Lihing

Untuk arak beras Filipina yang sejenis dari orang-orang Manobo, lihat Agkud.
Artikel ini bukan mengenai Li hing mui, sejenis plum kering asin Tiongkok..
Lihing
Lihing (kiri) bersama dengan talak dan sikat.
JenisArak beras
DistributorBorneo Trading Post,[1] Lihing Nilyn[2]
Negara asalMalaysia
WarnaKuning
RasaManis
Varianhiing, kinarung, kinomol, kinopi, linahas, sagantang serta tapai

Lihing adalah sejenis arak beras Malaysia yang berasal dari negara bagian Sabah. Minuman ini terbuat dari "pulut", beras ketan dan arak beras tradisional untuk orang-orang Kadazan-Dusun.[3] Arak beras ini juga dirujuk sebagai hiing (dalam dialek Dusun tertentu), kinarung, kinomol, kinopi, linahas, sagantang serta tapai.[1] Berbeda satu sama lain, namun semuanya berbahan dasar minuman berbahan dasar beras. Lihing banyak dijual di Sabah termasuk di beberapa hotel besar.

Arak ini biasanya juga digunakan dalam pembuatan Tuaran mee,[4] dan akhir-akhir ini juga digunakan untuk membuat es krim,[5] dan disajikan selama festival Kaamatan.[6]

Galeri

  • Tiga jenis beras yang berbeda yang digunakan untuk memproduksi lihing, talak dan sikat.
    Tiga jenis beras yang berbeda yang digunakan untuk memproduksi lihing, talak dan sikat.
  • Peralatan penyulingan untuk menghasilkan tiga jenis arak beras yang berbeda.
    Peralatan penyulingan untuk menghasilkan tiga jenis arak beras yang berbeda.

Referensi

  1. ^ a b Herman Scholz. "Lihing - Sabah's Very Own Rice Wine". Flying Dusun. Diakses tanggal 20 October 2016. 
  2. ^ "Lihing Nilyn / Neo Marketing". Sabah SME. Diakses tanggal 20 October 2016. 
  3. ^ Chris Rowthorn; Muhammad Cohen; China Williams (2008). Borneo. Ediz. Inglese. Lonely Planet. hlm. 97–. ISBN 978-1-74059-105-8. 
  4. ^ Julia Chan (13 April 2016). "A delicious primer to the many noodle dishes found in Sabah". The Malay Mail. Diakses tanggal 20 October 2016. 
  5. ^ "Giving the local dishes a boost". Daily Express. 28 July 2016. Diakses tanggal 20 October 2016. 
  6. ^ Roy Goh (19 May 2016). "Nothing like Sabah's Kaamatan". New Straits Times. Diakses tanggal 20 October 2016. 

Pranala luar
Kembali kehalaman sebelumnya