Laut tuangan

"Laut" tuangan. Ilustrasi dalam Jewish Encyclopedia 1906

"Laut" tuangan (ים מוצק "laut logam cor"; bahasa Inggris: molten sea atau brazen sea; "laut kuningan") adalah bejana besar pada Bait Suci di Yerusalem yang dibuat oleh Salomo untuk pembasuhan para imam. Perangkat ini dicatat dalam 1 Raja–raja 7:23–26 dan 2 Tawarikh 4:2–5. Didirikan di sudut tenggara pada pelataran dalam.

Catatan Alkitab

Kitab 1 Raja-raja pasal 7:23-26
Kemudian dibuatnyalah "laut" tuangan yang sepuluh hasta dari tepi ke tepi, bundar keliling, lima hasta tingginya, dan yang dapat dililit berkeliling oleh tali yang tiga puluh hasta panjangnya.
Dan di bawah tepinya ada gambar buah labu yang mengelilinginya sama sekali, sepuluh dalam sehasta, merangkum "laut" itu berkeliling; labu itu dua jajar, dituang setuangan dengan bejana itu.
"Laut" itu menumpang di atas dua belas lembu, tiga menghadap ke utara dan tiga menghadap ke barat, tiga menghadap ke selatan dan tiga menghadap ke timur; "laut" itu menumpang di atasnya, sedang segala buntut lembu itu menuju ke dalam.
Tebal "laut" itu setapak tangan dan tepinya serupa tepi piala, seperti bunga bakung yang berkembang.
"Laut" itu dapat memuat dua ribu bat air. (TB)[1]
Kitab 2 Tawarikh pasal 4:2-5
Kemudian dibuatnyalah "laut" tuangan yang sepuluh hasta dari tepi ke tepi, bundar keliling, lima hasta tingginya, dan yang dapat dililit berkeliling oleh tali yang tiga puluh hasta panjangnya.
Di sebelah bawah tepinya ada gambar lembu-lembu yang mengelilinginya sama sekali, sepuluh dalam sehasta, merangkum "laut" itu berkeliling; lembu itu dua jajar, dituang setuangan dengan bejana itu.
"Laut" itu menumpang di atas dua belas lembu, tiga menghadap ke utara dan tiga menghadap ke barat, tiga menghadap ke selatan dan tiga menghadap ke timur; "laut" itu menumpang di atasnya, sedang segala buntut lembu itu menuju ke dalam.
Tebal "laut" itu setapak tangan dan tepinya serupa tepi piala, seperti bunga bakung yang berkembang.
"Laut" itu dapat memuat tiga ribu bat air. (TB)[2]

Fakta dalam Alkitab bahwa bejana itu terlalu besar untuk dimasuki dari atas menimbulkan gagasan bahwa air mengalir dari bawah ke subcontainer bawah. Air itu awalnya disediakan oleh orang Gibeon, tapi setelah itu dibawa melalui saluran dari Kolam Salomo. Laut tuangan itu dibuat dari kuningan atau perunggu, yang oleh Salomo diambil dari kota-kota yang direbut dari Hadarezer, raja Zobah (1 Tawarikh 18:8). Ahas kemudian menghapus bejana pembasuhan ini dari lembu-lembu penopang, dan ditempatkan pada trotoar batu (2 Raja–raja 16:17). Itu dihancurkan oleh orang Kasdim (2 Raja–raja 25:13).

Dalam literatur rabinik

Bejana itu memuat air yang cukup bagi 150 pembasuhan ritual (mikvah). Menurut Talmud baskom itu tidak seluruhnya bulat, seperti yang diindikasikan dalam Kitab Suci; bagian atas dua perlima berbentuk bulat, sedangkan tiga perlima bagian bawah berbentuk bujursangkar.[3]

Simbolisme laut tuangan dijelaskan dengan detail dalam Midrash Tadshe. Laut itu melambangkan "dunia"; diameter sepuluh hasta berkaitan dengan sepuluh Sefirot; bentuknya bulat di bagian atas (menurut bagian Talmud di atas) melambangkan sorga yang bulat. Kedalaman laut lima hasta berkaitan dengan jangka waktu 500 tahun antara sorga dan bumi (bandingkan Chagigah 13a). Tali yang menunjukkan keliling tiga puluh hasta itu sesuai dengan Sepuluh Perintah Allah, dengan sepuluh perkataan Allah pada waktu penciptaan alam semesta, dan sepuluh Sefirot: karena dunia hanya akan ada jika Sepuluh Perintah Allah dijalankan, dan sepuluh Sefirot serta sepuluh perkataan Allah adalah instrumen penciptaan. Dua baris colocynths (hiasan labu) di bawah bibir bejana melambangkan matahari dan bulan, sedangkan dua belas lembu yang menopang laut tuangan itu melambangkan zodiak ("mazzalot"). Kapasitas 2.000 bat (volume), mengindikasikan bahwa dunia akan menopang mereka yang memelihara Taurat, yang diciptakan 2.000 tahun sebelum dunia ada.[4]

Bejana pembasuhan pada Kemah Suci

Dalam Peraturan Imamat yang tertulis dalam Kitab Keluaran, tidak tercantum "Laut tuangan", melainkan "Bejana pembasuhan" (laver) dari perunggu, yang diletakkan di atas alas perunggu (maksudnya penyangga).[5] Teks itu menjelaskan bahwa bejana ini digunakan oleh para imam Israel untuk membasuh tangan dan kaki ketika mereka akan memasuki ruang kudus.[6] Ini dikonfirmasi di bagian lain Peraturan Imamat, dalam bacaan yang menjabarkan pemasangan perangkat Kemah Suci.[7]

Ukuran dan bentuk bejana pembasuhan ini tidak disebutkan dalam Alkitab, juga tidak disebutkan landasannya, berbeda dengan Laut Tuangan. Sebaliknya, tiang pembawa lampu (menorah) digambarkan dalam Peraturan Imamat, tetapi tidak dijelaskan dalam Bait Suci Salomo. Ada kemungkinan bahwa bejana pembasuhan dan menorah itu dibuat dari bahan yang sama.[8]

Hubungan dengan platform Salomo

Dalam Kitab 2 Tawarikh, Salomo dicatat membangun suatu platform khusus di Bait Sucinya, untuk digunakan pada upacara pembukaan.[9] Meskipun disimpulkan dari teks bahwa Salomo berdiri di atas platform itu, teks juga dapat dibaca sebagai berdiri di sampingnya.[10]

Platform ini secara literal digambarkan dalam Teks Masoret sebagai "bejana pembasuhan" (Ibrani: kiyyor), dan sebagaimana dengan bejana dalam Peraturan Imamat, hanya ada satu platform, dan ditempatkan di tengah-tengah pelataran luar. Septuaginta menyebutnya "alas" (base),[11] dan ukuran alas kuningan itu sama dengan setiap alas sepuluh bejana kuningan.

Jadi dimungkinkan bahwa catatan platform dalam Kitab Tawarikh itu sebenarnya catatan suatu bejana yang tercatat dalam Peraturan Imamat.

Perkiraan nilai π

Deskripsi alkitabiah bahwa bejana itu berdiameter sepuluh hasta dan keliling lingkarannya 30 hasta mengindikasikan bahwa dalam pembuatan bejana itu, π diperkirakan sebagai bilangan bulat 3. Ini konsisten dengan praktik matematika Babilonia pada abad ke-6 SM, tetapi menimbulkan perdebatan dalam Yudaisme rabinik apakah pembulatan itu akurat.

Rabbi Nehemiah pada abad ke-2 berargumen bahwa teks itu tidak mengklaim π sama dengan 3, tetapi diameter dihitung dari pinggiran luar, dari tepi ke tepi, sementara keliling dihitung di bawah bibir bejana, karena tentunya tidak dapat diukur dengan tali dari pinggiran bibir, melainkan dari bagian tengahnya. Setelah menghitung tebal bibir --"sekitar setapak tangan"—hasilnya adalah suatu rasio yang lebih mendekati nilai π. Mengambil ukuran hasta sekitar 18 inci (45 cm) dan setapak tangan sekitar 4 inci (10 cm), rasio yang diperoleh dari dimensi bejana berbeda dari nilai π kurang dari 1%.[12]

Di sisi lain, Matityahu Hacohen Munk (tahun 1962) mengamati bahwa tulisan untuk "tali" dalam bahasa Ibrani, biasanya ditulis: קו qaw, baik pada 1 Raja-raja 7:23 maupun pada 2 Tawarikh 4:2, ditulis sebagai קוה qaweh; jika dihitung secara gematria: qaweh menghasilkan "111" sedangkan qaw menghasilkan "106", sehingga jika keliling dibagi diamater sebagai akan menghasilkan "3.1415094" yang mendekati "3.1415926".[13][14]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ 1 Raja–raja 7:23–26 - Sabda.org
  2. ^ 2 Tawarikh 4:2–5 - Sabda.org
  3. ^ Talmud. Eruvin 14a, b
  4. ^ Midrash Tadshe ii., ed. Epstein, in "Mi-Ḳadmoniyot ha-Yehudim," xvi., xvii.; Yalḳuṭ, Kings, 185.
  5. ^ Keluaran 30:18
  6. ^ Keluaran 30:19–21
  7. ^ Keluaran 40:30–32
  8. ^ Artikel ini memuat teks dari Encyclopaedia Biblica (1903), artikel "Laver", suatu penerbitan yang sekarang berada dalam ranah publik.
  9. ^ 2 Tawarikah 6:13 - Sabda.org
  10. ^ Artikel ini memuat teks dari Encyclopaedia Biblica (1903), artikel "Scaffold", suatu penerbitan yang sekarang berada dalam ranah publik.
  11. ^ 2 Tawarikah 6:13, LXX
  12. ^ Petr Beckmann (1971). A History of Pi. St. Martin's. hlm. 75–76. 
  13. ^ Jawaban ini ditemukan juga oleh Shlomo Edward G. Belaga, selain dalam halaman Boaz Tsaban "Rabbinical Math" serta dilaporkan dalam buku Grant Jeffrey "The Handwriting of God", Frontier Research Publications, Toronto Ontario, 1997.
  14. ^ Munk, Matityahu Hacohen. Three Geometric Problems in the Bible and Talmud. Sinai 51 (1962), 218-227 (dalam bahasa Ibrani); Munk, Matityahu Hacohen. The Halachic Way in Solving Special Geometric Problems. Hadarom 27 (1968), 115-133 (dalam bahasa Ibrani). Dikutip dalam: Tsaban, Boaz; Garber, David. On the Rabbinical Approximation of Pi, Historia Mathematica 25 (1998), pp. 75-84. [dalam bahasa Inggris]
Artikel ini menggunakan sebagian teks dari Kamus Alkitab Easton, sebuah buku ranah publik, aslinya diterbitkan pada 1897.
Kembali kehalaman sebelumnya