Lore Barat, Poso
Lore Barat adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Indonesia. Ibu kota kecamatan ini terletak di desa Lengkeka.[1] Kecamatan Lore Barat dibentuk pada tanggal 6 Februari 2006 sebagai hasil dari dikeluarkannya Peraturan Daerah Kabupaten Poso No. 3 Tahun 2006, berpisah dari kecamatan Lore Selatan.[2] Wilayah Lore Barat, bersama dengan beberapa kecamatan lain di sekelilingnya, menjadi salah satu daerah operasi TNI dan Polri, yang tergabung dalam Satuan Tugas Operasi Tinombala, untuk memburu kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur.[3] SejarahDesa Kageroa dan desa Kolori merupakan lokasi wilayah adat Wanua Kageroa dan Kolori.[4] GeografiLetak geografisLore Barat dikelilingi oleh Kecamatan Lore Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, Lore Selatan dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Sigi.[1] Batas administrasi Kecamatan Lore Barat adalah sebagai berikut:
LuasKecamatan Lore Barat memiliki luas 428,2 km2, dengan hampir 24,95 persen merupakan wilayah desa Lelio, sehingga Lelio merupakan desa dengan wilayah paling luas di kecamatan Lore Barat. Sedangkan wilayah terkecil yaitu desa Kageroa, dengan hanya sekitar 46,63 km2, atau sekitar 10,89 persen dari wilayah total kecamatan.[1] TopografiElevasiBerdasarkan elevasi, kecamatan Lore Barat pada umumnya terdiri dari daratan (16%), perbukitan (10%), pegunungan (74%) dan terletak rata-rata pada ketinggian 800 meter di atas permukaan laut.[1] IklimDengan letak wilayah dataran dan ketinggian di atas 1000 mdpl, wilayah kecamatan Lore Barat mempunyai iklim yang sejuk dengan rata-rata curah hujan yang cukup tinggi yaitu 180 mm/tahun. Hampir seluruh desa di kecamatan Lore Barat merupakan wilayah dari hutan lindung Taman Nasional Lore Lindu dengan sekitar kurang lebih 10 persen dari total luas wilayahnya.[1] KependudukanJumlah penduduk di kecamatan Lore Barat memiliki kecenderungan meningkat tiap tahunnya. Jumlah penduduk di Lore Barat berdasarkan data BPS Kabupaten Poso yang diperoleh dari kecamatan tercatat sebesar 3.164 jiwa dan 754 rumah tangga. Dari total penduduk kecamatan Lore Barat tersebut, terdapat 1.646 jiwa penduduk laki-laki dan 1.518 jiwa penduduk perempuan dengan rasio jenis kelamin sebesar 108.[1] Desa Lengkeka mempunyai jumlah penduduk terbesar, yaitu sebesar 910 jiwa atau 28,76 persen dari total penduduk kecamatan Lore Barat. Urutan kedua adalah desa Kolori dengan 561 jiwa atau 17,73 persen dengan kepadatan penduduk 9 jiwa/km2. Terbesar ketiga adalah desa Tuare dengan jumlah 517 jiwa dengan kepadatan 8 jiwa/km2. Desa Lelio sebesar 428 jiwa dengan kepadatan 4 jiwa/km2. Desa Kageroa sebesar 380 jiwa dengan kepadatan 8 jiwa/km2. Sedangkan jumlah penduduk terendah adalah desa Tomehipi yaitu sebesar 368 jiwa atau hanya 11,63 persen persen dengan kepadatan penduduk 4 jiwa/km2. PemerintahanPembagian administratifSecara administratif, wilayah kecamatan Lore Barat terdiri dari 6 desa yaitu Kageroa, Kolori, Lelio, Lengkeka, Tomehipi, dan Tuare. Wilayah kecamatan Lore Barat terbagi menjadi 6 desa, 12 dusun dan 26 RT. Dan berdasarkan klasifikasi, seluruh desa tergolong desa swasembada.[1] Setiap desa memiliki organisasi pemerintahannya untuk mempermudah koordinasi antar daerah kepada penduduknya. Organisasi pemerintah di tingkat kecamatan di bagi hingga level RT sebagai organisasi terkecil dalam suatu daerah. Pembagian organisasi juga dibentuk dengan pertimbangan jumlah penduduk di daerah tersebut. Tercatat 12 dusun dan 26 RT di kecamatan Lore Barat. Dusun dan RT terbanyak terdapat di desa Lengkeka, yaitu 7 dusun dan 16 RT, hal tersebut terjadi dikarenakan wilayah koordinasi di desa tersebut cukup banyak dibandingkan desa lainnya di wilayah Lore Barat.[1] Berikut merupakan pembagian administratif Kecamatan Lore Barat: Organisasi kemasyarakatanOrganisasi kemasyarakatan di suatu daerah merupakan suatu hal yang penting sebagai sarana menjalin hubungan baik daerah tersebut dan sarana untuk bertukar pikiran. Di kecamatan Lore Barat, semua desa memiliki organisasi kemasyarakatan seperti BPD dan PKK.[1] SosialPendidikanDi kecamatan Lore Barat sarana pendidikan relatif cukup memadai. Jumlah Sekolah Dasar di kecamatan Lore Barat sebanyak 6 unit sekolah, dengan setiap desa memiliki 1 unit sekolah. Sedangkan jumlah Sekolah Menengah Pertama/Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di kecamatan Lore Barat sebanyak 1 unit sekolah dan tidak memiliki Sekolah Menengah Atas.[1] KesehatanDi kecamatan Lore Barat terdapat 1 puskesmas, 2 puskesmas pembantu, dan 6 Pos KB. Sedangkan dalam upaya mengendalikan jumlah kelahiran, terdapat 4 klinik KB dengan jumlah pasangan usia subur sebanyak 482 pasangan.[1] AgamaMayoritas penduduk di kecamatan Lore Barat memeluk agama Protestan, setara dengan jumlah tempat ibadah Protestan seperti gereja. Jumlah fasilitas ibadah di kecamatan Lore Barat adalah gereja berjumlah 8 unit, dan masjid berjumlah 1 unit.[1] IndustriUsaha ekonomi yang berkembang di kecamatan Lore Barat adalah industri kayu kerajinan anyaman, hal tersebut dipengaruhi oleh bahan baku lokal yang mudah diperoleh dan merupakan kebutuhan rumah tangga. Hingga tahun 2015, tercatat 1 perindustrian dengan skala atau golongan kecil di kecamatan ini, terletak di daerah Lengkeka. Perindustrian ini bergerak dalam bidang perbengkelan.[1] KelistrikanFasilitas penerangan yang terdapat di kecamatan Lore Barat pada umumnya menggunakan listrik PLN. Jumlah pelanggannya setiap tahun memiliki kecenderungan untuk terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah rumah tangga yang ada di kecamatan Lore Barat. Pada tahun 2015 ini jumlah pelanggan yang menggunakan penerangan PLN mencapai 579 rumah tangga sedangkan listrik non PLN sejumlah 184 rumah tangga. Dari 6 desa yang ada di kecamatan Lore Barat, semuanya memiliki fasilitas penerangan listrik PLN.[1] TransportasiJenis angkutan darat yang berada di Lore Barat ini berupa truk dan sepeda motor. Pada tahun 2015, angkutan darat yang masih dominan di kecamatan Lore Barat adalah sepeda motor.[1] PerhubunganSarana perhubunganSarana transportasi di kecamatan Lore Barat masih kurang baik terlihat dari jenis permukaan jalan utama yang masih diperkeras/kerikil, sehingga arus transportasi menjadi sepi yang menghambat pemasaran hasil pertanian dan industri. Sarana komunikasiSarana komunikasi di Lore Barat sangat minim, sehingga mengakibatkan sulitnya komunikasi antar desa dan juga dari kecamatan ke kabupaten. Sarana komunikasi yang efektif dilakukan menggunakan SSB, walaupun telepon satelit juga sarana komunikasi alternatif yang sering digunakan meskipun mahal.[1] KeuanganLembaga keuangan yang terdapat di kecamatan Lore Barat yaitu 1 unit lembaga keuangan non KUD. Pada realisasi penerimaan dan pengeluaran keuangan Kecamatan Lore Barat ini, dari tahun ke tahun mengalami peningkatan secara agregat, dari rutin maupun dari swadaya. Ini membuktikan bahwa pembangunan di kecamatan Lore Barat ini terus meningkat.[1] Referensi
|