bin ash-Shamit, hadits ini shahih).
  3. ^ Buku Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, halaman 377, Pustaka Imam asy-Syafi’i, oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas.
  4. ^ Rasulullah ﷺ: “Dialah Allah yang (pada waktu itu) tidak ada sesuatupun selain Dia, sedangkan ‘Arsy-Nya di atas air, lalu Dia menulis di dalam adz-Dzikir segala sesuatu (yang akan terjadi), lalu Dia menciptakan langit dan bumi”. (HR. Bukhari, no: 2953).
  5. ^ Dikuatkan juga dengan hadits Abdullah bin Amru, bahwasanya rasulullah bersabda: “Allah telah menentukan takdir bagi semua makhluk lima puluh tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi. Rasulullah menambahkan: ‘...dan ‘Arsy Allah itu berada di atas air.” (HR. Muslim, no: 4797).
  6. ^ Dalam Kitab Fathu al Bari (6/289), Ibnu Hajar menjelaskan bahwa ayat-ayat dan hadits-hadits tersebut digabung dan dikompromikan, maka hasilnya sebagai berikut: "Makhluq yang pertama kali diciptakan adalah air, kemudian ‘Arsy, kemudian pena. Jadi redaksi hadits di atas '…pertama kali yang Allah ciptakan adalah pena..' maksudnya adalah pertama kali setelah adanya air dan ‘Arsy…"
Kembali kehalaman sebelumnya