Lumbantoruan
Lumbantoruan (Surat Batak: ᯞᯔᯮ᯲ᯅᯉ᯲ ᯖᯬᯒᯮᯀᯉ᯲; disebut juga sebagai Sihombing Lumban Toruan) adalah salah satu marga Batak Toba yang berasal dari Tipang, Baktiraja, Humbang Hasundutan. Pada umumnya, keturunan Lumbantoruan menggunakan marga Sihombing sebagai nama marga.[butuh rujukan] Asal
Lumbantoruan merupakan anak dari Toga Sihombing. Keturunan Sihombing yaitu Silaban, Lumbantoruan, Nababan, Hutasoit. Yang mana dari dulu sampai sekarang terus memakai label bermarga Lumbantoruan atau Sihombing, baik laki-laki maupun perempuan dari garis keturunan ayah secara turun-temurun. Lumbantoruan yang pertama (nomor 1 di tarombo Lumbantoruan) bergelar "Borsak Sirumonggur", merupakan anak kedua dari Sihombing (induk marga) yang mempunyai 4 orang anak laki-laki dengan urutan sebagai berikut:
Silsilah
Borsak Sirumonggur Lumbantoruan memiliki dua anak, yakni Hutagurgur dan Hariara. Hutagurgur memiliki dua anak, yakni Tuan Hinalang dan Raung Nabolon. Sementara, Hariara memiliki satu anak, yakni Namora Muningan. Tuan Hinalang menikahi boru Tamba di Pulau Samosir dan memiliki 1 orang anak darinya, yakni Juara Pagi. Kemudian, Tuan Hinalang menikahi boru Manurung di Porsea dan memiliki 4 orang anak darinya, yakni Datu Parulas, Ompu Santi (Tuan Sinanti Raja), Datu Sidari, dan Ampartibi. Demikian, Tuan Hinalang memiliki 5 orang anak dari 2 istri. Raung Nabolon memiliki 4 orang anak, yakni Hombar Najolo, Panda Namora, Ginjang Manubung, dan Datu Galapang. Sementara, Namora Miningan memiliki 2 orang anak, yakni Amparhudatar dan Namora Pujion. Marga yang diwarisi oleh keturunan masing-masing adalah Silaban, Lumbantoruan, Nababan, dan Hutasoit. Keempat gelar tersebut sering dipakai sebagai nama perkumpulan marga oleh keturunan yang bersangkutan di perantauan, atau sebagai nama nenek moyang dari marga yang bersangkutan. Misalnya marga Lumbantoruan, pomparan (keturunan) dari Borsak Sirumonggur. Perlu dicatat bahwa mayoritas orang yang bermarga Lumbantoruan memakai marga Sihombing, sedangkan yang bermarga Silaban, Nababan, dan Hutasoit hanya sedikit yang memakai marga Sihombing. Walaupun keturunan dari masing-masing marga telah banyak jumlahnya, dari empat bersaudara: Silaban, Lumbantoruan, Nababan, dan Hutasoit masih melarang untuk tidak boleh saling mengawini, namum karena berkembangnya zaman dan luasnya perantauan dari keturunan Sihombing sudah ada kejadian saling mengawini. Artinya, laki-laki di marga ini mengawini perempuan marga lainnya dari kelompok empat marga yang bersaudara tersebut. Persetujuan nikah tersebut di dalam upacara tastas bombong. Namun, hal tersebut masih sangat dilarang di kawasan Samosir dan sekitarnya. TokohBeberapa tokoh yang bermarga Lumbantoruan, di antaranya adalah: Referensi
|