Krueng Tinggai, Samatiga, Aceh Barat
SejarahBerdasarkan sejarah dari penuturan salah seorang sesepuh Gampong Krueng Tinggai, gampong ini sudah ada sejak zaman kolonial belanda atau pada masa Kesultanan Iskandar Muda berkuasa di Aceh. Wilayah ini termasuk dalam kerajaan (Ulee Balang) Mesjid Tuha yang membawahi beberapa wilayah termasuk salah satunya Gampong Krueng Tinggai. Asal usul nama Gampong Krueng Tinggai. Secara bahasa nama Gampong Krueng Tinggai diambil dari Bahasa Aceh, di mana krueng adalah sungai dan tinggai diartikan bekas/mantan. Konon pada zaman dahulu telah terjadi fenomena alam, dimana Krueng Bubon aliran airnya berpindah ke arah bagian Timur Gampong Krueng Tinggai, akibat dari kejadian ini sungai yang lama berubah menjadi kolam besar dan airnya tidak mengalir lagi, bentuknya persis seperti telaga atau dalam Bahasa Aceh sering disebut dengan Krueng Matee. Dari sinilah asal muasal nama Gampong Krueng Tinggai yang dinobatkan oleh tokoh-tokoh masyarakat pada masa itu yang memiliki arti bekas sungai akibat bergesernya aliran Krueng Bubon. PendudukPenduduk gampong Krueng Tinggai sampai dengan tahun 2016 terdiri dari 211 Laki-laki dan 205 Perempuan dengan sex ratio 103. Pertumbuhan penduduk sebesar 2 % dari tahun 2015.[3] ReferensiPranala luar
|