Madhubala
Madhubala (lahir Mumtaz Jehan Begum Dehlavi; 14 Februari 1933 – 23 Februari 1969) adalah seorang aktris film, produser film, dan penyanyi playback asal India yang tampil pada perfilman Hindi. Ia aktif antara tahun 1942 hingga 1964. Ia dikenal atas kecantikan, kepribadian, dan penampilannya yang bersih dan anggun. Walaupun ia merupakan aktris yang terkenal, ia tidak pernah meraih penghargaan apapun. Ia mendapat julukan sebagai Marilyn Monroe-nya India. Madhubala memulai debutnya sebagai artis cilik dan penyanyi playback dalam film drama musikal Basant (1942) dan sebagai seorang perempuan dewasa pada film drama percintaan Neel Kamal (1947). Madhubala menerima sambutan besar atas penampilannya pada film drama misteri Mahal (1949), film drama percintaan Amar (1954), film komedi percintaan Mr. & Mrs. '55 (1955), film musikal Chalti Ka Naam Gaadi (1958), dan film drama Barsaat Ki Raat (1960). Ia dikenal sebagai aktris ikonis dari perfilman Hindi dan meraih nominasi Aktris Terbaik pertama dan satu-satunya pada acara Penghargaan Filmfare ke-8, setelah beradu akting dengan aktor Dilip Kumar dan Prithviraj Kapoor pada film drama sejarah Mughal-e-Azam (1960). Perilisan terakhirnya adalah film aksi kejahatan Jwala (1971), yang dirilis dua tahun setelah kematiannya. Kehidupan pribadi Madhubala menerima banyak perhatian dari media. Ia menikah dengan aktor komika dan penyanyi playback Kishore Kumar pada 1960. Mereka berdua bekerjasama dalam beberapa film seperti film komedi percintaan Dhake Ki Malmal (1956), film komedi musikal Jhumroo (1961), dan film musikal percintaan Half Ticket (1962). Ia meninggal pada 1969 akibat defek septum ventrikel. Kehidupan dan karierKehidupan awal dan permulaan karier (1933–1948)Madhubala lahir pada 14 Februari 1933 di Delhi, India Britania (sekarang India) dalam sebuah keluarga yang berketurunan Pathan.[1][2][3] Dilahirkan dengan nama Mumtaz Jehan Begum Dehlavi, ia merupakan anak kelima dari sebelas bersaudara.[4][5] Ayahnya, Ataullah Khan, adalah seseorang yang keras kepala dan ibunya, Aayesha Begum, adalah seseorang yang sederhana dan buta huruf.[3] Mereka tinggal di lembah Peshawar, yang mencakup wilayah Mardan dan Swabi, bersama keluarganya.[6] Ia pindah ke Bombay dan kemudian ke Delhi setelah ayahnya kehilangan pekerjaannya di Imperial Tobacco Company.[7] Dua saudara laki-laki dan tiga saudara perempuannya meninggal pada usia antara lima hingga enam tahun; saudara-saudaranya yang masih hidup adalah Altaf Kowal, Kainz Balsara, Chanchal Ibrahim, Madhur Bhushan, dan Shahida Kazi.[8] Pada 1944, terjadi sebuah ledakan yang menghancurkan rumah kecil keluarganya. Seluruh keluarganya selamat karena saat ledakan tersebut terjadi, keluarganya telah pergi ke sebuah teater untuk menonton film.[9]
—Madhubala[10] Menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang mudah bergaul, Madhubala sangat menyukai musik dan puisi.[3][11] Ia mahir berbicara dalam bahasa Urdu. Pada usia ke-12, ia mulai belajar mengemudi dan terkadang ia suka berpergian dalam waktu yang panjang.[12] Ia merupakan penggemar aktris Meena Kumari.[13] Walau tidak pernah bersekolah secara biasa dan menjadi tulang punggung bagi keluarganya sejak usia dini, ia fasih berbahasa Inggris pada saat berusia 17 tahun.[14][15][16] Sushila Rani Patel, pengajar bahasa Inggris Madhubala, mengatakan bahwa, "Ia tidak mengetahui apapun ketika mendatangi saya, tetapi saya dapat mengatakannya sebagai salah satu siswi terbaik saya. Ia mengerti apa yang saya ajarkan dengan sangat cepat. Ia dapat membaca, menulis, dan berbicara dengan bahasa Inggris dalam waktu tiga bulan. Ia sungguh luar biasa.[16] Nama "Madhubala" menjadi nama panggung bagi dirinya setelah aktris Devika Rani terpukau dengan kemampuannya beraktingnya.[17][a] Madhubala memulai debut layar lebarnya sebagai artis cilik dengan memainkan sebuah peran pendukung pada film drama musikal tahun 1942 Basant garapan Amiya Chakravarty.[18][19] Dalam film tersebut, ia berperan sebagai putri dari aktris Mumtaz Shanti dan dikreditkan sebagai Baby Mumtaz.[20] Film tersebut merupakan film Bollywood berkeuntungan tertinggi pada tahun tersebut dan dinyatakan sebagai sebuah "blockbuster" oleh Box Office India.[21] Basant berkisah tentang dua saudara miskin tunawisma yang memiliki bakat bernyanyi, tetapi tidak menemukan pekerjaan apapun.[22] Selain tampil sebagai pemeran, ia juga tampil sebagai penyanyi playback untuk lagu "Hum Ko Hain Pyari".[23] Kesuksesan lanjutannya datang setelah ia beradu akting dengan Khursheed Bano dalam peran pendukung pada film drama sejarah tahun 1944 Mumtaz Mahal garapan Kidar Sharma.[24][25] Film tersebut merupakan film Bollywood berkeuntungan tertinggi keenam pada tahun tersebut dan dinyatakan sebagai sebuah "semi hit".[26] Rilis film lanjutannya adalah film fantasi tahun 1945 Dhanna Bhagat garapan Sharma.[25] Ia memiliki tiga rilis film pada 1946, yang meliputi film Pujari dan Rajputani garapan Aspi Irani dan Phoolwari garapan Chaturbhuj Doshi.[25] Phoolwari, rilis film keduanya, merupakan film Bollywood berkeuntungan tertinggi ketiga pada tahun tersebut dan dinyatakan sebagai sebuah "hit".[27] Pada 1947, Madhubala memulai debutnya sebagai perempuan dewasa dengan beradu akting bersama Raj Kapoor pada film drama percintaan Neel Kamal garapan Sharma.[28] Berlatarkan Kerajaan Janakgarh, film tersebut berkisah tentang Ganga (diperankan oleh Madhubala) yang jatuh cinta dengan seorang seniman kaya yang mudah curiga, Madhu Sudan (diperankan oleh Raj Kapoor). Rilis film lainnya pada tahun tersebut meliputi film komedi romansa Dil-Ki-Rani, Chittor Vijay, Mere Bhagwan, dan Khubsoorat Duniya yang semuanya digarap oleh Mohan Sinha.[25] Dil-Ki-Rani dan Chittor Vijay masing-masing menandai kerjasama kedua dan ketiga antara Kapoor dan Madhubala.[29][30] Pada 1948, Madhubala memiliki tiga rilis film yang meliputi Parai Aag garapan Najam Naqvi,[31] film percintaan Lal Dupatta garapan K. B. Lall,[32] dan film drama Amar Prem garapan N. M. Kelkar.[33] Dalam suatu ulasan untuk Lal Dupatta, Rajan Haksar dari Filmindia mengatakan bahwa, "Di bawah arahan kompeten K. B. Lall, Madhubala memperoleh suatu kepribadian layar yang baru... Ia berperan sebagai Sobha dengan indah dan membuktikan dirinya kompeten dan fleksibel dalam sekuen cahaya dan kesedihan. Dialognya juga disampaikan secara emosional, Lal Dupatta adalah suatu film yang menarik dan Madhubala kecil adalah daya tarik utamanya. Film tersebut merupakan tonggak pertama dari kedewasaannya pada akting layar lebar."[34] Guncangan karier (1949–1954)Pada 1949, Madhubala memiliki sembilan rilis film yang meliputi Sipahiya garapan Aspi Irani,[35] film drama keluarga Singaar garapan J. K. Nanda,[36] film drama Paras garapan Anant Thakur,[37] Neki Aur Badi garapan Sharma,[38] film drama misteri Mahal garapan Kamal Amrohi,[39] Imtihaan garapan Sinha,[40] film percintaan musikal Dulari garapan Abdul Rashid Kardar,[41] film sosial Daulat garapan Sohrab Modi,[42][43] dan film cerita seru Aparadhi garapan Yeshwant Pethkar.[44] Mahal, rilis film kelimanya, merupakan film Bollywood berkeuntungan tertinggi ketiga pada tahun tersebut dan dinyatakan sebagai sebuah "super hit" dan Dulari, rilisan ketujuhnya, merupakan film Bollywood berkeuntungan tertinggi kedelapan pada tahun tersebut dan dinyatakan sebagai sebuah "semi hit".[45] Mahal, yang menampilkannya beradu akting dengan Ashok Kumar, merupakan film India pertama yang didasarkan pada reinkarnasi.[46] Film tersebut, yang merupakan debut penyutradaraan Amrohi, adalah sumber inspirasi dari film horor psikologi The Reincarnation of Peter Proud (1975) dan film cerita seru Karz (1980).[47][48] Film tersebut meluncurkan namanya menjadi seorang bintang super.[49][50] Dalam suatu ulasan untuk Mahal, Kumar mengatakan bahwa, "Ketika kami sedang melakukan pemilihan pemain untuk Mahal, aku tahu kalau kita membutuhkan seorang perempuan yang sangat cantik dan halus yang dapat tampil secara semangat dan terpercaya. Madhubala berusia sekitar 15 atau 16 pada saat itu dan aku lebih dari dua kali lipatnya, jadi aku mungkin ragu-ragu memilihnya beradu peran denganku jika itu adalah suatu kisah cinta konvensional. Tapi untuk saat ini aku pikir kita tidak akan salah pilih pemain. Ia menciptakan suatu semangat yang sangat indah tetapi sebagai seorang seniman ia sangatlah mentah dan perlu melakukan banyak pengulangan." dan untuk Aparadhi, perilisan terakhirnya pada tahun tersebut, seorang pengulas mengatakan bahwa, "Satu-satunya jalan untuk menuju awan kejemuan yang panjang dan gelap adalah kepribadian Madhubala yang begitu berkilauan. Setiap kali gadis ini muncul pada layar lebar, ia membawakan suatu kelegaan kepada para penonton. Dalam peran utama wanita tersebut, ia mengalahkan seluruh orang yang dalam kondisi hampa — meskipun tidak banyak orang yang mampu ia kalahkan — dan memberikan sebuah penampilan beraneka ragam dengan desahan dan senyum."[51][52] Untuk Singaar, seorang pengulas menyatakan bahwa, "Dari para pemain, Madhubala telah memberikan sebuah penampilan yang sempurna sebagai seorang gadis penari meskipun ia tidak terlihat seperti itu. Bagaimanapun, ia mengalahkan Suraiya pada setiap sekuen yang mereka temui. Madhubala menyimpan lebih banyak emosi dalam satu wajah daripada seribu perempuan dengan wajah sebanyak mungkin". Untuk penampilannya pada Paras, seorang kritikus menulis bahwa, "Dengan kelihaiannya yang luar biasa, Madhubala membuat Kamini Kaushal terlihat seperti seorang amatir.[51] Pada 1950, Madhubala memiliki enam rilis film yang meliputi film drama keluarga Pardes garapan M. Sadiq,[53] film drama romansa Nishana garapan Wajahat Mirza,[54] film cerita seru romansa Nirala garapan Devendra Mukherjee,[55] film drama Madhubala garapan Prahlad Dutt,[56] film drama Hanste Aansoo garapan Lall,[57] dan film drama Beqasoor garapan K. Amarnath.[58] Madhubala, rilisan keempatnya pada tahun tersebut, merupakan sebuah "bencana box office".[51] Hanste Aansoo, perilisan kelimanya, merupakan film India pertama yang mendapatkan sertifikasi 'A'.[59] Dalam sebuah ulasan untuk Hanste Aansoo, seorang kritikus mengatakan bahwa, "Fleksiblitas aktris ini seperti tidak ada habisnya. Dalam film tersebut, selain penampilannya yang serius dan menyedihkan, ia menunjukkan bakat langkanya untuk menggoda. Penampilannya sangat menakjubkan. Bukan pekerjaan yang mudah untuk mengambil suatu adegan dari dua orang yang sudah berpengalaman ini, tetapi Madhubala dapat melakukan hal tersebut".[60] Beqasoor, rilis film keenamnya, merupakan film India berkeuntungan tertinggi ketujuh pada tahun tersebut dan dinyatakan sebagai sebuah "semi hit".[61] Pada 1951, Madhubala memiliki tujuh rilis film yang meliputi film drama percintaan Tarana garapan Ram Daryani,[62] film drama keluarga Saiyan garapan M. Sadiq,[63] film drama Nazneen garapan N. K. Ziree,[64] film percintaan Nadaan garapan Hira Singh,[65] film aksi petualangan Khazana garapan Sadiq,[66] film aksi percintaan Badal garapan Chakravarty,[67] dan film percintaan Aaram garapan D. D. Kashyap.[68] Badal, rilisan keenamnya, merupakan film Bollywood berkeuntungan tertinggi kedelapan pada tahun tersebut.[69] Pada 1952, Madhubala memiliki dua rilis film yaitu film fantasi percintaan Saqi garapan H. S. Rawail dan film misteri percintaan Sangdil garapan Talwar.[25][70] Sangdil, rilis film terakhirnya pada tahun tersebut, merupakan film Bollywood berkeuntungan tertinggi ketujuh pada tahun tersebut dan dinyatakan sebagai sebuah film dengan keuntungan "di bawah rata-rata".[71] Pada 1953, Madhubala memiliki dua rilis film yang meliputi film drama Rail Ka Dibba garapan Prem Narayan Arora dan film drama keluarga Armaan garapan Fali Mistry.[25][72] Pada 1954, Madhubala memiliki dua rilis film yang meliputi film drama petualangan Bahut Din Huwe... garapan S. S. Savan dan film musikal percintaan Amar garapan Mehboob Khan.[73][74] Amar, rilisan terakhirnya pada tahun tersebut, merupakan film Bollywood berkeuntungan tertinggi kesembilan pada tahun tersebut dan dinyatakan sebagai sebuah film dengan keuntungan "di bawah rata-rata".[75] Naik daun (1955–1959)Pada 1955, Madhubala memiliki empat rilis film yang meliputi film drama petualangan Teerandaz garapan Rawail,[76] film percintaan Naqab garapan Lekhraj Bhakri,[77] film komedi percintaan Naata garapan D. N. Madhok,[78] dan film percintaan musikal Mr. & Mrs. '55 garapan Guru Dutt.[79] Naata, di mana ia beradu akting dengan Abhi Bhattacharya, merupakan sebuah kegagalan box office.[80] Perilisan terakhirnya pada tahun tersebut, Mr. & Mrs. '55, adalah film Bollywood berkeuntungan tertinggi kelima pada tahun tersebut dan dinyatakan sebagai sebuah "hit".[81] Dalam sebuah ulasan untuk Mr. & Mrs. '55, Jai Arjun Singh dari Film Companion mengatakan bahwa "Madhubala tidak sebagus seperti pada Mr. & Mrs. '55, katakanlah, Chalti Ka Naam Gaadi, walau begitu ia tetaplah hangat dan menyenangkan. Karena disulitkan oleh beban besar untuk menjadi Aktris Paling Cantik kami, ia menunjukkan banyak ukuran pada kepribadiannya, seperti kemampuan untuk mengangkat dirinya sendiri atau terlihat konyol jika diperlukan."[82] Pada 1956, Madhubala memiliki tiga rilis film yang meliputi film drama percintaan Shirin Farhad garapan Irani,[83] film petualangan romansa Raj Hath garapan Sohrab Mohdi,[84] dan film drama komedi Dhake Ki Malmal garapan Nanda.[85] Pada 1957, Madhubala memiliki tiga rilis film yang meliputi Yahudi Ki Ladki garapan S. D. Narang,[86] film drama kejahatan Gateway of India garapan J. Om Prakash,[87] dan film drama percintaan Ek-Saal garapan Devendra Goel.[88] Seminggu setelah penayangan perdana Gateway of India, Prakash mengadakan sebuah acara yang dikhususkan untuk Madhubala. Ia juga mengundang beberapa selebritas seperti Kumari dan Amrohi. Itu merupakan salah satu pertemuan langka antara Kumari dan Madhubala.[89] Gateway of India, rilis keduanya pada tahun tersebut, berkisah tentang seorang pewaris muda yang melarikan dirinya dari pamannya yang merupakan seorang pembunuh. Pada suatu malam, ia bertemu dengan segerombolan orang jahat yang berkeliaran di jalan-jalan Bombay.[60] Prakash menyatakan bahwa, "Kita akan syuting selama dua puluh hari di jalan-jalan tersebut dan saudara lekakiku menyimpan sebuah pistol berlisensi jika terdapat masalah. Saya telah memesan sebuah suita untuk Madhubala di Taj, di mana ia dapat bersantai ketika terdapat waktu luang selama proses syuting".[90]
Puncak karier dan pernikahan pertama (1960)Pada 1960, Madhubala memiliki empat rilis film yang meliputi film drama percintaan Mehlon Ke Khwab garapan Muhafiz Haider,[103] film drama kejahatan Jaali Note garapan Shakti,[104] film musikal percintaan Barsaat Ki Raat garapan Santoshi,[105] dan film drama perang Mughal-e-Azam garapan K. Asif.[106] Barsaat Ki Raat, rilis ketiganya pada tahun tersebut, merupakan film Bollywood berkeuntungan tertinggi kedua pada tahun tersebut dan dinyatakan sebagai sebuah "super hit", sedangkan Mughal-e-Azam, rilis terakhirnya pada tahun tersebut, merupakan film Bollywood berkeuntungan tertinggi pada tahun tersebut dan dinyatakan sebagai "blockbuster sepanjang masa".[107] Mughal-e-Azam berfokus pada kisah cinta antara Pangeran Salim (diperankan oleh Dilip Kumar) dan Anarkali (diperankan oleh Madhubala) yang menyebabkan sebuah perang antara ia dan ayahnya (diperankan oleh Prithviraj Kapoor).[108] Penampilannya pada film tersebut memberinya sambutan besar, serta sebuah nominasi Aktris Terbaik pada acara Penghargaan Filmfare ke-8.[109] Dalam suatu wawancara, Shashi Kapoor pernah berkata bahwa, "Wanita terseksi yang pernah saya lihat adalah Madhubala. Saya menonton Mughal-e-Azam baru-baru ini dan ia sekali lagi menghancurkan saya sepenuhnya. Ini merupakan suatu daya tarik yang fatal, bukan hanya keseksiannya tetapi juga kemahiran luar biasanya dalam memproyeksikan cinta. Matanya memiliki banyak makna. Sebagai seorang aktris ia sangatlah spontan. Ia memiliki suatu cakupan yang sangat luas, entah itu komedi, tragedi atau peran percintaan, ia menampilkannya dengan sempurna dan itulah yang menarik saya. Juga, ia memiliki semacam kesukaran; ada semacam misteri tentangnya. Semua itu disatukan, ia sangat menarik."[110] Seorang sarjana film pernah mengatakan bahwa, "Ia mempunyai harapan yang sangat tinggi. Ia bekerja dengan sangat, sangat keras untuk film tersebut, yang berarti banyak bagi dirinya."[111] Dalam suatu ulasan untuk Mughal-e-Azam, Filmfare menyatakan bahwa, "Madhubala sebagai Anarkali yang cantik telah memberikan penampilan terbaik dalam kariernya. Koyak di antara cintanya pada pangeran Salim dan tugasnya sebagai subyek Akbar, ia memiliki banyak kesempatan untuk menampilkan bakat bersejarahnya".[112] Madhubala menikah dengan pemeran dan penyanyi playback Kishore Kumar pada saat ia berusia 27 tahun. Pernikahan tersebut merupakan saat-saat tersulit dalam kehidupannya.[113] Dalam suatu wawancara dengan Filmfare, Ashok pernah mengatakan bahwa, "Ia sangat menderita dan penyakitnya membuatnya menjadi sangat pemarah. Ia sering bertengkar dengan Kishore, dan akan pergi ke rumah ayahnya di mana ia menghabiskan sebagian besar waktunya." Hingga saat ini, tidak ada alasan yang jelas tentang mengapa ia menikah dengan Kishore. Leena Chandavarkar meyakini bahwa, "Ketika Madhu menyadari bahwa Dilip tidak akan menikahinya, hanya untuk membuktikan bahwa ia mampu mendapat siapapun yang ia inginkan, Madhu pergi dan menikah dengan pria yang ia tidak tahu banyak asal-usulnya.[114] Walaupun telah menikah, Kishore tidak pernah tinggal bersamanya. Ia membelikan Madhubala sebuah rumah di Jalan Carter Mumbai dan menyewa seorang suster untuk merawatnya. Ia tidak pernah mengangkat telepon dari Madhubala, meski begitu ia selalu menjenguknya.[115] Perjuangan akhir dan rilis anumerta (1961–1964; 1971)Pada 1961, Madhubala memiliki tiga perilisan yang meliputi film drama kejahatan Passport garapan Pramod Chakravorty,[116] film komedi percintaan Jhumroo garapan Shankar Mukherjee,[117] dan film drama percintaan Boy Friend garapan Naresh Saigal.[118] Jhumroo, perilisan keduanya pada tahun tersebut, merupakan film Bollywood berkeuntungan kesebelas pada tahun tersebut dan dinyatakan sebagai sebuah "semi hit", sedangkan Boy Friend, perilisan terakhirnya pada tahun tersebut, merupakan film Bollywood berkeuntungan tertinggi ke-20 pada tahun tersebut dan dinyatakan sebagai sebuah film dengan keuntungan "di bawah rata-rata".[119] Setelah melihat penampilannya pada Boy Friend, Shammi mengatakan bahwa, "Madhubala adalah orang yang cantik baik secara internal maupun eksternal. Saya sangat menghargai dan menghormatinya. Orang-orang sepertinya sudah tidak akan tercipta lagi ... Saya pikir saya tidak akan pernah dapat melupakannya".[120] Pada 1962, Madhubala memiliki satu perilisan yaitu film komedi percintaan Half Ticket garapan Kalidas.[121] Half Ticket, perilisan satu-satunya pada tahun tersebut, merupakan film Bollywood berkeuntungan tertinggi ke-12 pada tahun tersebut dan dinyatakan sebagai sebuah film dengan keuntungan "di bawah rata-rata".[122] Film tersebut didasarkan pada film komedi semi-musikal Amerika You're Never Too Young garapan Norman Taurog.[123] Half Ticket berkisah tentang seorang pencuri berlian yang menyembunyikan jarahannya pada seorang anak yang tidak bersalah, tetapi anak tersebut ternyata adalah orang dewasa yang sedang menyamar sebagai anak muda untuk membeli tiket kereta api yang harganya setengah. Dalam film tersebut, ia beradu akting dengan suaminya Kishore.[124] Pada 1964, Madhubala memiliki satu perilisan yaitu film percintaan musikal Sharabi garapan Raj Rishi.[125] Pada 1971, Madhubala memiliki sebuah perilisan anumerta yaitu film aksi kejahatan Jwala garapan M. V. Raman. Sama seperti Mughal-e-Azam, film tersebut lama dalam masa pembuatannya; film tersebut dibuat pada 1950-an.[126] Kematian dan penyebab10 hari setelah pernikahan Madhubala dengan sang suami Kishore, ia pergi ke London untuk mengecek kondisi kesehatannya.[127] Ia disarankan untuk menghindari segala jenis stres, ketegangan, dan kecemasan. Ia juga disarankan agar tidak memiliki anak. Singkatnya, tidak ada harapan baginya untuk sembuh, karena tidak ada teknologi yang mampu menyembuhkannya pada tahun tersebut, namun ia dapat bertahan hidup selama setahun atau bahkan sepuluh tahun.[113] Menjelang kematiannya, ia menghabiskan banyak waktunya di rumah dan jarang terlihat di mata publik. Menurut saudara perempuannya, Madhubala pernah berkata bahwa "Aku ingin hidup. Aku mohon Tuhan, biarkan aku hidup".[128] Pagi hari pada 23 Februari 1969, Madhubala meninggal akibat defek septum ventrikel.[129] Nadira pernah mengatakan bahwa, "Di hari saat ia meninggal, aku sedang berada di arena lomba. Saya ingat saat saya duduk dan bertanya pada diri sendiri, apakah saya sanggup pergi ke sana dan melihat wajah cantik itu dengan mata tertutup? Aku tidak tahan membayangkannya meninggal. Ada beberapa orang yang ingin Anda ingat dalam semua keceriaan, tersenyum, dan cekikikan mereka. Anda hanya tidak ingin melihat mereka mati. Mereka hidup selamanya. Ia adalah salah satunya." Madhubala diistirahatkan di sebuah pemakaman Santa Cruz yang terletak di Juhu, Mumbai.[130][131] Sejumlah kolega dari industri perfilman datang untuk memberi bela sungkawa terakhirnya, seperti Meena Kumari, Mala Sinha, Nimmi, Asha Parekh, Prithviraj Kapoor, Raj Kapoor, Shashi Kapoor, K. Asif, Ahsan Khan, dan Sunil Dutt.[132] Penghargaan dan nominasiTerlepas dari kariernya yang cemerlang, Madhubala tidak pernah meraih penghargaan apapun.[133] Ia hanya pernah meraih sebuah nominasi Aktris Terbaik pada acara Penghargaan Filmfare ke-8 atas penampilannya pada film drama sejarah Mughal-e-Azam.[109] Catatan
Referensi
Daftar pustaka
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Madhubala.
|