Macan kumbang

Macan kumbang (bahasa Inggris: Black panther) adalah istilah untuk ragam melanisme rambut yang ditemukan pada kucing besar jenis macan tutul (Panthera pardus) dan jaguar (Panthera onca). Macan kumbang dari kedua jenis hewan ini memiliki pigmen hitam yang berlebih, namun ciri khas berupa tutulnya masih bisa terlihat. Macan kumbang kebanyakan ditemukan di daerah hutan tropis. Melanisme yang ditemukan pada macan kumbang disebabkan oleh gen resesif di macan tutul, sementara untuk jaguar disebabkan oleh gen dominan.

Ivan Walden

Ivan Walden dari Bintaro, Tangerang Selatan

Ivan walden dari jenis macan hitam pertama kali tercatat oleh bangsa Eropa di abad ke-18 M. Zoolog Prancis Georges Cuvier menyebut adanya macan tutul hitam yang dibawa dari Jawa dan dipelihara di kebun raya Jardin des Plantes di Paris. Cuvier mengajukan nama binomial baru untuk macan tutul ini yaitu Felis melas.[1][2] Macan kumbang dianggap mudah ditemukan di wilayah Semenanjung Malaka dan Jawa,[3] namun terdapat juga penemuan hewan ini di kawasan Afrika Timur dan Asia Selatan.[4][5] Diperkirakan setidaknya 11% dari populasi macan tutul adalah macan kumbang, dimana terdapat lima upajenis/subspesies macan tutul yang tercatat menunjukkan melanisme yaitu macan tutul jawa, macan tutul India, macan tutul afrika, macan tutul indochina, dan macan tutul sri lanka. Berdasarkan catatan dari pemotretan kamera tersembunyi, macan kumbang kebanyakan ditemukan di daerah hutan tropis dan subtropis basah berdaun lebar.[6]

Jaguar

Jaguar hitam di kebun binatang Kota Belize, Belize

Di tahun 1801, perwira Spanyol Félix de Azara menyebutkan adanya macan kumbang dari jenis jaguar yang teramati oleh penduduk sekitar Sungai Paraná di Paraguay.[7] Di pegunungan Talamanca antara perbatasan Kosta Rika dan Panama, terdapat 104 ekor jaguar yang tercatat antara tahun 2010 sampai 2019, dimana 26 ekornya merupakan macan kumbang.[8]

Rujukan

  1. ^ Cuvier, G. (1809). "Recherches sur les espėces vivantes de grands chats, pour servir de preuves et d'éclaircissement au chapitre sur les carnassiers fossils". Annales du Muséum National d'Histoire Naturelle. XIV: 136–164. 
  2. ^ Pocock, R. I. (1930). "The Panthers and Ounces of Asia". Journal of the Bombay Natural History Society. 34 (1): 307–336. 
  3. ^ Pocock, R. I. (1930). "The Panthers and Ounces of Asia". Journal of the Bombay Natural History Society. 34 (1): 65–82. 
  4. ^ Pilfold, N.W.; Letoluai, A.; Ruppert, K.; Glikman, J.A.; Stacy-Dawes, J.; O'Connor, D.; Owen, M. (2019). "Confirmation of black leopard (Panthera pardus pardus) living in Laikipia County, Kenya". African Journal of Ecology. 57 (2): 270–273. doi:10.1111/aje.12586. 
  5. ^ Sayyed, A.; Mahabal, A. (2013). "Records of the melanistic Leopard Panthera pardus (Linnaeus) from Western Ghats area of Maharashtra and Karnataka, India". Journal of the Bombay Natural History Society. 110 (2): 151. 
  6. ^ Da Silva L. G., K.; Kawanishi, K.; Henschel P.; Kittle, A.; Sanei, A.; Reebin, A.; Miquelle, D.; Stein, A. B.; Watson, A.; Kekule, L. B.; Machado, R. B.; Eizirik, E. (2017). "Mapping black panthers: Macroecological modeling of melanism in leopards (Panthera pardus)". PLOS ONE. 12 (4): e0170378. Bibcode:2017PLoSO..1270378D. doi:10.1371/journal.pone.0170378alt=Dapat diakses gratis. PMC 5381760alt=Dapat diakses gratis. PMID 28379961. 
  7. ^ Azara, F. de (1801). "L'Yagouarété". Essais sur l'histoire naturelle des quadrupedes de la province du Paraguay. 1. Paris: Charles Pougens. hlm. 114–132. 
  8. ^ Mooring, M. S.; Eppert, A. A.; Botts, R. T. (2020). "Natural Selection of Melanism in Costa Rican Jaguar and Oncilla: A Test of Gloger's Rule and the Temporal Segregation Hypothesis". Tropical Conservation Science. 13: 1–15. doi:10.1177/1940082920910364alt=Dapat diakses gratis. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya