Kopi owaKopi owa atau kopi Sokokembang adalah kopi yang berasal dari Dusun Sokokembang, Desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriono, Kabupaten Pekalongan. Kopi owa tumbuh liar di hutan Sokokembang, hutan tropis dataran rendah, yang masih bagian dari pegunungan Dieng bagian barat, pada ketinggian 250–900 m dpl. Kopi owa umumnya adalah robusta, tetapi arabika dan excelsa juga terdapat di perkebunan ini. Karena tumbuh liar tanpa pupuk ataupun pestisida, kopi ini tergolong kopi organik.[1][2] Kopi owa erat kaitannya dengan pelestarian satwa owa jawa dan kehidupan masyarakat setempat. Tanaman kopi yang tumbuh liar di hutan (sebagian juga kemudian dibudidayakan dalam skala kecil) dipanen dan diolah secara tradisional oleh masyarakat yang juga turut mempertahankan fungsi hutan sebagai habitat owa jawa. Produksinya pun menjadi terbatas. Masyarakat dan swasta dicegah membuka lahan perkopian baru. Meskipun demikian, pebisnis kopi mulai tertarik untuk mengembangkan kebun kopi baru yang berpotensi mengancam habitat owa jawa.[3][4] Kopi owa dikelola oleh kelompok konservasi SwaraOwa dan sebagian keuntungan yang diperoleh dipergunakan untuk kemaslahatan alam dan owa jawa.[5] SejarahOrang Belanda memilih kawasan ini sebagai perkebunan kopi. Namun, perkebunan kopi ini kemudian ditinggalkan pemiliknya. Tanaman kopi lantas berbaur dengan flora dan fauna di kawasan hutan lindung. Walhasil, hutan SokoKembang yang membentang sejauh 6.000 hektar ini memiliki kebun kopi liar di bawah pohon-pohon tinggi.[1] Catatan kaki
|