Kreatin kinaseKreatin kinase, disingkat CK, juga disebut kreatin fosfokinase ataufosfo-kreatin kinase (EC 2.7.3.2), merupakan enzim yang dihasilkan dari berbagai jaringan di tubuh. Kreatin kinase juga sering disebut sebagai kreatinin kinase, walaupun penyebutan itu kurang tepat. SubunitKreatin kinase terdiri dari dua sub unit, yakni B (brain) dan M (muscle), tiap sub unit memiliki molekul seberat 43.000 Dalton. Jadi kombinasi dari kedua sub unit ini hanya akan menghasilkan tiga isoenzim kreatin kinase, yakni CK-BB (CK-1), CK-MB (CK-2), dan CK-MM (CK-3). CK-BB dapat terutama terdapat di ginjal dan otak sementara CK-MM sebagian besar terdapat pada otot skeletal. CK-MM terdapat pada konsentrasi yang tinggi di otot skeletal dan jantung. CK-MB memiliki konsentrasi yang tinggi di otot jantung, akan tetapi CK-MB juga terdapat dalam jumlah kecil di paru-paru, usus halus, uterus, prostat, dan otot skeletal yang sehat. CK-MM paling banyak terdapat pada otot skeletal dan CKMB paling banyak terdapat pada otot jantung.[1] Konsentrasi dari CK-BB tertinggi terdapat di otak, dalam jumlah kecil derdapat di paru-paru, lambung, prostat, saluran pencernaan, dan kandung kemih.[2] CK-MM dan CK-BB sama sekali tidak relevan untuk mendeteksi nekrosis otot jantung.[3] FungsiPeran fisiologis dari kreatin kinase adalah untuk mempertahankan banyaknya jumlah energi kreatin yang terfosforilasi, yang digunakan untuk mengembalikan jumlah ATP yang telah digunakan selama kontraksi otot.[4] Pada jaringan otot yang memerlukan asupan energi yang tinggi (ATP), misalnya otot lurik, enzim ini berperan dalam mengkatalisis produksi ATP(energi). Kadar normal CK berkisar antara 20-200U/L dan peningkatan CK merupakan indikasi terjadinya kerusakan otot yang ditandai kemungkinan adanya perlukaan otot atau disebabkan pengobatan tertentu seperti obat golongan statin. Sementara itu, peningkatan dari total kreatin kinase tidak spesifik pada jantung dan dapat ditemukan pada pasien dengan cedera otot skeletal. Secara klinis, tes kreatin kinase dilakukan untuk mencari indikasi serangan jantung, rabdomiolisis, distrofi muskular dan gagal ginjal. Referensi
|