Kota Masohi, Maluku Tengah
Kota Masohi adalah ibu kota Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Indonesia. Kota Masohi terletak di tepian Teluk Elpaputih di selatan Pulau Seram. Sebagian besar wilayahnya memiliki topografi berupa dataran rendah dengan ketinggian 0-110 Mdpl. Luas wilayah Kota Masohi adalah 37,30 km² atau 0.32% dari total wilayah Kabupaten Maluku Tengah. Jumlah penduduk kota Masohi tahun 2020 berkisar 38.446 jiwa (Laki-laki 19.390 jiwa dan Perempuan 19.056 Jiwa).[1] SejarahKata Masohi berasal dari bahasa Maluku Tengah yang berarti Gotong Royong. Setelah sempat porak-poranda dan kehilangan banyak warganya karena kerusuhan sosial pada awal abad ke-21, kota ini mulai berbenah diri. Penduduk aslinya adalah suku Alifuru, namun banyak pendatang yang tinggal di kota ini. Kota Masohi merupakan kota yang dibangun pada 3 November tahun 1957 yang diresmikan lewat peletakan batu pertama oleh presiden pertama RI Ir Soekarno.[2] Kota ini pada awalnya dibangun di atas tanah sengketa antara pemerintah Amahai dengan pemerintah daerah setelah daerah Seram Barat tidak dianggap layak. Kota yang didirikan pada tanah adat negeri Amahai "dataran NAMA" merupakan awal dari sejarah nusa ina/pulau seram setelah melemahnya kekuatan Republik Maluku Selatan pimpinan Chr. Soumokil serta sebagai wujud membangun Maluku setelah kemerdekaan Republik Indonesia. GeografiBatas wilayahBatas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Pembagian administrasiKecamatan Kota Masohi terbagi menjadi 5 wilayah kelurahan, yakni: DemografiBerdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Maluku Tengah tahun 2020, Islam dan Kristen adalah dua agama terbesar yang dianut oleh penduduk kabupaten ini. Islam merupakan agama mayoritas, dengan persentase 77,11%. Sedangkan Kristen, dengan persentase 22,85% merupakan kelompok minoritas yang signifikan. Pemeluk Kristen di Maluku Tengah terbagi menjadi pemeluk Kristen Protestan sebesar 20,87% dan sisanya adalah pemeluk Katolik. Terdapat pula minoritas kecil penganut agama Hindu, yang umumnya dianut oleh pendatang bersuku bangsa Bali, dengan persentase di bawah 1% (0,04%).[1] AksesibilitasUntuk menuju Kota Masohi dari Ambon menggunakan jalur laut bisa menggunakan kapal cepat atau kapal ferry. Jika menggunakan kapal cepat maka berangkat dari Pelabuhan Tulehu dengan waktu tempuh sekitar 90 menit menuju pelabuhan Amahai dilanjutkan berkendara kurang lebih 15 menit ke pusat kota Masohi. Jika menggunakan kapal ferry berangkat dari pelabuhan Liang di Ambon ada dua alternatif yaitu:1) melalui pelabuhan Kairatu dua jam menuju pelabuhan Kairatu dilanjutkan perjalanan darat kurang lebih 2-3 jam Masohi atau 2) langsung ke pelabuhan Ina Marina di Masohi dengan jarak tempuh dua setengah jam. Untuk Fery ke pelabuhan Ina Marina dilayani sehari dua kali. Jalur udara melalui penerbangan perintis dari Bandar Udara Pattimura menuju Bandar Udara Amahai dengan rute Ambon - Banda - Amahai. Sekolah
Pranala luar
Referensi
|