Kronosaurus
PenemuanSpesimen fosil pertama yang diketahui adalah 6 buah gigi yang ditemukan oleh Andrew Crombie di Hughenden, Queensland pada 1899. Duapuluh lima tahun kemudian, spesimen ini kemudian dideskripsikan oleh Heber Longman sebagai Kronosaurus queenslandicus.[1][4] 5 tahun kemudian, fosil Kronosaurus yang lebih lengkap (termasuk sebuah tengkorak) ditemukan di tempat yang sama dengan fosil pertama.[4] Kemudian pada 1932, sebuah ekspedisi pencarian fosil dari Universitas Harvard kembali menemukan fosil Kronosaurus di dekat Hughenden, bahkan fosil ini adalah spesimen kerangka Kronosaurus terlengkap yang pernah ditemukan hingga kini. Pada 1977, seorang petani di Moniquirá, Kolombia menemukan satu fosil kerangka Kronosaurus yang hampir utuh ketika ia sedang membajak sawah. Fosil tersebut terlihat menonjol dari sebongkah batu raksasa.[5] Spesimen ini kemudian diumumkan pada 1992 sebagai spesies kedua dari Kronosaurus, yakni K. boyacensis. EkologiSeperti pliosauria lain, Kronosaurus memiliki kepala yang besar dan ramping, serta leher dan ekor yang pendek. Ia juga memiliki empat sirip, dengan sepasang sirip belakang yang lebih besar dari dua sirip depannya. Kronosaurus hidup berdampingan dengan beragam jenis reptil laut besar lain, yang kebanyakan adalah plesiosauria berleher panjang yang merupakan kerabat dekatnya sendiri. Di antara jenis plesiosauria tersebut adalah Eromangasaurus dan Woolungasaurus. Walaupun begitu, ada sejenis hiu raksasa bernama Cardabiodon yang merupakan pesaing utama bagi Kronosaurus. Hiu ini mampu mencapai panjang hingga 8–9 m, hampir sama dengan seekor Kronosaurus dewasa. Referensi
|