KonstruktivismeTeori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Dalam teori konstruktivis, proses pembelajaran siswa tidak sekadar tentang menerima informasi dari luar ke dalam diri siswa secara pasif. Sebaliknya, siswa memberi makna pada pengalamannya sendiri melalui proses asimilasi dan akomodasi, yang kemudian mempengaruhi perkembangan struktur kognitifnya.[1] Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis. Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:
Implementasi dalam pembelajaran[3]Pembelajaran kooperatifPembelajaran kooperatif (cooperative learning) dikatakan sebagai salah satu pendekatan konstruktivisme berdasarkan teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka dapat berbicara satu sama lain tentang soal tersebut Penekanan pada pola pembelajaran adalah dengan adanya kelompok belajar Pembelajaran Berbasis ProyekMerupakan salah satu bentuk model pembelajaran bagi anak-anak yang sebenarnya dikembangkan oleh Kilpatrick dengan ide dasar dari John Dewey. Sebagai gagasan utamanya, ia menawarkan suatu konsep pembelajaran yang dikenal dengan istilah ‘'learning by doing’' atau belajar sambil bekerja Pembelajaran Penemuan (Discovery)Dalam pembelajaran penemuan (Bergstrom & O’Brien, 2001; Wilcox, 1993), siswa didorong untuk terutama belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep dan prinsip, serta guru mendorong siswa memeroleh pengalaman dan melakukan eksperimen yang memungkinkan mereka menemukan sendiri prinsip-prinsip Pengusung Konstruktivisme dan PandangannyaKonstruktivisme yang merupakan aliran pemikiran yang saat ini telah menjadi paradigma utama dalam berbagai bidang kajian. Paradigma ini mampu menggabungkan perspektif dari bidang sosiologis dan psikologis konstruktivisme terbagi menjadi dua cabang kajian, yaitu konstruktivisme kognitif dan sosial. Konstruktivisme kognitif menekankan pentingnya peran pembelajar dalam membangun representasi realitasnya sendiri. Artinya, pembelajar harus aktif dalam mengeksplorasi dan mengubah informasi yang kompleks sehingga mereka dapat memahami dan menguasai informasi tersebut sebagai pengetahuan baru. Pandangan ini didasarkan pada teori Piaget yang mengatakan bahwa pembelajaran adalah sebuah proses perkembangan yang melibatkan perubahan, munculnya pemahaman diri, dan konstruksi pengetahuan, yang semuanya dibangun di atas pengalaman pembelajaran sebelumnya.[4] Referensi
|