M. Sjaaf
Prof. Dr. Mohamad Sjaaf (sering ditulis M. Sjaaf atau M. Syaaf; lahir di Koto Gadang, Agam, Hindia Belanda, 16 Mei 1887[1] atau 16 November 1889[2] – meninggal di Jakarta, Juni 1980) adalah seorang ahli kesehatan mata (oftalmologi) dan pengajar Indonesia.[3] Ia merupakan presiden (rektor) yang pertama di Universitas Andalas (Unand), Padang, Sumatera Barat, yang diangkat pada tahun 1956 setelah universitas tersebut diresmikan pendiriannya pada tanggal 23 Desember 1955 oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Mohammad Hatta. Sebelumnya, pada tahun 1955 M. Sjaaf pernah menjabat Kepala Bagian Histologi dan Dekan Fakultas Kedokteran FIPIA (Fakultas Kedokteran serta Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam) di Bukittinggi.[4] Pada tahun 1950, ia juga pernah jadi ketua Faculteit der Geneeskunde (Fakultas Kedokteran) Surabaya, cabang dari Nooduniversiteit van Indonesie Jakarta.[5] M. Sjaaf menjabat presiden (rektor) Unand sampai tahun 1958, kemudian ia digantikan oleh Prof. A. Roesma MD sebagai rektor ke-2 yang menjabat sampai tahun 1964.[6] M. Sjaaf merupakan putra Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat. Ia menikah dengan seorang perempuan bernama Mainar. BiografiMohamad Sjaaf lahir pada 16 November 1889[2] (sumber lain menulis 16 Mei 1887)[1] di Koto Gadang, Agam. Ia lahir dari pasangan Oemar St. Baheram dan ibu Saoedah sebagai satu-satunya anak laki-laki dari lima bersaudara.[1] Ayahnya bekerja sebagai juru tulis pada Kontrolir Oud Agam (1875—1881) dan terakhir bekerja sebagai juru tulis di kantor Asisten Residen Padangsche Bovenlanden (1881—1910).[7] Setelah masuk sekolah partikelir Belanda di Fort de Kock (kini: Bukittinggi), dia melanjutkan studinya di Sekolah Belanda di kota yang sama (kemungkinan Kweekschool).[2] Tahun 1904 Mohamad Sjaaf melanjutkan studinya ke Sekolah Dokter (Stovia) di Batavia (kini: Jakarta). Pada bulan Juli 1913 dia tamat dari Stovia, kemudian terhitung per 1 Agustus tahun yang sama dia diangkat menjadi dokter Hindia di Ngawi di wilayah Keresidenan Madiun. Kemudian dia dipindahkan ke Medan pada bulan Mei 1916 dan bekerja di sana sampai 1 April 1919. Selanjutnya dia dipindahtugaskan ke Solok, Sumatera Barat, dan bekerja di sana sampai 15 November 1919.[2] Karena kepintarannya, pada bulan itu juga (November 1919) Pemerintah Kolonial Belanda mengirim dr. Sjaaf ke Belanda untuk melanjutkan studinya di bidang ilmu kedokteran. Dia lulus ujian dokter Belanda (arts) pada bulan Desember 1921, dan itu berarti dia boleh melanjutkan studinya ke tingkat doktoral. Pada bulan Juni 1923, dalam usia yang cukup muda, 34 tahun, dr. Sjaaf berhak menyandang gelar Doktor (Dr) setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul Vezelverloop in netvlies en oogzenuw di Universiteit Amsterdam di bawah bimbingan supervisor Prof. Willem Pieter Cornelis Zeeman.[2][8] Dr. Sjaaf kemudian pulang kampung dan menjadi Direktur Dokter (Geneesher Directeur) rumah sakit mata yang pertama di Sumatera Barat yang didirikan di Padang pada 1 Mei 1925. Rumah sakit mata itu disebut ‘Whitlaustichting’ sebagai penghormatan terhadap Gubernur Sumatra’s Westkust W.A.C. Whitlau yang telah mendorong pendirian rumah sakit itu.[2][9] Pendidikan
Referensi
|