Lukman Hakim (ilmuwan)
Prof. Lukman Hakim, M.Sc., Ph.D., Apt. (lahir 23 September 1953) adalah seorang ilmuwan dan pengajar Indonesia. Ia menjadi aktivis Gerakan Mahasiswa 1977-1978 yang menentang pemerintahan otoriter Presiden Soeharto dan menolak penerapan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef tentang Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) yang membekukan dewan dan senat mahasiswa di perguruan tinggi seluruh Indonesia. Saat meletusnya pergerakan mahasiswa itu ia menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia periode 1977-1978.[1][2] Ia adalah Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ke-8, menggantikan penjabat sebelumnya Umar Anggara Jenie. Lukman yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Kepala LIPI dilantik menjadi Kepala LIPI oleh Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata pada 14 Juni 2010.[3] Ia menyelesaikan masa jabatannya pada 18 Oktober 2014. Kehidupan pribadiLukman lahir di Curup, Bengkulu sebagai anak ketiga dari pasangan asal Bengkulu, Asmawati (1928-2012) dan Achmad Dulahan (1925-1988), seorang pegawai negeri sipil di Departemen Transmigrasi. Ia menikah dengan drh Jullie L. Hakim yang kini bergelut dalam bisnis artisan food yang memanfaatkan potensi produk lokal dan didukung oleh kegiatan riset, Bhumi Rasa. Mereka dikaruniai dua orang anak, yakni Putri Gita Ayuna Hakim yang bekerja di Thales Group dan Aldian Ikhsan Hakim yang bekerja di Schlumburger. PendidikanLukman Hakim mendapatkan gelar doktor di bidang General System Studies pada Department International and Interdisciplinary Studies University of Tokyo, Jepang pada 1994. University of Tokyo merupakan perguruan tinggi paling top di Jepang. Sebelumnya, ia menempuh program master bidang Policy Science pada Saitama University, Jepang pada 1986. Graduate Program Policy Studies Saitama University kemudian berubah menjadi Graduate Research Institute for Policy Studies dan berkedudukan di Tokyo. Lukman menjadi alumni GRIPS pertama dari Indonesia. Kini alumni GRIPS dari Indonesia sudah lebih dari 400 orang. Adapun gelar sarjana farmasi ia dapatkan dari Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia pada 1979. Lukman memulai pendidikannya di sekolah dasar di Palembang, Sumatera Selatan sampai menyelesaikan sekolah menangah atas di kota itu pada 1970. Gerakan mahasiswaSaat duduk di tingkat IV Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Lukman yang saat itu berusia 26 tahun menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia periode 1977-1978.[4][5] Ia menggantikan pejabat sebelumnya Dipo Alam. Keterlibatan Lukman dalam Dewan Mahasiswa yang mengkritik keras Pemerintah Orde Baru membuatnya ditangkap dan masuk penjara sejak 16 Februari 1978. Ia termasuk dari belasan mahasiswa dari berbagai kampus yang melakukan aksi menolak Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) yang ditangkap polisi.[6] Lukman mulai diadili di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 14 Februari 1979. Pada sidang kedua, 21 Februari 1979, Lukman membacakan pledoi. Pembelaannya itu kemudian dibukukan dengan judul Kudengar Indonesia Memanggil: Pledoi Dihadapan Pengadilan Mahasiswa.[7] KarierKarier Lukman di LIPI terbilang panjang. Ia memulainya sebagai calon pegawai negeri sipil dengan pangkat Golongan IIIa pada 1982. Sampai dengan 1984, ia menjadi Asisten Deputi Ketua Bidang Teknologi LIPI. Pada periode 1986-1988, ia menjabat Kepala Balai Studi Perkembangan Iptek-Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PAPIPTEK) LIPI.Jabatan itu ditinggalkannya untuk cuti (tugas belajar) ke luar negeri pada 1988 hingga 1994. Sekembali dari tugas belajar di Jepang, Lukman bekerja di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan menjabat sebagai Direktur Kebijaksanaan Pengembangan dan Penguasaan Teknologi dari 1998-2001. Ia lalu kembali ke LIPI untuk menjabat sebagai Deputi Kepala LIPI Bidang Jasa Ilmiah (2001-2003). Dari 2003-2010, Lukman menjabat sebagai Wakil Kepala LIPI. Puncak kariernya di LIPI dimulai sejak dilantik sebagai Kepala LIPI pada 14 Juni 2010 menggantikan Umar Anggara Jenie yang memasuki masa pensiun. Lukman memulai kepemimpinannya di LIPI dengan keprihatian atas minimnya anggaran bagi riset iptek yang peningkatannya dari tahun ke tahun sangat lambat. Menurut Lukman, sejak 1998 hingga 2010 telah terjadi peningkatan GDP (gross domestic product) per kapita di Indonesia yang lumayan, dari US$ 1.100 per kapita pada 1999 menjadi US$ 2.100 per kapita, tapi GDP ini sangat pelan berpengaruh pada anggaran untuk riset iptek. Kegiatan Ilmiah
Mengajar
Organisasi
Penghargaan
Referensi
Pranala luar |