Konstruktivisme

Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Dalam teori konstruktivis, proses pembelajaran siswa tidak sekadar tentang menerima informasi dari luar ke dalam diri siswa secara pasif. Sebaliknya, siswa memberi makna pada pengalamannya sendiri melalui proses asimilasi dan akomodasi, yang kemudian mempengaruhi perkembangan struktur kognitifnya.[1] Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis. Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:

  1. Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.
  2. Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya mampu membina pengetahuan mereka secara mandiri.
  3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling memengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru.
  4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah ada.
  5. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.
  6. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman pelajar untuk menarik minat pelajar.
  7. Kontruktivistik memandang bahwa pengetahuan adalah non-objective, bersifat temporer, selalu berubah, dan tidak menentu[2]

Implementasi dalam pembelajaran[3]

Pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dikatakan sebagai salah satu pendekatan konstruktivisme berdasarkan teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka dapat berbicara satu sama lain tentang soal tersebut Penekanan pada pola pembelajaran adalah dengan adanya kelompok belajar

Pembelajaran Berbasis Proyek

Merupakan salah satu bentuk model pembelajaran bagi anak-anak yang sebenarnya dikembangkan oleh Kilpatrick dengan ide dasar dari John Dewey. Sebagai gagasan utamanya, ia menawarkan suatu konsep pembelajaran yang dikenal dengan istilah ‘'learning by doing’' atau belajar sambil bekerja

Pembelajaran Penemuan (Discovery)

Dalam pembelajaran penemuan (Bergstrom & O’Brien, 2001; Wilcox, 1993), siswa didorong untuk terutama belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep dan prinsip, serta guru mendorong siswa memeroleh pengalaman dan melakukan eksperimen yang memungkinkan mereka menemukan sendiri prinsip-prinsip

Pengusung Konstruktivisme dan Pandangannya

Konstruktivisme yang merupakan aliran pemikiran yang saat ini telah menjadi paradigma utama dalam berbagai bidang kajian. Paradigma ini mampu menggabungkan perspektif dari bidang sosiologis dan psikologis konstruktivisme terbagi menjadi dua cabang kajian, yaitu konstruktivisme kognitif dan sosial. Konstruktivisme kognitif menekankan pentingnya peran pembelajar dalam membangun representasi realitasnya sendiri. Artinya, pembelajar harus aktif dalam mengeksplorasi dan mengubah informasi yang kompleks sehingga mereka dapat memahami dan menguasai informasi tersebut sebagai pengetahuan baru. Pandangan ini didasarkan pada teori Piaget yang mengatakan bahwa pembelajaran adalah sebuah proses perkembangan yang melibatkan perubahan, munculnya pemahaman diri, dan konstruksi pengetahuan, yang semuanya dibangun di atas pengalaman pembelajaran sebelumnya.[4]

Referensi


  1. ^ Hatimah, Ihat; Sadri (2014). Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan (PDF). Jakarta: Universitas Terbuka. hlm. 1.26. ISBN ISBN 9790110340 Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan). 
  2. ^ "Google Scholar". scholar.google.com. Diakses tanggal 2022-08-24. 
  3. ^ Tuningsih, Suci (25 September 2020). "PENGUBAHAN MISKONSEPSI SISWA KELAS 4 SD TENTANG KONSEP GEOMETRI MENGGUNAKAN PUZZLE BASED LEARNING". Repository Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto (dipublikasikan tanggal 26 Agustus 2020): 3–5. Diakses tanggal 14 September 2023. 
  4. ^ Setyawan, Haris (2023-01-20). "Dari Progresivisme hingga Esensialisme, Inilah 4 Aliran Fundamental Filsafat Pendidikan". Tempo.Co. Diakses tanggal 2023-11-06. 
Kembali kehalaman sebelumnya