Klumprit, Nusawungu, Cilacap
Desa Klumprit merupakan salah satu desa di Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Menurut cerita rakyat, Desa Klumprit merupakan pemekaran dari Desa Bodo (sekarang: Desa Kedungbenda) yang saat itu memiliki wilayah yang cukup luas. Pada tahun 1920, sebagian warga memiliki keinginan untuk memisahkan diri dari Desa Bodo agar wilayah desanya tidak terlalu luas. Gayung bersambut. Keinginan sebagian warga tersebut disetujui dengan syarat mereka yang menginginkan pemekaran harus trukah atau membuka lahan baru. Warga yang menginginkan pemisahan itupun menyanggupi. Mereka melakukan pembukaan lahan untuk desa mereka yang baru. Sepuluh tahun lamanya mereka trukah. Setelah dianggap cukup sebagai tempat tinggal yang baru, maka warga yang dipimpin oleh pinisepuh, mengadakan musyawarah untuk memberikan nama terhadap wilayah yang akan menjadi desa mereka. Dari hasil musyawarah, disepakati nama desa yang baru tersebut adalah Klumprit. Tak ubahnya dengan nama Kerajaan Majapahit yang diberi nama berdasarkan pengalaman para pembuka lahan yang memakan buah maja yang pahit rasanya, nama Desa Klumprit juga diambil dari pengalaman yang terjadi saat mereka membuka lahan. Konon, saat mereka membuka lahan, banyak kawanan burung emprit di lahan yang mereka buka. Oleh karena itu, disepakatilah nama desa yang baru itu: Klumprit. Berdasarkan catatan yang ada, sejak berdirinya hingga sekarang, Desa Klumprit pernah dipimpin oleh:
WILAYAH DAN BATAS WILAYAH Desa Klumprit terdiri atas tujuh dusun, yakni: 1. Dusun Klumprit Kulon (Dusun 1); 2. Dusun Nusadem (Dusun 2); 3. Dusun Nusaren (Dusun 3); 4. Dusun Nusawaru Wetan (Dusun 4); 5. Dusun Klumprit Wetan (Dusun 5); 6. Dusun Kebon Guru (Dusun 6); dan 7. Dusun Nusawaru Kulon (Dusun 7). Secara geografis, Desa Klumprit berada di ujung timur Kabupaten Cilacap, dengan batas-batas wilayah: 1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Banyumas; 2. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Kedungbenda; 3. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Banjareja dan Karangsembung; dan 4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Nusawangkal dan Nusawungu. MATA PENCAHARIAN Matapencaharian masyarakat Desa Klumprit sebagian besar adalah bertani. Meskipun demikian, tidak sedikit pula yang berdagang, dan ada juga yang menjadi Pegawai Negeri Sipil (sekarang: Aparatur Sipil Negara). Sudah puluhan tahun desa ini menjadi tempat pusat kerajinan bambu dan industri kreatif lainnya. Pada sekitar tahun 1970-1980-an, Desa Klumprit memiliki Pasar Pemerintah yang lokasinya kini menjadi pertokoan di dekat perempatan Dusun Klumprit Wetan. Sayangnya, di desa ini belum tersedia Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) ataupun sejenisnya, sehingga warga yang sakit masih mengandalkan bidan dan pegawai kesehatan (mantri), karena untuk menuju Puskesmas jaraknya cukup jauh ( sekitar 2 km.), tepatnya di Kecamatan Nusawungu. PENDIDIKAN DAN SARANA PENDIDIKAN Pendidikan masyarakat Desa Klumprit bervariasi, mulai dari tamatan SD, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, hingga Perguruan Tinggi. Yang berpendidikan SD rata-rata adalah generasi tua, sedang generasi mudanya sudah banyak yang berpendidikan minimal SMA/SMK/MA, bahkan sudah banyak juga yang berpendidikan tinggi. Di Desa Klumprit, saat ini telah adalah sarana pendidikan mulai dari TK/PAUD hingga SMK. Pendidikan pra sekolah dilayani oleh PAUD KB Putri Intan dan TK Putra Pertiwi yang pengelolaannya di bawah naungan desa. Untuk SD, pada mulanya Desa Klumprit memiliki 4 SD, namun seiring dengan suksesnya Program Keluarga Berencana, maka jumlah anak usia Sekolah Dasar menurun tiap tahunnya yang berakibat adanya Regrouping Sekolah Dasar, sehinga saat ini SD Negeri di Desa Klumprit tinggal tiga, yakni SDN Klumprit 1,2, dan 4. Selain SD, di Desa Klumprit juga terdapat MTs Darussalam dan SMK Negeri Nusawungu. |