Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur
Klender adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Duren Sawit, Kota Administrasi Jakarta Timur. Kelurahan ini berbatasan dengan Kelurahan Jatinegara Kaum dan Kelurahan Jatinegara di sebelah utara, Kelurahan Cipinang Muara di sebelah barat, Kelurahan Pondok Kopi di sebelah timur dan Kelurahan Pondok Bambu dan Kelurahan Duren Sawit di sebelah selatan. Di daerah ini terdapat banyak ruang pamer mobil yang menjual berbagai macam mobil bekas namun memiliki kualitas. Terdapat pula Mall Ciplaz Klender yang terletak di Jl. I Gusti Ngurah Rai. Mall tersebut dahulu terkenal sebagai Plaza Sentral Klender dimana pada Kerusuhan Mei 1998 memakan korban terbanyak pada kerusuhan tersebut. Di daerah ini juga terdapat beberapa tempat usaha membuat mebel yang cukup terkenal di daerah Jakarta Timur. Jalan-jalan utama di daerah ini adalah Jl. Pahlawan Revolusi, Jl. Duren Sawit Raya, Jl. I Gusti Ngurah Rai, dan Jl. Buaran Indah Raya. Adapula Flyover Klender yang menghubungkan antara Klender dengan daerah Jatinegara Kaum. Klender juga terdapat 2 stasiun Kereta Api bernama Stasiun Klender dan Stasiun Buaran yang berada di jalur kereta api antara petak Jatinegara dan Bekasi. Pada jalur yang sama juga terdapat 1 stasiun lain yang menggunakan nama Klender yaitu Stasiun Klender Baru yang sebenarnya tidak berada di Klender melainkan di Pondok Kopi. Kini Klender berkembang menjadi daerah perkantoran/ruko, pusat kuliner dan perbelanjaan seperti Buaran Plaza, Ayam Kremes Kraton, Bebek Kaleyo, Richeese Factory, McDonald's, KFC, dan banyak lagi. Daerah ini dilintasi oleh Banjir Kanal Timur yang disekitarnya terdapat arena jogging track yang sering dipakai sebagai sarana olahraga. Daerah Klender sangat strategis dan sangat cocok untuk perhunian yang jauh dari perkotaan. Kemudahan akses jalan menuju Pulo Gadung, Bekasi dan juga Kelapa Gading. Selain itu, Klender juga mempunyai akses jalan menuju Jatinegara, Tebet, Kuningan, dan juga Jl. Jenderal Sudirman. SejarahPada zaman dahulu daerah ini merupakan daerah yang memiliki banyak rawa-rawa dan jarang sekali penduduk yang tinggal di daerah ini. Belum dapat dipastikan secara jelas tentang sejarah dari daerah ini. Namun beberapa 'urban legend' mengatakan bahwa daerah ini pada zaman kolonial merupakan daerah untuk tempat tinggal para ajudan pemerintah kolonial. Asal-usul nama Klender masih simpang siur dan belum pasti. Banyak yang mengatakan bahwa nama Klender berasal dari kata Kalender, karena pada zaman kolonial daerah yang sekarang menjadi Klender adalah tempat jual beli kalender. Namun adapun yang mengatakan nama Klender berasal dari kata Lendir. Sebenarnya, nama kampung Klender tidak mengacu pada kalender (penanggalan) tetapi lahan yang kecil (Kleinder Land).[1] Sementara, wilayah tetangga kampung Klender diambil dari nama ciri khas rumah di kampung-kampung tersebut: Pondok Kopi berasal dari pondok di kebun kopi, Pondok Kelapa berasal pondok di kebun kelapa dan Pondok Bambu berasal dari pondok di hutan bambu.[1] Fasilitas umum
Angkutan umum
Referensi
|