Laut tuangan"Laut" tuangan (ים מוצק "laut logam cor"; bahasa Inggris: molten sea atau brazen sea; "laut kuningan") adalah bejana besar pada Bait Suci di Yerusalem yang dibuat oleh Salomo untuk pembasuhan para imam. Perangkat ini dicatat dalam 1 Raja–raja 7:23–26 dan 2 Tawarikh 4:2–5. Didirikan di sudut tenggara pada pelataran dalam. Catatan Alkitab
Fakta dalam Alkitab bahwa bejana itu terlalu besar untuk dimasuki dari atas menimbulkan gagasan bahwa air mengalir dari bawah ke subcontainer bawah. Air itu awalnya disediakan oleh orang Gibeon, tapi setelah itu dibawa melalui saluran dari Kolam Salomo. Laut tuangan itu dibuat dari kuningan atau perunggu, yang oleh Salomo diambil dari kota-kota yang direbut dari Hadarezer, raja Zobah (1 Tawarikh 18:8). Ahas kemudian menghapus bejana pembasuhan ini dari lembu-lembu penopang, dan ditempatkan pada trotoar batu (2 Raja–raja 16:17). Itu dihancurkan oleh orang Kasdim (2 Raja–raja 25:13). Dalam literatur rabinikBejana itu memuat air yang cukup bagi 150 pembasuhan ritual (mikvah). Menurut Talmud baskom itu tidak seluruhnya bulat, seperti yang diindikasikan dalam Kitab Suci; bagian atas dua perlima berbentuk bulat, sedangkan tiga perlima bagian bawah berbentuk bujursangkar.[3] Simbolisme laut tuangan dijelaskan dengan detail dalam Midrash Tadshe. Laut itu melambangkan "dunia"; diameter sepuluh hasta berkaitan dengan sepuluh Sefirot; bentuknya bulat di bagian atas (menurut bagian Talmud di atas) melambangkan sorga yang bulat. Kedalaman laut lima hasta berkaitan dengan jangka waktu 500 tahun antara sorga dan bumi (bandingkan Chagigah 13a). Tali yang menunjukkan keliling tiga puluh hasta itu sesuai dengan Sepuluh Perintah Allah, dengan sepuluh perkataan Allah pada waktu penciptaan alam semesta, dan sepuluh Sefirot: karena dunia hanya akan ada jika Sepuluh Perintah Allah dijalankan, dan sepuluh Sefirot serta sepuluh perkataan Allah adalah instrumen penciptaan. Dua baris colocynths (hiasan labu) di bawah bibir bejana melambangkan matahari dan bulan, sedangkan dua belas lembu yang menopang laut tuangan itu melambangkan zodiak ("mazzalot"). Kapasitas 2.000 bat (volume), mengindikasikan bahwa dunia akan menopang mereka yang memelihara Taurat, yang diciptakan 2.000 tahun sebelum dunia ada.[4] Bejana pembasuhan pada Kemah SuciDalam Peraturan Imamat yang tertulis dalam Kitab Keluaran, tidak tercantum "Laut tuangan", melainkan "Bejana pembasuhan" (laver) dari perunggu, yang diletakkan di atas alas perunggu (maksudnya penyangga).[5] Teks itu menjelaskan bahwa bejana ini digunakan oleh para imam Israel untuk membasuh tangan dan kaki ketika mereka akan memasuki ruang kudus.[6] Ini dikonfirmasi di bagian lain Peraturan Imamat, dalam bacaan yang menjabarkan pemasangan perangkat Kemah Suci.[7] Ukuran dan bentuk bejana pembasuhan ini tidak disebutkan dalam Alkitab, juga tidak disebutkan landasannya, berbeda dengan Laut Tuangan. Sebaliknya, tiang pembawa lampu (menorah) digambarkan dalam Peraturan Imamat, tetapi tidak dijelaskan dalam Bait Suci Salomo. Ada kemungkinan bahwa bejana pembasuhan dan menorah itu dibuat dari bahan yang sama.[8] Hubungan dengan platform SalomoDalam Kitab 2 Tawarikh, Salomo dicatat membangun suatu platform khusus di Bait Sucinya, untuk digunakan pada upacara pembukaan.[9] Meskipun disimpulkan dari teks bahwa Salomo berdiri di atas platform itu, teks juga dapat dibaca sebagai berdiri di sampingnya.[10] Platform ini secara literal digambarkan dalam Teks Masoret sebagai "bejana pembasuhan" (Ibrani: kiyyor), dan sebagaimana dengan bejana dalam Peraturan Imamat, hanya ada satu platform, dan ditempatkan di tengah-tengah pelataran luar. Septuaginta menyebutnya "alas" (base),[11] dan ukuran alas kuningan itu sama dengan setiap alas sepuluh bejana kuningan. Jadi dimungkinkan bahwa catatan platform dalam Kitab Tawarikh itu sebenarnya catatan suatu bejana yang tercatat dalam Peraturan Imamat. Perkiraan nilai πDeskripsi alkitabiah bahwa bejana itu berdiameter sepuluh hasta dan keliling lingkarannya 30 hasta mengindikasikan bahwa dalam pembuatan bejana itu, π diperkirakan sebagai bilangan bulat 3. Ini konsisten dengan praktik matematika Babilonia pada abad ke-6 SM, tetapi menimbulkan perdebatan dalam Yudaisme rabinik apakah pembulatan itu akurat. Rabbi Nehemiah pada abad ke-2 berargumen bahwa teks itu tidak mengklaim π sama dengan 3, tetapi diameter dihitung dari pinggiran luar, dari tepi ke tepi, sementara keliling dihitung di bawah bibir bejana, karena tentunya tidak dapat diukur dengan tali dari pinggiran bibir, melainkan dari bagian tengahnya. Setelah menghitung tebal bibir --"sekitar setapak tangan"—hasilnya adalah suatu rasio yang lebih mendekati nilai π. Mengambil ukuran hasta sekitar 18 inci (45 cm) dan setapak tangan sekitar 4 inci (10 cm), rasio yang diperoleh dari dimensi bejana berbeda dari nilai π kurang dari 1%.[12] Di sisi lain, Matityahu Hacohen Munk (tahun 1962) mengamati bahwa tulisan untuk "tali" dalam bahasa Ibrani, biasanya ditulis: קו qaw, baik pada 1 Raja-raja 7:23 maupun pada 2 Tawarikh 4:2, ditulis sebagai קוה qaweh; jika dihitung secara gematria: qaweh menghasilkan "111" sedangkan qaw menghasilkan "106", sehingga jika keliling dibagi diamater sebagai akan menghasilkan "3.1415094" yang mendekati "3.1415926".[13][14] Lihat pulaReferensi
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Molten Sea. |