Lebong Utara, Lebong
Lebong Utara adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lebong, Bengkulu, Indonesia. Kecamatan ini merupakan satu dari lima kecamatan terawal yang dimiliki Lebong saat dimekarkan dari Rejang Lebong sebagai kabupaten tersendiri.[2] Dengan luas 32,10 km2 atau 1,93% dari luas total kabupaten, Lebong Utara adalah kecamatan dengan luas terkecil kedua, setelah Kecamatan Amen.[3] Kecamatan ini merupakan kecamatan dengan penduduk terbanyak di Kabupaten Lebong.[4] Sejarah dan perkembanganLebong Utara pada masa lalu merupakan wilayah kediaman Petulai Tubei, satu dari empat petulai Rejang. Pasca perpecahan di tubuh Petulai Tubei menjadi Marga Suku IX dan Marga Suku VIII, wilayah Lebong Utara yang berpusat di Muara Aman dialokasikan sebagai tanah Marga Suku IX. Saat Kabupaten Rejang Lebong dengan ibu kota di Curup diresmikan, seluruh kabupaten Lebong yang sekarang menjadi bagiannya dan terdiri dari dua kecamatan, yaitu Lebong Utara dan Lebong Selatan. Lebong Utara beribu kota di Muara Aman, sementara Lebong Selatan beribu kota di Tes.[5] Lebong Utara awalnya sangat luas. Namun, berdasarkan Perda Kabupaten Lebong No. 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kecamatan dalam Kabupaten Lebong, kecamatan ini dimekarkan menjadi tiga kecamatan, yaitu Lebong Utara selaku kecamatan induk, serta Amen dan Uram Jaya.[6] Kondisi wilayahGeografiSecara geografis Lebong Utara umumnya berada di wilayah luak atau hamparan. Namun, sebagian desanya berada di daerah lereng atau kaki bukit, yang rawan bencana banjir dan tanah longsor.[7] Kecamatan ini dilewati oleh Sungai Ketahun dan beberapa sungai-sungai kecil seperti Air Kotok, Air Racun, Air Udik, dan Air Tepuk.[8] Batas-batasKecamatan ini memiliki batas-batas administratif sebagai berikut.[7]
AdministrasiTerdapat dua kelurahan dan sepuluh desa di kecamatan ini.[6] Dua kelurahan yang ada meliputi Kampung Jawa dan Pasar Muara Aman. Sementara desa-desanya meliputi Gandung, Gandung Baru, Kampung Dalam, Kampung Muara Aman, Ladang Palembang, Lebong Tambang, Talang Ulu, dan Tunggang.[6] Kelurahan Kampung Jawa dan Pasar Muara Aman selanjutnya dibagi ke dalam RT dan RW, dengan masing-masing tujuh RT dan dua RW bagi Kampung Jawa serta 13 RT dan empat RT bagi Pasar Muara Aman.[9] Ada pun desa-desa yang ada, selanjutnya dibagi menjadi dusun. Kampung Muara Aman, Gandung, Tunggang, dan Nangai Aman memiliki tiga dusun. Talang Ulu, Gandung Baru, Lokasari, dan Kampung Dalam dibagi ke dalam dua dusun. Sementara Lebong Tambang dan Ladang Palembang dibagi menjadi lima dan empat dusun.[9] Pusat pemerintahan kecamatan berada di Gandung Baru, yang terletak sekitar 5 km dari pusat pemerintahan kabupaten di Tubei. Jarak antardesa maupun desa dengan kecamatan termasuk dekat. Dengan jarak 3 km dari pusat pemerintahan kecamatan dan 8 km dari ibu kota kabupaten, Ladang Palembang adalah desa dengan jarak terjauh.[10] Kantor camat Lebong Utara memiliki 27 pegawai, yakni satu pegawai fungsional, 14 PNS atau struktural, dan 12 tenaga honorer atau kontrak.[11] Jenjang pendidikan para pegawai kecamatan meliputi 17 lulusan SMA, delapan lulusan S1 atau sederajat, dan dua lulusan S2.[12] Camat Lebong Utara saat ini adalah Marhama (atau Matrama), yang menggantikan pelaksana kantor camat Lebong Utara, Ellyan Siswanti.[13] Semantara Ellyan Siswanti sendiri menggantikan camat sebelumnya, Sumitro.[14] DemografiSekitar 15,59% atau seperenam dari penduduk Lebong bermukim di kecamatan ini.[15] Pada Sensus Penduduk 2020 penduduk Lebong Utara tercatat sebesar 16.574 jiwa, terbesar sekabupaten. Berdasarkan jenis kelamin, terdapat 8.421 jiwa penduduk laki-laki (51%) dan 8.153 jiwa penduduk perempuan (49%), dengan angka seks rasio 103, yang artinya per 100 penduduk perempuan terdapat 103 penduduk laki-laki.[16] Menurut kelompok usia, berikut adalah rincian jumlah penduduk Lebong Utara.[17]
EkonomiKetenagakerjaanPenduduk Kecamatan Lebong Utara memiliki mata pencaharian yang cukup beragam. Agrikultur merupakan sektor usaha terbesar sekaligus penyumbang lapangan usaha tertinggi. Padi lahan basah, kopi, serta karet adalah tiga komoditas agrikultur utama di kecamatan ini.[18] Khususnya padi lahan basah, Lebong Utara serta kecamatan-kecamatan lain pada umumnya hanya dapat bertanam dan panen sekali saja dalam satu tahun. Oleh karenanya pertanian padi semata tak mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari penduduk.[18] Selain itu, sebagian perbukitan di Lebong Utara menyimpan potensi penambangan emas, yang sejatinya sudah diketahui sejak zaman kolonial. Sektor pertambangan adalah mata pencaharian utama warga Lebong Tambang. Sektor ini menyerap 90% total penduduk desa tersebut.[18] Referensi
Daftar pustakaBuku
Pranala luar |