Laweyan, Laweyan, Surakarta

Laweyan
Kantor kelurahan Laweyan
Peta lokasi Kelurahan Laweyan
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KotaSurakarta
KecamatanLaweyan
Kode Kemendagri33.72.01.1002 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3372010002 Edit nilai pada Wikidata
Peta
Peta
Peta
Peta
Koordinat:


Kelurahan Laweyan (bahasa Jawa: ꦭꦮꦶꦪꦤ꧀, translit. Lawiyan) adalah kelurahan di Kecamatan Laweyan, Surakarta. Kelurahan ini memiliki kode pos 57148. Pada tahun 2020, kelurahan ini berpenduduk 2.124 jiwa.

Kelurahan ini berada di pusat kecamatan Laweyan dan bisa dikatakan jantung kecamatan ini. Di kawasan Laweyan ada Kampung Laweyan, Tegalsari, Tegalayu, Batikan, dan Jongke, yang penduduknya banyak yang menjadi produsen dan pedagang batik, sejak dulu sampai sekarang. Di sinilah tempat berdirinya Syarekat Dagang Islam, asosiasi dagang pertama yang didirikan oleh para produsen dan pedagang batik pribumi, pada 1912.

Bekas kejayaan para pedagang batik pribumi masa lalu dapat dilihat dari peninggalan rumah mewahnya. Kawasan ini kaya dengan rumah besar yang mewah dengan arsitektur antik dan cantik.

Kawasan Laweyan dilewati Jalan Dr Rajiman (yang berada di poros Keraton Kasunanan Surakarta-bekas Keraton Mataram di Kartasura). Dari jalan Dr Rajiman ini, banyak terlihat tembok tinggi yang menutupi rumah-rumah besar, dengan pintu gerbang besar dari kayu yang disebut regol ("gerbang"). Sepintas tak terlalu menarik, bahkan banyak yang kusam. Tapi begitu regol dibuka, barulah tampak bangunan rumah besar dengan arsitektur yang indah. Biasanya terdiri dari bangunan utama di tengah, bangunan sayap di kanan-kirinya, dan bangunan pendukung di belakangnya, serta halaman depan yang luas.

Dengan bentuk arsitektur, kemewahan material, dan keindahan ornamennya, seolah para raja batik zaman dulu mau menunjukkan kemampuannya untuk membangun istananya, meski dalam skala yang mini.

Tentu saja tak semuanya bisa membangun "istana" yang luas, karena di kanan-kirinya adalah lahan tetangga yang juga membangun "istana"-nya sendiri-sendiri. Alhasil, kawasan ini dipenuhi dengan berbagai istana mini, yang hanya dipisahkan oleh tembok tinggi dan gang-gang sempit. Semangat berlomba membangun rumah mewah ini tampaknya mengabaikan pentingnya ruang publik. Jalan-jalan kampung menjadi sangat sempit. Terbentuklah banyak gang dengan lorong sempit yang hanya cukup dilewati orang atau sepeda motor.

Tapi di sinilah uniknya. Menelusuri lorong-lorong sempit di antara tembok tinggi rumah-rumah kuno ini sangat mengasyikkan. Kita seolah berjalan di antara monumen sejarah kejayaan pedagang batik tempo doeloe.

Pola lorong-lorong sempit yang diapit tembok rumah gedongan yang tinggi semacam ini juga terdapat di kawasan Kauman, Kemlayan, dan Pasar Kliwon (di Yogyakarta, bisa ditemukan di Kotagede).

Kampung

Kelurahan Laweyan terdiri dari beberapa kampung:

  • Kampung Sayangan Wetan
  • Kampung Sayangan Kilen (tempat abdi dalem saying bertempat tinggal), yang tugas sehari-harinya sebagai abdi dalem pembuat barang-barang dari tembaga untuk keperluan kraton (Pajang),
  • Kampung Kwanggan
  • Kampung Kramat (karena Astana Nglawiyan dianggapnya sebagai tempat yang keramat),
  • Kampung Klaseman, yaitu tempat memproses pembuatan kain batik agar warna batik nantinya tidak mencolok tetapi kelihatan lembut.


Kembali kehalaman sebelumnya