Korps Wanita Angkatan Laut
Korps Wanita Angkatan Laut (disingkat Kowal) adalah sebutan untuk prajurit wanita TNI Angkatan Laut. Kowal merupakan bagian dari TNI Angkatan Laut, dan setiap tanggal 5 Januari diperingati sebagai Hari jadi Kowal. SejarahSejalan dengan pembangunan ALRI pada awal dasawarsa tahun 1960-an, kebutuhan akan tenaga wanita dalam kedinasan Angkatan Laut semakin terasa, pembentukan Korps wanita dalam jajaran Angkatan Laut berkaitan dengan aspek egisensi, yaitu bahwa ada beberapa bidang tertentu yang lebih sesuai dikerjakan oleh kaum wanita sesuai dengan kodrat nya. Ide pembentukan sebuah korps wanita Angkatan Laut dicetuskan oleh Komodor Yos Sudarso, direalisasikan oleh menteri/Panglima Angkatan Laut Laksamana RE Martadinata dengan dikeluarkannya surat keputusan Men/Pangal No:5401.24 TGL 26 Juni 1962 tentang pembentukan Korps Wanita Angkatan Laut (KOWAL) surat keputusan tersebut ditindak lanjuti dengan perekrutan dan pendidikan para calon anggota Kowal yang menghasilkan 12 orang Perwira Kowal. Pelantikan para anggota Kowal pertama tersebut dilakukan oleh Kasal Laksamana Muda RE Martadinata di Markas Besar Angkatan Laut jalan Gunung Sahari 67 Jakarta pada tanggal 5 Januari 1963, dan tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi Kowal. saat ini sudah ada dua anggota kowal yang sudah mencapai level Perwira Tinggi. Laksamana Muda TNI Christina Maria Rantetana SKM MPH dan Laksamana Pertama TNI dr. Jeanne PMR Winaktu, Sp. BS. Gagasan PertamaSejak diangkat menjadi KSAL, tahun 1959 Laksamana Raden Eddy Martadinata memiliki program untuk mewujudkan Angkatan Laut yang Jaya, yakni Angkatan Laut yang handal dalam berbagai operasi tempur, memiliki peralatan material yang canggih dan personel yang profesional serta sistem organisasi yang baik sehingga mampu melaksanakan tugas-tugas pokok Angkatan Laut. Dalam bidang organisasi upaya penyempurnaan terus dilaksanakan. Sesuai dengan surat pertimbangan Staf Angkatan Laut yang dipelopori oleh Komodor Yosaphat Sudarso kepada Menteri/Kepala Staf Angkatan Laut mengenai struktur perwira, bintara dan tamtama TNI Angkatan Laut pada bulan Mei 1961, bahwa untuk menyempurnakan sistem organisasi Angkatan Laut perlu ditinjau kembali struktur dan kualifikasi anggota militer sesuai Line System dan Korps Laut. Dalam surat peritmbangan tersebut juga diajukan gagasan untuk membentukan “Nurse Corps”, disamping korps-korps yang telah ada. Surat pertimbangan tersebut dibicarakan dengan tokoh-tokoh senior TNI Angkatan Laut. Umumnya mereka menanggapi secara positif dan menyambut dengan baik gagasan pembentuk Nurse Corps. Banyak bidang pekerjaan yang dilakukan oleh pria ternyata juga dapat dilakukan oleh wanita, bahkan ada berbagai jenis pekerjaan yang menghendaki persyaratan-persyaratan khusus yang hanya dapat dilakukan oleh wanita, baik itu dibidang teknis maupun administrasi. Selain itu mereka juga membandingkan dengan organisasi angkatan perang di luar negeri yang telah mengikutsertakan kaum wanita. Misalnya di Amerika, untuk Angkatan Laut dibentuk “Women Accepted For Volenteer Emergency Service” (WAVES) dan untuk Angkatan Darat dibentuk “Women’s Army Corps” (WAC). Di Inggris, untuk Angkatan Laut dibentuk “Women’s Royal Naval Services” (WRNS) dan untuk Angkatan Udaranya dibentuk “Women’s Royal Air Force” (WRAF). Sementara itu di Indonesia Polri telah mengikutsertakan kaum wanita dengan membentuk Polisi Wanita (Polwan) dan Angkatan Darat juga telah merencanakan pembentukan Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad). Maka untuk meningkatkan efisiensi dalam perkembangan dan penyempurnaan organisasi TNI Angkatan Laut perlu memberikan kesempatan bagi wanita untuk berperan aktif dalam berbagai bidang penugasan di lingkungan TNI Angkatan Laut melalui pembentukan Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal). Setelah Pembentukan Polwan, Kowad dan Kowal ini akhirnya disusul dengan pembentukan Wanita Angkatan Udara (Wara). Gagasan Pimpinan TNI Angkatan Laut untuk membentuk Korps Wanita Angkatan Laut diperkenalkan pula kepada tokoh-tokoh wanita Indonesia. Ternyata sambutan tokoh-tokoh wanita tersebut sangat positif dan merupakan dukungan moral yang berharga. Para tokoh wanita menyetujui sepenuhnya gagasan pembentukan “Tentara Wanita” dengan permintaan agar Korps Wanita Angkatan Laut bertugas di bidang yang bukan tempur. Sebagai tindak lanjut dari gagasan tersebut dikirimlah beberapa perwira staf pendidikan ke Komando Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat di Bandung pada bulan Juli 1961, guna mempelajari gagasan Angkatan Darat yang pada waktu itu sedang mempersiapkan pembentukan Korps Wanita Angkatan Darat. Setelah mempelajari, mempertimbangkan dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, Menteri/KSAL Laksamana Muda Laut R.E. Martadinata mengeluarkan Surat Keputusan No. 5401.24 tanggal 26 Juni 1962, tentang Pembentukan Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal). Tujuan dibentuknya Korps Wanita Angkatan Laut adalah:
Beberapa kali diselenggarakan peragaan pakaian seragam Kowal oleh PNS Mabes TNI AL dan peragawati. Dibentuknya Korps Wanita Angkatan Laut berarti membuka lembaran baru dalam sejarah TNI Angkatan Laut. TNI Angkatan Laut maju selangkah dalam memberikan hak dan kesempatan bagi kaum wanita Indonesia untuk turut serta dalam mendarmabaktikan dirinya di lingkungan TNI Angkatan Laut. Hal ini merupakan kehormatan yang sangat tinggi bagi wanita Indonesia. Berita tentang pembentukan Kowal disebarluaskan ke seluruh pelosok tanah air khususnya ke Perguruan Tinggi dilengkapi dengan pengumuman penerimaan anggota Kowal. Dengan pengumuman tersebut ternyata banyak wanita yang berminat untuk menjadi anggota Kowal, namun setelah diseleksi yang berhasil lulus sebanyak 12 orang. Angkatan pertama ini dikenal sebagai Kowal Inti dilantik menjadi anggota Kowal oleh Men/KSAL R.E. Martadinata di lapangan apel MBAL Jln. Gunung Sahari 67 Jakarta, pada tanggal 5 Januari 1963 sesuai Surat Keputusan Men/KSAL No. 1301.1 tanggal 4 Januari 1963 dengan TMT kepangkatan mulai 1 Desember 1962. Kedua belas orang Kowal tersebut adalah sebagai berikut:
Dengan didorong oleh keyakinan untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran sebagai pengabdian, keduabelas perwira KOWAL mulai menjejakkan kakinya dalam sejarah TNI Angkatan Laut yang makin lama makin bertambah pesat. Memang tak dapat dibantah bahwa hadirnya kaum wanita pada umumnya dan KOWAL khususnya dalam perjuangan dan dalam pembangunan adalah mutlak untuk memenuhi tuntutan perjuangan bangsa. Untuk mengubah wanita sipil menjadi militer dilakukan melalui Pendidikan Dasar Kemiliteran. Pendidikan Dasar Kemiliteran Kowal adalah proses penyediaan tenaga militer wanita Angkatan Laut yang memiliki kemahiran dan keahlian untuk tugas-tugas tertentu pada tempat yang sesuai dengan kodrat dan sifat kewanitaannya, sehingga tercapai efektivitas dan efisiensi kerja yang sebesar-besarnya. Dasar pendidikan Kowal berisikan mata pelajaran-mata pelajaran dasar keprajuritan yang disesuaikan untuk kebutuhan militer wanita, juga ditujukan untuk menghasilkan wanita yang memiliki sifat-sifat kemiliteran yang khas, yang memiliki disiplin untuk menjalankan pekerjaan serta tugas-tugasnya. Pendidikan dasar kemiliteran Kowal angkatan pertama dialaksanakan berdasarkan Telegram Men/KSAL Tw.260 225/Nop. 1962 dan Telegram Men/KSAL Tw. 211105/Des. 1962. Sesuai Telegram Men/KSAL tersebut, pendidikan dimulai pada tanggal 7 Januari 1963. Lama pendidikan 12 minggu, tiap minggu maksimum 48 jam pelajaran @ 50 menit, dengan rincian: Dasar Kemiliteran 240 jam pelajaran, Orientasi Umum Angkatan Laut 96 jam pelajaran, Peninjauan (study tour) 144 jam pelajaran dan waktu untuk persediaan 96 jam pelajaran. Total jumlah jam pelajaran yang disediakan adalah 576 jam pelajaran. Pendidikan Kowal angkatan pertama (Kowal Inti) ini diselenggarakan di Ksatrian Angkatan Laut Malang (KALM) dan Sekolah Supply Angkatan Laut (SSAL) Surabaya. Sebagai Komandan Pendidikan Perwira Kowal Angkatan I adalah Mayor Supply R. Ahadi Mangunkarta yang saat itu menjabat Komandan Sekolah Supply Angkatan Laut. Untuk pembimbing mereka belajar ditunjuk sebagai Perwira Pembimbing Siswa yaitu Letnan Muda Sunaki Matram. Pengendalian dan tatalaksana dari pelaksanaan pendidikan ini dilakukan oleh Direktorat Personel melalui bagian Pendidikan dan Latihan yang mengatur penuh fungsi operatif dari pendidikan ini. Pengendalian tehnis dilaksanakan oleh Komandan Sekolah Supply Angkatan Laut. Hubungan komando dan koordinasi militer dilaksanakan oleh Panglima Daerah Maritim IV melalui Komandan SSAL. Selesai pendidikan tersebut para Perwira Kowal angkatan pertama dikirim ke Amerika Serikat untuk mempelajari lebih lanjut mengenai organisasi dan kegiatan dari Women Accepted For Volunteer Emergency Service (WAVES) di Maryland USA. Pengiriman tersebut dibagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama khusus belajar masalah staf managemen dan gelombang kedua untuk belajar bahasa Inggris. Keduabelas orang inilah yang merupakan tenaga inti Kowal, karena di atas pundak merekalah dibebankan tugas dan tanggung jawab yang berat untuk merintis dan membina kelanjutan perkembangan serta kemajuan Kowal berikutnya. Para peserta pendidikan angkatan pertama ini memiliki kekhususan tersendiri karena mereka dibentuk menjadi seorang militer justru setelah mereka dilantik sebagai perwira. Peristiwa penting yang perlu dicatat, adalah pengiriman Perwira Kowal Angkatan I ke Irian Barat sebelum mereka tugas belajar ke Amerika Serikat. Pengiriman ke Irian Barat adalah dalam rangka upacara penyerahan Irian Barat dari Belanda kepada Indonesia melalui UNTEA. Dalam upacara tersebut anggota Kowal dipercaya sebagai pengerek Bendera Sang Merah Putih dan sebagai petugas lain. Hal tersebut merupakan kebanggaan tersendiri bagi TNI AL dan khususnya Kowal bahwa keberadaannya telah diakui oleh bangsa dan negara Indonesia. Adapun Tugas pokok dari Korps Wanita Angkatan Laut pada awal pembentukannya adalah: bersama satuan-satuan lain dalam lingkungan TNI Angkatan Laut ikut serta dalam pertahanan negara dengan mempergunakan keahlian dan kemahiran para anggotanya untuk tugas-tugas tertentu yang sesuai dengan kodrat dan sifat-sifat kewanitaannya, sehingga tercapai efisiensi kerja yang sebesar-besarnya dalam organisasi TNI Angkatan Laut. Untuk mencapai tugas pokok tersebut Korps Wanita Angkatan Laut mempunyai fungsi utama sebagai berikut:
Pada awal berdirinya, Korps Wanita Angkatan Laut merupakan Korps tunggal yang belum terintegrasi ke dalam Korps/kejuruan yang ada di TNI AL. Pada tahun 1964, Menteri/KSAL mengeluarkan dua surat keputusan tentang pemakaian badge pada bahu bagi setiap anggota Kowal dengan Skep Men/KSAL No.5030.4 tanggal 12 Maret 1964 dan tanda Korps Wanita Angkatan Laut dengan Skep Men/KSAL No. 5030.5 tanggal 16 Juni 1964. Pada tahun 1983 Kowal mengalami likuidasi dan berdasarkan Skep Kasal Nomor: Skep/1707/VII/1983 tanggal 16 Juli 1983 tentang penggantian nama korps untuk Perwira dan badge untuk Bintara, maka Kowal yang pada mulanya merupakan korps yang berdiri sendiri terintegrasi penuh dengan korps/kejuruan yang ada di TNI AL. Sebutan Korps Wanita TNI AL tetap berlaku dalam arti bukan merupakan kecabangan/kejuruan melainkan pengelompokan prajurit wanita TNI AL baik Perwira maupun Bintara yang terdiri dari berbagai keahlian ilmu dan kejuruan. Danlanal WanitaLaksamana Pertama TNI (Purn.) Dr. drg. R.A.Nora Lelyana, M.HKes., FICD. merupakan wanita pertama yang menjabat sebagai Komandan Pangkalan Angkatan Laut di Indonesia. Selain Nora ada beberapa Kowal yang pernah menjabat Komandan Lanal antara lain, Laksamana Pertama TNI Tresna Kusumawati, S.Pd., M.A.P., CHRMP., Laksamana Pertama TNI Damayanti, S.H., M.M. dan Laksamana Pertama TNI Ni Ketut Prabhawati. Berikut daftar Danlanal Dari Kowal :
Perwira TinggiBerikut daftar Perwira Korps Wanita Angkatan Laut yang berhasil Meraih Bintang : Bintang Dua ⭐⭐
Bintang Satu ⭐
Lihat pulaReferensi |