Laura Bridgman
Laura Dewey Bridgman (21 Desember 1829 – 24 Mei 1889) adalah seorang tunaganda buta-tuli berbahasa Inggris pertama di Amerika yang mempelajari cara berkomunikasi dengan mengeja kata-kata menggunakan tangan.[1] Bridgman merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Ayahnya bernama Daniel Bridgman dan ibunya bernama Harmony Bridgman.[2] Pada usia 2 tahun, Bridgman jatuh sakit, mengakibatkan dirinya kehilangan penglihatan, pendengaran, pengecapan, serta penciuman.[1] Selama masa kanak-kanak, Bridgman menggunakan bahasa isyarat sederhana untuk berkomunikasi dengan keluarganya.[3] Saat Bridgman berusia 7 tahun,[4] ia pindah ke Boston untuk mempelajari serta memahami penggunaan bahasa di bawah bimbingan Samuel Gridley Howe yang merupakan pendiri lembaga pendidikan untuk tunanetra, New England Asylum for the Blind (kemudian dikenal sebagai Perkins School for the Blind)[5] di Massachusetts. Samuel Gridley Howe mengembangkan sebuah program pendidikan untuk Bridgman, dan dengan cepat Bridgman mampu belajar membaca dari huruf-huruf timbul (braille) serta alfabet manual yang dikembangkan oleh Charles de l’Épée.[4] Selain piawai dalam berkomunikasi dengan tanda-tanda isyarat normal, Bridgman juga mampu berhubungan baik dengan orang-orang dan berkembang menjadi seorang wanita yang pandai, riang, dan gembira. Dengan bakat-bakatnya, Bridgman mengajar siswa-siswa tunarungu dan tunanetra lainnya di Sekolah Perkins.[6] Sebagai seorang tunaganda (buta-tuli), Bridgman adalah orang pertama yang berpendidikan baik dan mendapatkan perhatian luas berkat apa yang telah diraihnya. Charles Dickens telah menerbitkan sebuah ulasan tentang pertemuannya dengan Bridgman. Publikasi tersebut mendorong ibu dari Helen Keller untuk memohon Howe agar menemukan seorang guru untuk mendidik anaknya tersebut. Guru yang dianjurkan adalah Anne Sulivan Macy, seorang siswa lembaga Perkins yang telah hidup serumah dengan Bridgman. Helen Keller dan orang-orang tunanetra-rungu-wicara (buta-tuli-bisu) lainnya kemudian mengulangi sekaligus mengikuti jejak Bridgman. Namun Bridgman adalah orang yang pertama kali menunjukkan bahwa pendidikan yang tepat dapat membuat orang-orang tunarungu-tunanetra mendapatkan kehidupan yang bahagia dan produktif.[6] Lihat jugaReferensi
|