Kudeta Mesir 2013

Setelah demonstrasi besar menentang Presiden Mesir Mohamed Morsi, Menteri Pertahanan Jenderal Abdul Fatah al-Sisi pada 3 Juli 2013 mengumumkan pelengseran presiden, dan penangguhan konstitusi. Al-Sisi mengangkat Adly Mansour sebagai pemegang jabatan sementara Presiden Mesir. Morsi berada dalam status tahanan rumah dan para pimpinan Ikhwanul Muslimin ditangkap.[1] Pengumuman tersebut diikuti dengan demonstrasi dan bentrok di penjuru Mesir [1] antara pendukung dan penentang junta. Pengumuman tersebut juga diikuti dengan pernyataan oleh Imam Besar Al-Azhar Ahmed el-Thayeb, Paus Theodoros II dari Aleksandria, dan pemimpin partai oposisi Mohamed ElBaradei.

Pada 30 Juni 2013, pada peringatan tahun pertama terpilihnya Morsi, ribuan protestan dari penjuru Mesir berdemonstrasi di jalan menuntut pengunduran diri presiden. Alasan dari tuntutan tersebut termasuk tuduhan bahwa sang presiden semakin otoriter dan menjalankan agama Islam tanpa mempertimpangkan kepentingan pihak oposisi sekuler.[2][3][4] Demonstrasi yang sebelumnya damai menjadi penuh kekerasan saat lima penentang Morsi terbunuh dalam bentrokan terpisah dan penembakan. Di saat yang sama, pendukung Morsi melangsungkan demonstrasi di kota Nasr, salah satu distrik di Kairo.[5]

Pada pagi hari 1 Juli, penentang Morsi meringsek ke markas Ikhwanul Muslimin di Kairo. Protestan melempari jendela dan menjarah gedung, melarikan perlengkapan kantor dan dokumen. Menteri Kesehatan dan Penduduk Mesir mengkonfirmasi kematian delapan orang pada bentrokan tersebut di Mokattam.[6] Pada 3 Juli, Menteri Kesehatan dan populasi mengumumkan bahwa 16 demonstran pendukung Morsi terbunuh dalam unjuk rasa di tempat lain.[7][8][9] Pada waktu bersamaan, protes anti pemerintah juga berlangsung walau dengan peserta lebih sedikit.

Situasi tersebut menyebabkan krisis konstitusi dan politik berat, dengan Morsi menolak tuntutan pihak Militer, dan Angkatan Bersenjata Mesir mengancam akan mengambil alih bila politisi tidak mampu mengatasi situasi. Pada 3 Juli malam, militer Mesir pada akhirnya menyatakan berakhirnya kepemimpinan Mohammed Morsi sebagai presiden.[10][11] Pada pernyataan yang sama, militer mengumumkan bahwa konstitusi ditangguhkan, pemilihan presiden akan dilangsungkan segera, dan pimpinan mahkamah konstitusi Adly Mansour diangkat menjadi kepala pemerintahanan, dan pemerintah transisi akan dibenteuk hingga dilangsungkannya pemilihan umum.[10] Pihak Internasional mengecam tindakan ini, kecuali Saudi Arabia dan U.A.E., dan respons dari Amerika Serikat dan Iran. Negara lain yang mengecam adalah Suriah, walaupun Morsi sempat mengumumkan jihad melawan negara tersebut seminggu sebelum kudeta.

Referensi

  1. ^ a b Abigail Hauslohner, "Egypt protests: President Morsi removed by army, reportedly put under house arrest," Toronto Star, 3 Juli 2013.
  2. ^ Patrick Kingsley (30 June 2013). "Protesters across Egypt call for Mohamed Morsi to go". The Guardian. 
  3. ^ Hendawi, Hamza; Macdonald, Alastair (30 June 2013). "Egypt protests: Thousands gather at Tahrir Square to demand Morsi's ouster". AP via Toronto Star. Diakses tanggal 30 June 2013. 
  4. ^ Spencer, Richard (1 July 2013). "Egypt protests: Army issues 48-hour ultimatum for agreement amid clashes". The Daily Telegraph. Cairo. Diakses tanggal 1 July 2013. 
  5. ^ "Egypt crisis: Mass protests over Morsi grip cities". BBC News. 1 July 2013. Diakses tanggal 1 July 2013. 
  6. ^ "Egypt protesters storm Muslim Brotherhood headquarters". BBC News. 1 July 2013. Diakses tanggal 1 July 2013. 
  7. ^ "Gun attack on Cairo pro-Morsi rally kills 16: ministry". 
  8. ^ "Attack on pro-Morsi rally kills 16". 
  9. ^ "Morsi refuses to quit as Egypt army deadline looms". The times of Oman. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-27. Diakses tanggal 2013-07-05. 
  10. ^ a b "Morsy out in Egypt coup". CNN. 28 June 2013. Diakses tanggal 3 July 2013. 
  11. ^ "Egyptian army suspends constitution". BBC News. 3 July 2013. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya