Lentivirus
Ciri-ciriDari segi biologis, Lentivirus hanya menginfeksi inang yang spesifik dan pada sebagain sel tertentu dapat menyebabkan peleburan dan perbesaran sel yang disebut efek sitofatik. Infeksi yang ditimbulkan dapat berupa infeksi laten atau persisten. Pada sel yang terinfeksi, terjadi akumulasi atau penumpukan DNA komplemen (cDNA) virus yang berbentuk linear dan sirkuler. Secara molekuler, Lentivirus memiliki genom berukuran ≥ 9 kb dengan keanekaragaman genetik (polimorfisme) yang cukup tinggi pada bagian gen penyandi selubung virus. Secara klinis, kelompok virus ini dapat menyebabkan defisiensi sistem imun dan sering mempengaruhi sistem hematopoesis dan sistem saraf pusat. Siklus hidup (replikasi)Untuk memperbanyak diri, lentivirus perlu melewati serangkaian proses replikasi yang diawali dengan penempelan virus di sel inang. Beberapa jenis sel yang umumnya dijadikan target penempelan lentivirus adalah sel limfosit T, sel limfosit B, makrofag, astrosit, dan mikroglia.[4] Secara sederhana, penempelan antara virus dan sel inang akan menyebabkan terjadinya fusi atau peleburan selubung virus dengan membran sel.[5] Selanjutnya, partikel virus tersebut akan berada di dalam sel inang dan dimulailah proses perbanyakan (replikasi) materi genetik virus yang berupa RNA utas tunggal.[5] RNA tersebut akan diubah menjadi DNA utas ganda terlebih dahulu melalui rangkaian proses yang kompleks dengan bantuan enzim transkriptase balik.[4] DNA utas tunggal virus akan menjadi bagian (terintegrasi) dalam genom sel inang dengan bantuan enzim integrase.[5] Genom virus yang menyatu dengan genom sel inang disebut sebagai provirus.[5] Provirus akan ditranskripsi menjadi RNA, kemudian sebagian akan ditranslasi menjadi protein dan partikel virus lainnya, di antaranya adalah protein tat, rev, nef, Gag, Gag-Pol, dan Env.[5] Di dalam sel inang, terjadi pengemasan partikel virus yang meliputi protein dan genom untuk membentuk virion.[5] Pada tahap akhir, selubung virus akan didapatkan pada saat pelepasan partikel virus (virion) dari sel inang yang disebut proses budding.[5] Referensi
|