Ko Ni

U
Ko Ni
Nama asalကိုနီ (Burma)
Lahir(1953-02-11)11 Februari 1953
Katha, Divisi Sagaing, Burma[1][2]
Meninggal29 Januari 2017(2017-01-29) (umur 63)
Yangon
Sebab meninggalDibunuh
KebangsaanMyanmar
PendidikanB.A. (1975), LL.B. (1976)[1][2]
AlmamaterUniversitas Seni dan Ilmu Pengetahuan Rangoon[1][2]
PekerjaanPengacara
Tahun aktif1976–2017[2]
Dikenal atasPenulis, penasihat hukum Liga Nasional untuk Demokrasi
Suami/istriTin Tin Aye[1][2]
AnakYin Nwe Khaing[2]
Aye Thi Khaing
Thant Zin Oo
Orang tua
  • Sultan Mohamed (bapak)
  • Halima Khin Hla[2] (ibu)

Ko Ni (bahasa Burma: ကိုနီ, diucapkan [kò nì]) (11 Februari 1953 – 29 Januari 2017) adalah seorang pengacara Myanmar dan pakar hukum tata negara.[3][4] Ia dibunuh di Yangon, Myanmar, pada 29 Januari 2017.[5][6]

Kehidupan awal

Ko Ni lahir di dekat Katha di Divisi Sagaing, Myanmar. Ia adalah penganut agama Islam. Ayahnya adalah Sultan Mohamed, seorang Muslim dari India, sementara ibunya adalah Khin Hla (juga dikenal dengan nama Halima)[1] yang merupakan penganut agama Buddha asal Myanmar.[7] Ayahnya datang ke Myanmar pada awal dasawarsa 1900-an saat bekerja dengan Angkatan Darat India Britania. Ibu Ko Ni sendiri memiliki ayah seorang Muslim dan ibu yang beragama Buddha.[7]

Karier

Ko Ni adalah pendiri Kantor Hukum Laurel[7] dan anggota International Bar Association, Asosiasi Pengacara Independen Myanmar, serta Asosiasi Penulis dan Jurnalis Myanmar.[1]

Karier politik

Ia secara resmi bergabung dengan Liga Nasional untuk Demokrasi pada 8 Oktober 2013. Sebelumnya ia sudah menjadi penasihat hukum Aung San Suu Kyi selama bertahun-tahun.[1] Ko Ni dikenal sebagai tokoh yang berhasil menemukan "celah hukum" dalam Undang-Undang Dasar Myanmar 2008 dengan menafsirkan pasal-pasalnya untuk membentuk jabatan Penasihat Negara Myanmar agar Aung San Suu Kyi dapat menjadi kepala pemerintahan secara de facto pada 2016, Aung San Suu Kyi sendiri tidak dapat menjadi presiden menurut undang-undang dasar karena suaminya adalah orang asing.[6] Ko Ni merupakan pendukung perubahan undang-undang dasar di Myanmar,[7] dan ia meyakini bahwa UUD 2008 yang dirumuskan oleh militer sebaiknya digantikan seutuhnya dan tidak sekadar diamendemen.[1] Ia telah menulis enam buku mengenai hak asasi manusia dan pemilihan umum demokratis,[1] dan ia juga aktif dalam gerakan lintas agama.[8] Ia juga mengkritik hukum kewarganegaraan Myanmar yang membuat minoritas Rohingya yang beragama Muslim tidak dapat memperoleh kewarganegaraan Myanmar.[9] Akibat dukungannya kepada kaum Rohingya dan perubahan undang-undang dasar, ia sering menerima ancaman sebelum kematiannya.[10]

Pembunuhan

Ko Ni dibunuh pada 29 Januari 2017 di Bandar Udara Internasional Yangon setelah kembali dari program kepemimpinan senior di Indonesia yang mengkaji demokrasi dan penyelesaian konflik.[9][11][9][6]

Penangkapan dan dalang

Polisi menangkap penembak Ko Ni, Kyi Lin, tidak lama setelah kejadian.[12][4] Kyi Lin juga menembak seorang supir taksi yang mencoba menghentikan aksinya.[13] Muncul tuduhan di media sosial bahwa Kyaw Swe, Menteri Dalam Negeri dan mantan panglima komando barat daya di Pathein, Ayeyarwady, merupakan dalang pembunuhan Ko Ni.[4] Asisten sekretaris Kementerian Dalam Negeri Maung Maung Myint mengeluarkan pernyataan pada 1 Februari 2017 yang membantah "desas-desus" ini.[4]

Pemakaman

Pemakamannya dihadiri oleh ribuan orang terlepas dari latar belakang agama.[7] Aung San Suu Kyi tidak menghadiri pemakamannya.[4]

Tanggapan

Pemimpin senior Partai Liga Nasional untuk Demokrasi, Tin Oo, berkata bahwa kematian Ko Ni merupakan "kehilangan yang besar bagi negara, bagi kekuatan demokrasi dan bagi kami (partai)".[14] Duta Besar Amerika Serikat untuk Myanmar Scot Marciel juga menanggapi peristiwa pembunuhan Ko Ni: "Yang ingin saya katakan, tentu saja kita semua terguncang dan sangat sedih. Saya kenal Ko Ni dan komitmennya terhadap negara dan demokrasi."[6]

Amnesty International menyatakan bahwa penembakan Ko Ni memiliki "semua ciri khas pembunuhan". Organisasi hak asasi manusia ini menyerukan investigasi menyeluruh terhadap pembunuhan orang yang menurut mereka adalah "pejuang hak asasi manusia yang tiada lelah".[6]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i Kyaw Phone Kyaw; Hein Ko Soe; Htun Khaing (31 January 2017). "Obituary: The 'irreplaceable' U Ko Ni". Frontier Myanmar. Diakses tanggal 11 February 2017. 
  2. ^ a b c d e f g "Brief Biography of Lawyer U Ko Ni". Mizzima News (dalam bahasa Burmese). 29 January 2017. Diakses tanggal 29 January 2017. 
  3. ^ "Myanmar: Leading lawyer Ko Ni assassinated at Yangon airport". BBC News. 29 Januari 2017. Diakses tanggal 29 Januari 2017. 
  4. ^ a b c d e Moe, Wai; Ives, Mike; Nang, Saw (2 Februari 2017). "Brazen Killing of Myanmar Lawyer Came After He Sparred With Military". New York Times. Diakses tanggal 5 Februari 2017. 
  5. ^ "Myanmar's probe of lawyer's killing beset by leaks, confusion". Bangladesh News 24.com. Reuters. 5 February 2017. Diakses tanggal 5 Februari 2017. 
  6. ^ a b c d e "Ko Ni death: Thousands mourn shot Myanmar lawyer". BBC. 30 Januari 2017. Diakses tanggal 5 Februari 2017. 
  7. ^ a b c d e Crouch, Melissa (31 Januari 2017). "A personal tribute to U Ko Ni". New Mandala. Diakses tanggal 31 Januari 2017. 
  8. ^ Wai Moe (29 Januari 2017). "U Ko Ni, a Prominent Muslim Lawyer in Myanmar, Is Fatally Shot". The New York Times. Diakses tanggal 29 Januari 2017. 
  9. ^ a b c "An assassination rattles Myanmar". The Economist. 3 Februari 2017. Diakses tanggal 3 Februari 2017. 
  10. ^ https://www.reuters.com/investigates/special-report/myanmar-murder-politics/
  11. ^ Shwe Yee Saw Myint; Wa Lone (29 Januari 2017). "Myanmar ruling party lawyer shot dead at Yangon airport". Reuters UK. Diakses tanggal 29 Januari 2017. 
  12. ^ Nang, Saw; Mullany, Gerry (1 Februari 2017). "Myanmar Arrests 4 in Fatal Shooting of Prominent Rights Lawyer". New York Times. Diakses tanggal 7 Februari 2017. 
  13. ^ Mandhana, Niharika (12 April 2018). "A Murder Trial Rekindles Fears in Suu Kyi's Myanmar". Wall Street Journal (dalam bahasa Inggris). ISSN 0099-9660. Diakses tanggal 13 April 2018. 
  14. ^ Moe, Wai (30 January 2017). "Myanmar Says Gunman Killed Rights Lawyer to Undermine Stability". New York Times. Diakses tanggal 17 February 2017. 
Kembali kehalaman sebelumnya