CC205 adalah lokomotif terberat kedua di Indonesia, yakni seberat 108 ton. Lokomotif ini dibeli untuk menggantikan beberapa tugas Lokomotif CC202 yang sudah berumur, dan dalam hal ini 2 lokomotif CC202 bisa diganti dengan 1 lokomotif CC205. Lokomotif ini tiba di Indonesia, tepatnya di Pelabuhan Panjang, Lampung tanggal 26 September2011. Ini dikarenakan lokomotif ini hanya dikhususkan untuk menarik rangkaian kereta pengangkut batu bara (Babaranjang) di Divisi Regional III Palembang dan Divisi Regional IV Tanjungkarang. Lokomotif CC205 merupakan salah satu lokomotif berteknologi modern di Indonesia. Saat ini ada total semula 91 unit lokomotif CC205 yang beroperasi menjadi 87 unit lokomotif (4 lokomotif di nyatakan afkir/mati muda).
Lokomotif ini memiliki nomor seri GT38ACe, yang berarti lokomotif ini bisa digunakan untuk keperluan penumpang atau barang dan memiliki mesin V8 turbo, motor AC dan berkonfigurasi Co'Co'. Berikut ini makna GT38ACe:
G = desain standar roadswitcher EMD untuk pasar ekspor di luar Amerika
T = mesin dilengkapi turbocharger
38 = mesin EMD seri 710G yang memiliki 8 silinder
AC = motor traksi AC
e = dilengkapi sistem injeksi bahan bakar elektronis sehingga mesin bertenaga besar, efisien, dan emisi gas buang telah memenuhi persyaratan Enviromental Protection Agency (EPA) Tier-2.
Kode seri mesin dan jumlah silinder lokomotif EMD export series
CC205 menggunakan sistem operasi berbasis mikroprosesor tipe EM2000 yang mengendalikan seluruh fungsi sistem kerja lokomotif, yaitu pengendalian semua komponen yang merupakan subsistem, seperti motor diesel, alternator, motor traksi, kompresor, dst. Semua fungsi dan kerja akan direkam dan dapat diunduh ke laptop. Sistem juga dapat melakukan self diagnostic bila terjadi gangguan pada lokomotif yang akan direkam dan dapat ditampilkan pada layar monitor, sehingga dapat diketahui penyebab gangguannya.
Mesin terbaru CC205
Mesin yang digunakan CC205 adalah EMD 710, salah satu mesin paling handal setelah EMD 645 dan EMD 567. Mesin seri 710 ini juga digunakan di lokomotif EMD GP22ECO, SD22ECO, SD32ECO, dan lokomotif-lokomotif yang di re-power oleh EMD. Mesin ini tidak seperti mesin EMD 567, EMD 645, dan GE 7FDL karena mesin ini menggunakan teknologi EFI dan exhaust terbaru, sehingga lolos uji emisi EPA Tier-2 dan hemat diesel hingga 25%. 1 lokomotif CC205 sanggup menarik 35 - 45 gerbong KKBW 50 ton.
Unit bonus dari EMD dan pemesanan ulang untuk PT KAI
Pada tahun 2014, telah datang kembali 5 unit CC205 di Pelabuhan Panjang, Lampung. 5 unit ini merupakan bonus yang didapatkan secara cuma-cuma oleh PT KAI dari pabrik EMD. Bonus ini adalah bentuk tanggung jawab EMD yang terlambat mengirim 44 unit CC205 tahun 2013. Dengan demikian, lokomotif CC205 sudah berjumlah 55 buah dan siap menarik kereta api Babaranjang.[1]
Pada 16 April2020, PT Kereta Indonesia telah menandatangani kontrak untuk 36 lokomotif CC205 batch 3 tipe GT38ACe, memperluas armada CC205 batch 3 untuk Divisi Regional IV dan III di Pulau Sumatra. 36 lokomotif baru CC205 batch 3 akan digunakan untuk operasi pengangkutan batubara PT KAI di Lampung dan Sumatera Selatan yang sudah bergabung dengan lebih dari 50 lokomotif CC205 batch 1 dan 2 tipe GT38ACe lainnya yang telah beroperasi pada layanan ini sejak tahun 2011, 2013 dan 2014. Pengiriman lokomotif batch 3 telah dilaksanakan pada April 2021,[2] dan telah tiba di Pelabuhan Panjang, Lampung, pada tanggal 19 Juni,[3]26 Juni2021,[4] dan 22-24 September 2021.
Operator Lain
Pada bulan Februari 2015, Congo-Ocean Railway menerima pengiriman 10 lokomotif GT38AC yang memiliki spesifikasi serupa dengan lokomotif PT KAI kecuali untuk beberapa perbedaan teknis kecil, terutama pada sistem manajemen bahan bakarnya (Catatan: tipe lokomotif Indonesia adalah GT38ACe , sedangkan Kongo adalah GT38AC).[5]
Populasi CC205 di Indonesia
Ada total 91 unit lokomotif CC205 yang pernah beroperasi di Sumatra dan kini hanya tersisa menjadi 87 unit, dengan rincian 6 unit kedatangan tahun 2011, 44 unit kedatangan tahun 2013
, 5 unit bonus kedatangan tahun 2014, dan 36 unit kedatangan tahun 2021. Semua lokomotif CC205 ditugaskan untuk menarik kereta api batu bara rangkaian panjang 60 gerbong.
Berikut ini daftar alokasi lokomotif CC205 per 30 Desember2023:
Depo induk
Lokomotif
Tanjung Karang (TNK)
CC 205 11 01 - CC 205 11 06
CC 205 13 01 - CC 205 13 15
CC 205 13 17 - CC 205 13 32
CC 205 13 34 - CC 205 13 36
CC 205 13 38 - CC 205 13 44
CC 205 14 01 - CC 205 14 05
CC 205 21 01 - CC 205 21 19
CC 205 21 21 - CC 205 21 36
Keterangan:
Semua lokomotif CC205 sudah menggunakan penomoran terbaru pada sisi samping kabin masinisnya berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan PM no 54 Tahun 2016. Mulai Februari 2021, bersamaan dengan lokomotif lainnya di Depo Lokomotif Tanjung Karang, plat nomor lama di dekat lampu kabutnya kini telah dihilangkan, kecuali seluruh lokomotif CC205 batch 2021 yang menggunakan plat nomor baru.
Semua lokomotif CC205 menggunakan livery Perumka, namun dengan logo PT KAI baru versi 2020.
Lokomotif CC 205 11 01 - CC 205 11 06 adalah lokomotif CC 205 yang tidak dipasangi lampu kabut.
Lokomotif CC 205 13 31 adalah lokomotif CC205 yang memiliki bentuk kaca samping seperti Lokomotif CC201 dan beberapa lokomotif CC202.
Lokomotif CC 205 13 15 dan CC 205 13 26 merupakan lokomotif yang berhasil menjalani perbaikan dan rehabilitasi secara besar-besaran di Progress Rail setelah mengalami kecelakaan hebat di Stasiun Negeri Agung pada 6 Oktober2015.[6] Pada 23 Oktober2020, kedua lokomotif tersebut selesai menjalani perbaikan dan diangkut kembali menuju Indonesia menggunakan kapal via Korea Selatan,[7] dan telah tiba di Pelabuhan Panjang, Lampung, pada tanggal 30 November2020.[8]
Lokomotif CC 205 14 04 dan CC 205 21 04 saat ini tidak beroperasi sementara dikarenakan kedua lokomotif tersebut saat ini masih menunggu perbaikan dan rehabilitasi di Balai Yasa Lahat setelah mengalami kecelakaan hebat di Stasiun Penanggiran pada 11 Desember2021.
Lokomotif CC 205 13 16, CC 205 13 33, CC 205 13 37 dan CC 205 21 20 adalah lokomotif yang kini sudah dinyatakan afkir dikarenakan keempat lokomotif tersebut mengalami tabrakan adu banteng di Stasiun Rengas pada 7 November 2022.
Insiden
Pada tanggal 15 Juni2015, KA Babaranjang dengan nomor KA 3029 menabrak gerbong paling belakang KA 3027 yang sedang tertahan sinyal masuk Stasiun Metur. Akibat tabrakan tersebut, dua gerbong KA 3027 (nomor urut 46 dan 47) yang ditabrak oleh lokomotif KA 3029 hancur dan naik ke atas gerbong nomor urut 45, begitu pula dengan dua Lokomotif KA 3029 (CC 205 13 41 dan CC 205 13 10) yang mengalami kerusakan fisik ringan, akan tetapi mengalami kerusakan berat dalam sistem komputernya. Lokomotif yang terlibat dalam kecelakaan ini pun dikirim ke Balai Yasa Lahat untuk diperbaiki dan telah kembali beroperasi pada tahun 2019.[9][10][11]
Pada tanggal 6 Oktober2015, KA Babaranjang dengan nomor KA 3026 menabrak gerbong paling belakang KA 3024 yang sedang berhenti di Stasiun Negeri Agung. Tidak ada korban jiwa, tetapi akibat tabrakan tersebut, rangkaian KA 3024 yang ditabrak oleh Lokomotif KA 3026 mengalami kerusakan dan anjlok sebanyak 17 as, begitu pula dengan dua Lokomotif KA 3026 (CC 205 13 15 dan CC 205 13 26) dan 2 (dua) gerbong dibelakangnya anjlok sebanyak 20 as serta kerusakan komponen jalan rel di stasiun ini. Proses evakuasi terhadap kedua rangkaian KA yang anjlok tersebut selesai dilakukan pada pukul 19.22 WIB tanggal 7 Oktober2015 dan menyebabkan seluruh perjalanan KA dibatalkan. Lokomotif yang terlibat dalam kecelakaan ini pun rusak berat sehingga harus dikirim ke Progress Rail pada tahun 2018, dan telah kembali ke Lampung pada tahun 2020.[8][12][13] Mulai tanggal 4 Mei2021, lokomotif ini telah kembali beroperasi reguler.
Pada 11 Desember2021, dua KA Babaranjang yaitu KA 3061 yang ditarik lokomotif CC 205 14 04 dan CC 205 21 04 menabrak gerbong paling belakang KA 3055 yang sedang berhenti di emplasemen Stasiun Penanggiran. Akibatnya, 8 gerbong terbuka dari KA 3055 serta lokomotif dan 2 gerbong terbuka dari KA 3061 anjlok 40 as dan terguling.[14][15] Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, tetapi kecelakaan ini membuat perjalanan dua kereta api penumpang, yakni kereta api Serelo dan Sindang Marga turut dibatalkan.[16]
Pada tanggal 4 Januari2022, lokomotif KA Babaranjang dengan nomor KA 3021A anjlok di wesel Stasiun Gedungratu saat berangkat menuju Stasiun Tarahan. Proses evakuasi lokomotif CC 205 11 04 dan CC 205 13 03, yang masing-masing anjlok 1 as, berlangsung selama satu jam dengan menggunakan dongkrak. Tidak ada korban jiwa, tetapi perjalanan KA sempat terganggu selama dua jam dan mengakibatkan KA S12A Rajabasa tertunda hingga 110 menit.[17]
Pada tanggal 7 November2022, terjadi adu banteng dua KA Babaranjang, yaitu KA 3056A yang ditarik lokomotif CC 205 21 20 dan CC 205 13 16 bertabrakan dengan KA 3031A yang ditarik lokomotif CC 205 13 37 dan CC 205 13 33 yang sedang berhenti di jalur 1 emplasemen Stasiun Rengas.[18] Akibat adu banteng tersebut, keempat lokomotif CC205 yang bertabrakan mengalami kerusakan parah, 2 gerbong terbuka dari KA 3031A dan 2 KA 3056A anjlok serta 8 gerbong terbuka dari KA 3056A terguling 32 as. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, tetapi kecelakaan ini membuat perjalanan KA terganggu selama 14 jam dan mengakibatkan seluruh perjalanan kereta api baik penumpang dan barang dibatalkan.[19]
CC 205 21 06 dan CC 205 21 12 di Depo Lokomotif Tanjung Karang
Lokomotif CC 205 21 08 menggandeng CC 205 21 01 dengan bendera Merah Putih, berdinas menarik KA Babaranjang.
Lokomotif CC 205 21 02 saat menjalani ujicoba operasional
CC 205 13 15 dan CC 205 13 26, lokomotif yang pernah mengalami kecelakaan di Stasiun Negeri Agung, menggandeng CC 205 13 05 berdinas menarik KA Babaranjang
CC 205 21 17 dan CC 205 13 28 berdinas menarik KA Babaranjang
CC 205 21 13 dan CC 205 21 09 dengan bendera Merah Putih, berdinas menarik KA Babaranjang.
CC 205 21 17 dan CC 205 21 10 dengan KA Babaranjang melintas Stasiun Labuan Ratu
CC 205 21 20, lokomotif yang mengalami kecelakaan di Stasiun Rengas, menggandeng CC 205 13 31 berdinas KA Babaranjang