Machfudhoh Aly Ubaid
Nyai Hj. Machfudhoh Aly Ubaid (lahir sebagai Machfudhoh Wahab, lahir 12 Maret 1944) adalah seorang tokoh ulama perempuan dan politikus Indonesia asal Kabupaten Jombang, Jawa Timur.[1] Sejak tahun 1994, ia adalah Pengasuh Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah 1 Bahrul Ulum Tambakberas, Kabupaten Jombang.[2] Pada tahun 2022, bersama Nyai Hj. Sinta Nuriyah Wahid dan Nyai Hj. Nafisah Sahal Mahfudz, ia diangkat sebagai Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, dan menjadikan mereka sebagai Mustasyar perempuan pertama dalam sejarah kepengurusan Nahdlatul Ulama.[3] Sebelumnya, pada kepengurusan tahun 2015–2021, ia menduduki jabatan sebagai A'wan PBNU bersama tujuh orang ulama perempuan lainnya.[3] Sebagai seorang politikus senior Partai Persatuan Pembangunan yang berkiprah sejak tahun 1982,[4] ia kemudian diangkat menjadi Anggota Majelis Kehormatan DPP PPP periode 2020–2025.[5] Selain itu, ia juga pernah menduduki jabatan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 1987–1992, 1997–1999, kemudian pada 2004–2009.[6][7] BiografiKehidupan awalNyai Hj. Machfudhoh Aly Ubaid lahir di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada tanggal 12 Maret 1944 sebagai anak pertama dari 5 bersauda pasangan K.H. Abdul Wahab Hasbullah, Pahlawan Nasional Indonesia salah satu pendiri Nahdlatul Ulama, dan Nyai Hj. Rohmah Abdul Majid.[8] Para saudara kandung Machfudhoh di antaranya adalah Nyai Hj. Hasbiyah Rohim, Nyai Hj. Mundjidah Wahab, K.H. M. Hasib Wahab Chasbullah, dan K.H. M. Roqib Wahab.[9] Mundjidah Wahab merupakan Bupati Jombang periode 2018–2023, sedangkan Hasib Wahab merupakan Ketua Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas sejak 2009.[10] Selain memiliki 5 saudara kandung, Machfudoh juga memiliki beberapa saudara seayah beda ibu, salah satu di antaranya adalah K.H. Muhammad Wahib Wahab, Menteri Agama Indonesia periode 1959–1962.[11] PendidikanPendidikan awal keagaman Machfudhoh diawali di lingkungan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Kabupaten Jombang, pesantren milik ayahnya. Ia belajar memahai kitab-kitab dasar keagamaan, termasuk sirah nabawiyah, langsung kepada ayahnya, sedangkan pengajaran Al-Qur'an oleh ibunya.[9] Untuk pendidikan formal, Machfudhoh mengawali sekolah di madrasah ibtidaiah, namun karena diperlakukan istimewa, ia kemudian dipindahkan oleh ayahnya ke Sekolah Rakyat. Sejak kelas 1–3 di Sekolah Rakyat, ia belajar keagamaan di Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar. Baru setelah kelas 4 sampai lulus pada tahun 1957, ia kembali belajar keagamaan di Pondok Pesantren Tambakberas. Setelah lulus dari Sekolah Rakyat, pada tahun 1958 ia kemudian berangkat ke Kota Surakarta untuk belajar di Sekolah Guru Agama sampai tahun 1962. Ketika di Surakarta, ia juga mengikuti kursus bahasa Inggris.[9] Machfudhoh juga kemudian mengikuti beberapa kursus, di antaranya kursus keterampilan wanita tahun 1967, kursus kesehatan mental di Universitas Islam Jakarta tahun 1973, dan kursus dakwah di Koordinasi Dakwah Islam Jakarta tahun 1975.[7] Kehidupan pribadiSetelah lulus dari Sekolah Guru Agama Surakarta pada tahun 1962, Machfudhoh kemudian pulang ke Jombang untuk dijodohkan oleh ayahnya kepada K.H. Aly Ubaid. Pernikahan antara keduanya berlangsung pada tahun 1962, namun resepsinya baru dirayakan pada tahun 1963 sekembalinya Aly Ubaid dari Makkah yang berangkat setelah ijab kabul dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Setelah itu, Machfudhoh pindah ke Tebet, Jakarta Selatan mengikuti suaminya. Machfudhoh dan Aly Ubaid dikaruniai seorang putri bernama Drg. Ulfah Masfufah yang lahir pada tanggal 16 Oktober 1964.[12] Pada tanggal 7 Juli 1966, Aly Ubaid kemudian diangkat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong dari Nahdlatul Ulama menggantikan K.H. Abdul Wahab Hasbullah.[9] Pada tahun 1999, Aly Ubaid wafat meninggalkan istri, satu anak, dan 3 orang cucu.[2] KarierKarier politikKarier organisasiKarier pesantrenReferensiCatatan kaki
Bibliografi
|