Kumail bin Ziyad
Kumail bin Ziyad an-Nakha'i (bahasa Arab: كميل بن زياد النخعي) adalah seorang sahabat Ali bin Abi Thalib dan tabi'in dari kalangan penduduk Kufah. SilsilahKumail bin Ziyad bin Nahik bin Haitsam bin Sa'ad bin Malik bin al-Harits bin Shuhban bin Sa'ad bin Malik bin an-Nakha' bin Madzhij an-Nakha'i ash-Shuhbani al-Kufi.[1] Kumail berasal dari kabilah Bani Madzhij.[1] BiografiKumail lahir pada tahun 633.[2] Ia tinggal di Kufah dan menjadi pemuka kabilahnya. Kumail sangat dihormati dan ditaati oleh pengikutnya.[2] Ali al-Mada'ini menyebutkan bahwa di antara penduduk Kufah yang tekun beribadah adalah Kumail, Amr bin Utbah bin Farqad, Yazid bin Muawiyah an-Nakha'i, Uwais al-Qarani, Ar-Rabi' bin Khutsaim, Hammam bin al-Harits, Mi'dhad asy-Syaibani, dan Jundab bin Abdullah.[1] Ia termasuk di antara sekelompok penduduk Kufah yang berbicara kasar kepada gubernurnya, Sa'id bin al-Ash, di majelisnya. Akibat perbuatannya dan sekelompok orang lainnya, Sa'id melaporkan masalah tersebut kepada Khalifah Utsman bin Affan. Utsman kemudian menyuruhnya agar mereka diasingkan ke Syam.[3] Setelah Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah, Kumail termasuk di antara sahabatnya[4] dan ikut serta bersamanya dalam Pertempuran Shiffin.[2] Ali pernah mengangkatnya menjadi gubernur wilayah Al-Jazirah setelah berhasil menguasainya.[5] Gubernur yang pernah diangkat Ali sebelum Kumail adalah Malik al-Asytar.[6] Di wilayah ini, ia memiliki peranan dalam melawan pasukan Muawiyah bin Abu Sufyan yang ingin menyerang wilayahnya.[5] Ia digantikan oleh Syabib bin Amir.[6] KematianKetika al-Hajjaj bin Yusuf datang ke Kufah sebagai gubernur, ia memanggil Kumail lalu membunuhnya.[1] Ia dibunuh pada tahun 701.[2] Periwayatan hadisKumail termasuk dalam kelompok tabi'in dan perawi hadis.[2] Ia meriwayatkan hadis dari Umar, Utsman, Ali, Ibnu Mas'ud, dan Abu Hurairah. Sementara yang meriwayatkan hadis darinya adalah Al-Abbas bin Dzarih, Abdurrahman bin Abis, Sulaiman al-A'masy, Abu Ishaq As-Sabi'i, dan Abdullah bin Yazid ash-Shuhbani.[7] Di antara hadis yang diriwayatkan oleh Kumail adalah ia meriwayatkan dari Abu Hurairah tentang ucapan perbendaharaan surga yaitu laa haula walaa quwwata illa billah, walaa manja'a minallahi illa ilaih (لا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ، وَلا مَنْجَى مِنَ اللَّهِ إِلا إِلَيْهِ).[7][8] Ia juga meriwayatkan tentang Ali yang masuk masjid dalam keadaan mencebur kakinya ke dalam lumpur lalu salat tanpa mencuci kakinya.[9] Kumail juga meriwayatkan tentang wasiat yang terkenal dari Ali.[10] Penilaian
KeturunanKumail memiliki anak yang bernama Kamil dan darinya ia memiliki keturunan yang bernama Abu al-Qasim Ali bin Muhammad an-Nakha'i al-Kufi yang dikenal dengan nama Ibnu Kas. Ia merupakan ulama dari kalangan penduduk Kufah yang dapat dipercaya dalam masalah fiqih.[12] Referensi
|