Konstantinos KavafisKonstantinos Kavafis (juga Cavafy, bahasa Yunani: Κωνσταντίνος Καβάφης, 29 April 1863 – 29 April 1933), adalah penyair, wartawan, dan pegawai sipil Mesir, keturunan Yunani. Langgam tulisannya yang unik membuat dia menjadi salah satu penyair terbesar bukan hanya di Yunani tetapi di seluruh puisi Barat.[1] Kavafi mengarangkan 154 puisi, sedangkan masih puluhan tertinggal belum lengkap. Selama dia hidup, Kavafi menolak menerbitkan karyanya secara resmi; malah lebih memilih untuk berbaginya melalui koran-koran dan majalah-majalah lokal atau mencetaknya sendiri dan memberikannya kepada kawan atau kenalan yang tertarik. Puisinya yang terbaik ditulis setelah dia mencapai umur 40 tahun, lalu diterbitkan secara resmi dua tahun setelah kematiannya. BiografiKavafi lahir di Alexandria, Mesir, pada tahun 1863, di keluarga Yunani, lalu dibaptis menjadi seorang Nasrani Ortodoks Yunani. Nama ayahnya Petros Ioannes dan ibunya Charikleia Georgaki Fotiadi. Ayahnya adalah seorang pedagang impor-ekspor yang berkecukupan. Dia pernah tinggal di Inggris dan mendapatkan kewarganegaraan Inggris. Setelah ayahnya meninggal pada tahun 1870, keluarga Kavafi pindah ke Liverpool sampai 1877, ketika masalah keuangan akibat resesi 1873 yang dihadapinya memaksanya kembali ke Alexandria. Pada tahun 1882, kerusuhan di Alexandria menyebabkan pindahan yang sementara ke Istanbul. Pada tahun itu, pemberontakan lawan penjajahan Mesir oleh Inggris dan Perancis dimulai, lalu mengakibatkan perang antara Inggris dan Mesir pada tahun 1882. Alexandria dibom oleh armada kapal Inggris dan rumah keluarga Kavafi di Ramleh dibakar. Pada 1885 Kavafi kembali ke Alexandria dimana dia menghabiskan sisa hidupnya. Pekerjaannya yang pertama adalah sebagai wartawan; kemudian dia menerima posisi di Kementerian Pekerjaan Umum, di bawah pemerintah Inggris, selama tiga puluh tahun (Mesir dikuasai oleh Inggris sebagai protektorat hingga 1926). Dia menerbitkan karyanya serupa brosur ukuran lembar besar dari 1891 sampai 1904, dan hanya dibagi bersama teman terdekatnya. Dengan demikian, dia hanya mampu mendapat sorakan dari masyarakat Yunani di Alexandria. Pada 1903 dia pertama kalinya dikenal oleh tokoh-tokoh sastrawan Yunani melalui ulasan kritik positif oleh Xenopulos. Kavafi hanya medapat keakuan terbatas karena gaya tulisannya sangat berbeda dengan gaya puisi yang pada masa itu biasa di Yunani. Dua puluh tahun kemudian, setelah Yunani dikalahkan di perang dengan Turki (1919 – 1922), generasi baru penyair Yunani yang hampir nihilis, pertama mampu diinspirasi oleh karya Kavafi. Sebuah catatan biografis yang ditulis oleh Kavafi berkata demikian: “Aku keturunan Konstantinopel, namun lahir di Alexandria – di sebuah rumah di Jalan Serif; dari sana aku pergi agak muda, lalu menghabiskan sebagian besar dari masa kecilku di Inggris. Kemudian aku mengunjungi negara tersebut ketika telah dewasa, tetapi untuk sementara saja. Aku pernah tinggal di Perancis juga. Selama masa remajaku aku tinggal lebih dari dua tahun di Konstantinopel. Sudah banyak tahun sejak terakhir kali aku mengunjungi Yunani. Kerjaanku yang terakhir adalah sebagai seorang pegawai di kantor pemerintah di bawah Kementerian Pekerjaan Umum Mesir. Aku menguasai bahasa Inggris, Perancis dan sedikit Itali.” Kavafi meninggal akibat kanker laring pada 20 April 1933, pada hari ulang tahunnya yang ke-70. Sejak kematiannya, reputasinya semakin membesar. Puisinya dipelajari di sekolah di Yunani dan Siprus dan di banyak universitas di seluruh dunia. KaryaKavafi adalah penyair sangat penting yang menghasilkan seni puisi Yunani dihormati baik di dalam maupun di luar Yunani. Biasanya, puisinya adalah penimbulan dari tokoh-tokoh dan kejadian sejati atau sastra yang berperan penting dalam sejarah dan budaya Yunani. Tema utama dalam puisinya adalah ketidakpastian masa depan, kenikmatan ragawi, sikap moral dan kepribadian individu, homoseksualitas, dan rasa menyesali takdir kehidupan yang fatalistis. Terlepas dari temanya, yang sangat tidak biasa pada waktu itu, puisinya juga dicirikan oleh keahlian luar biasa dan serba guna yang sulit untuk diterjemahkan. Kavafi adalah seorang perfeksionis yang menghabiskan bertahun-tahun supaya membesut tiap-tiap baris puisinya. Di masa lebih matang, langgamnya memakai metrum iambik dengan baris yang dikenal sebagai bebas karena jarang memakai rima dan jumlah suku katanya beragam antara 10 dan 17. Jika di dalam puisinya ada rima, biasanya itu adalah tanda ironi.[2] Tema puisi karya Kavafi diambil dari pengalaman hidupnya dan juga dari keahliannya tentang sejarah, terutama sejarah Helenistik. Banyak dari puisinya adalah cerita bersejarah-semu, atau sungguh historis tetapi dengan unsur pertambahan oleh sang penyair. Salah satu karyanya yang terpenting adalah ‘Selagi menanti para Barbar’, yang dikarang pada 1904. Puisi tersebut dimulai dengan menggambarkan sebuah negara kota dalam kemerosotan. Para penghuni dan legislatornya sedang menunggu suku barbar tiba. Ketika menjelang malam para Barbar belum tiba. Puisi berakhir demikian: “Lalu, bagaimanakah jadinya tanpa para Barbar? Mereka itu sesungguhnya semacam solusi.” Pada 1911 Kavafi mengarang Ithaka, terinspirasi dari cerita perjalanan pulang Odisseus, yang ada di Odissey, karya Homer. Tema puisi tersebut adalah keyakinan bahwa pengalaman, pematangan pikiran, dan ilmu selama perjalanan hidup adalah satu-satunya hal yang bisa didapatkan oleh semua manusia dari kehidupannya. Bagi Homer dan bagi para orang Yunani, Ithaka penting bukan sebagai pulau melainkan sebagai konsep. Hidup itu perjalanan, dan semua orang akan menghadapi kesulitan sama seperti yang dihadapi Odisseus di jalan pulang dari Troya ke Ithaka. Ketika akhirnya menjangkau Ithaka, orang telah mendapatkan banyak pengalaman dan ilmu, sehingga telah tidak penting jika dia belum mencapai impiannya (contohnya Odisseus akhirnya pulang seorang diri). Ithaka tidak mampu memberinya kemakmuran tetapi telah memberikan perjalanan yang indah. Hampir semua karya Kavafi ditulis dalam bahasa Yunani. Namun, di Yunani puisinya tidak dihormati dan direndahkan sebelum penerbitan antologi yang pertama pada tahun 1935. Bahasa Kavafi yang sangat berbeda, campuran Katharevousa (bahasa formal dan sangat kolot) dan Dhimotiki (bahasa rakyat, sehari-hari), menyebabkan ulasan negatif oleh Kostis Palamas, penyair paling penting dan terkenal pada waktu itu di Yunani, dan para penggemarnya, yang mempromosikan bahasa Dhimotiki yang murni. Kavafi menjadi terkenal berkat penggunaan metafor bergaya prosa, penciptaan gambar historis yang sangat pandai, dan perfeksionisme di estetika. Segala unsur tersebut memastikan sebuah posisi lestari di antara tokoh terbesar di sastra Dunia Barat untuk Kavafi. Puisi karya Kavafi dipisah oleh sang penyair sendiri menjadi tiga jenis: bersejarah, percintaan, dan filosofis. Puisi bersejarah biasanya berdasarkan cerita dan latar belakangnya pada masa Helenistik,[3] terutama sejarah Alexandria. Ada pula puisi yang terinspirasi era klasik Yunani dan Romawi dan juga era Bizantium. Mitologi juga ada posisinya dalam puisi Kavafi. Periode yang dipilih adalah periode kemerosotan, dan tokohnya menghadapi penghabisannya. Puisi sensual dipenuhi unsur lirisme dan emosi dari percintaan sesama jenis; terinspirasi kenangan dan ingatan. Kejadian dan tindakan masa lalu mencirikan puisi sensual Kavafi. Puisi filosofis, dikatakan juga edukatif, dicirikan saran dan nasihat yang berhubungan dengan keadaan semisal keterasingan, tanggung jawab, dan martabat. Puisi “Thermopilae” mengingatkan kita pada pertarungan Thermopilae yang terkenal, di mana 300 orang Sparta bersama sekutunya melawan pasukan Persia yang sangat lebih berjumlah, padahal mereka sudah tahu bahwa akan dikalahkan. Dalam kehidupan manusia ada beberapa prinsip yang harus dipatuhi, dan puisi Thermopilae membicarakan kewajiban manusia. Orang tetap di bidan perang, berjuang, padahal dia telah mengakui kemungkinan besar mengalah. (Pada akhirnya, seorang pengkhianat, Efialtes, muncul dan menunjukkan jalur rahasia kepada pasukan Persia.) MuseumRumah Kavafi di Alexandria telah dijadikan museum. Di museum tersebut banyak dapat ditemukan sketsa dan naskah asli oleh Kavafi, dan juga beberapa pigura dan gambar sang penyair. BibliografiKarya Kavafi belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi puisinya telah diterjemahkan dari bahasa Yunani ke dalam puluhan bahasa asing, termasuk lebih dari sepuluh terjemahan dalam bahasa Inggris.
|