Kombinasi Nordik
Kombinasi Nordik atau Gabungan Nordik atau Gabungan Utara (bahasa Inggris: Nordic combined, bahasa Swedia: Nordisk kombination) adalah cabang olahraga ski yang merupakan kombinasi dari dua nomor ski Nordik: ski lintas alam dan lompat ski. Cabang olahraga ini menuntut ketahanan stamina atlet ski lintas alam ditambah kelenturan serta keberanian atlet lompat ski. Cabang olahraga serupa dalam ski Alpen disebut ski Alpen kombinasi. SejarahWalaupun tentara Norwegia sudah melakukan lomba ski Nordik sejak abad ke-18, ski Kombinasi nordik baru dipertandingkan dalam Festival Ski Holmenkollen yang pertama pada tahun 1892 di Oslo. Festival ini diadakan setahun sekali, dan masih terus berlanjut hingga kini. Holmenkollen merupakan lomba ski Kombinasi nordik paling utama di Norwegia. Cabang lompat ski bahkan baru diadakan di Holmenkollen pada tahun 1933. Kombinasi nordik pertama kali dipertandingkan di Olimpiade Musim Dingin 1924 dan terus dipertandingkan tanpa terputus di setiap Olimpiade. Cabang olahraga ini juga dipertandingkan dalam Kejuaraan Dunia Ski Nordik FIS pertama pada tahun 1925. Meskipun demikian, Federasi Ski Internasional hingga kini belum mengakui nomor Kombinasi nordik putri. Atlet ski Kombinasi nordik umumnya berasal dari Norwegia, Swedia, Finlandia, Jerman, Austria, dan Amerika Serikat. PertandinganHingga tahun 1950-an, atlet Kombinasi nordik bertanding ski lintas alam sebelum dilanjutkan dengan lompat ski. Namun perbedaan poin dalam ski lintas alam ternyata terlalu besar untuk dapat ditutup dengan poin dari lompat ski. Kini, urutan tersebut dibalik menjadi lompat ski dan dilanjutkan dengan ski lintas alam. Kombinasi nordik kini terdiri dari enam nomor pertandingan. Tiga nomor pertandingan di antaranya (perorangan, sprint, dan beregu) merupakan nomor Kejuaraan Dunia. Nomor start massal pertama kali diperkenalkan di Kejuaraan Dunia Ski Nordik 2009 di Liberec, Republik Ceko. Kombinasi nordik yang dipertandingkan di Olimpiade adalah nomor perorangan normal hill putra 10 km dan beregu putra 4x5 km. PeroranganNomor perorangan yang paling umum disebut Gundersen Perorangan. Sebelum tahun 2008, nomor ini terdiri dari dua lompatan ski normal hill dan ski lintas alam 15 km. Nilai lompatan ski didapat dari jarak lompatan dan keindahan lompatan. Penilaian untuk jarak lompat adalah 2 poin untuk satu meter (1,2 poin untuk bukit dengan K-point 100 m atau lebih jauh). Lompatan dinilai antara 3 hingga 30 poin untuk setiap lompatan. Dalam lomba lintas alam, keunggulan 15 poin berarti start dapat dilakukan 1 menit lebih awal. Atlet yang memiliki nilai lompatan tertinggi memulai start lintas alam lebih dulu, dan diikuti atlet yang mendapat nilai lebih rendah. Atlet pertama yang memasuki garis finis adalah pemenang. Metode pertandingan seperti ini disebut metode Gundersen, dan pertama kali diperkenalkan pada pertengahan 1980-an. Dalam kejuaraan dunia 2009, nomor perorangan diringkas menjadi satu lompatan dari normal hill, diikuti lomba ski lintas alam 10 km berdasarkan sistem Gundersen. Start massalDalam nomor start massal, lomba ski lintas alam dilakukan lebih dulu. Pemenang lintas alam mendapat nilai 120 poin, sementara atlet yang lebih lambat mendapat 120 poin dikurangi 15 poin untuk setiap menit keterlambatan di belakang catatan waktu pemenang. Dalam lompatan ski, atlet tidak mendapat nilai untuk gaya lompatan, tetapi mendapat pengurangan poin bila terjatuh atau gagal melakukan pendaratan Telemark. Pemenang nomor pertandingan ditentukan berdasarkan total poin. Nomor start massal pertama kali dipertandingkan dalam Kejuaraan Dunia Ski Nordik FIS 3009 di Liberac. BereguSprintPada nomor sprint, hanya satu kali lompatan dilakukan pada large hill ditambah lomba lintas alam 7,5 km. Pada kejuaraan dunia 2009, lomba ini diubah menjadi satu kali lompatan dari large hill ditambah lomba lintas alam 10 km menurut sistem Gundersen. Hurricane sprintSistem lebih baru yang disebut hurricane sprint hampir serupa dengan metode Gundersen, namun didasarkan pada jarak tambahan dan bukan waktu ekstra untuk start lebih awal. Jarak ski lintas alam tetap 7,5 km, tetapi hanya atlet terbaik dalam lompat ski yang mendapat jarak 7,5 km. Garis start untuk atlet lainnya dimundurkan 24 meter untuk setiap 1 poin di bawah poin yang didapat atlet terbaik. Berdasarkan peraturan ini, atlet yang mendapat nilai rendah dalam lompatan harus memulai start dari garis start yang jauh di belakang. Perhitungan ini didasarkan pada perkiraan resmi kecepatan atlet ski lintas alam 6 meter/detik. Sistem ini dipakai dalam Piala Dunia Kombinasi nordik FIS 2007-2008. Referensi
Pranala luar
|